Prolog

176 Words
Kartu undangan pernikahan berwarna putih tergeletak di atas meja. Vanessa menatapnya dengan nyalang dan tangan yang mengepal kuat di samping tubuh. Kuku-kuku di jarinya memutih, dan wajahnya memucat. Kepalanya diliputi amarah atas pengkhianatan kedua orang yang tertera dalam kartu undangan tersebut. Raditya Munawar dan Cassandra Nadya adalah orang terdekatnya hingga satu bulan yang lalu, sebelum Vanessa memergoki keduanya sedang berjalan sambil merangkul satu sama lain dengan mesra. Waktu itu, Vanessa berpikir, Raditya atau Cassandra akan memita maaf dan berkata bahwa yang dilihatnya salah paham semata. Namun, yang terjadi jauh dari ekspektasinya. Baik Raidtya maupun Cassandra tidak pernah menghubunginya. Sebulan berlalu, dan kartu undangan berwarna putih di atas meja kerja itulah yang menyambut pagi harinya. Jadi, selama sebulan Vanessa meratapi kekasih dan sahabatnya itu, tidak menghasilkan apa-apa? Raditya sialan! Dia memekik dalam hati. Kalau Raditya dan Cassandra bisa menghancurkannya, mengapa ia tidak? Senyuman sinis mengembang di wajah cantiknya begitu melihat tempat pernikahan Raditya dan Cassandra dilaksanakan. Aula Hotel Asmawarman. Dia tidak akan tinggal diam. Kehancuran yang hatinya terima harus dirasakan kedua orang itu.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD