Andini, wanita lugu yang selalu diperlakukan semena-mena dan diselingkuhi berulang kali oleh suaminya yang main belakang dengan Debora, adik iparnya.
"Mas Bram, kita berhasil menyuntik mati istrimu yang bodoh ini. Kita bisa bebas," ujar Debora tersenyum licik memeluk Bram, suami Andini. "Pinter juga idemu, Sayang." Andini di sisa nafasnya, mencoba melawan namun racun itu sudah menyebar.
"Tuhan, berikan aku hidup satu kali lagi. Aku akan membalas mereka!"
Emma menyesal di detik kematiannya, ia memilih meninggalkan suaminya, Kapten Guan yang dikenal sebagai pria dingin yang diam-diam selalu melindunginya. Semua Emma lakukan hanya untuk hidup bersama Noe, pria yang paling ia cintai dengan tabiat kasar, pemabuk, dan penjudi. Keputusan itulah yang menyebabkan dirinya di ambang kehancuran. Ia kehilangan harga diri dan nyawanya. ******** "Tuhan, jika aku diberikan kesempatan kembali, aku akan memperbaiki semua kesalahanku pada Kapten Guan, suamiku," ujar Emma di akhir hembusan nafasnya. ********** Emma terbangun di dua tahun sebelum kematiannya. Kesempatan itu tidak akan dia sia-siakan lagi. Walaupun seisi dunia sudah tidak mempercayainya lagi. "Enyahlah dari kehidupanku jika itu kemauanmu. Aku tidak bisa mentoleransi perselingkuhan apapun di hidupku," tegas Kapten Guan. "Pak Kapten, aku tidak selingkuh." Apakah Emma berhasil mempertahan pernikahan dan kepercayaan Kapten Guan atau sebaliknya, dia mengulangi kesalahan yang sama untuk kedua kalinya?