Prolog

202 Words
Ketika malam semakin larut, juga tak ada rembulan. Bahkan kerlip bintang terlihat enggan untuk menemani tubuh kotor itu saat ini. Hanya sepi, malu, marah, benci, dan dendam yang membungkus tubuh dengan baju seragam SMA yang sudah lusuh. Kesemua rasa menjadi satu dalam benaknya. Terlalu berat. Kepalanya tertunduk memandang aspal jalan di antara kedua kakinya. Kedua tangannya mengepal, menahan amarah. Pundaknya juga berkali-kali naik turun dengan cepat, dan sesekali terdengar isakan. Hari ini, bocah itu pikir hidupnya sudah berakhir. Dia kehilangan sesuatu yang sangat dicintainya! Dia kehilangan seseorang. Seorang kekasih, sahabat, dan keluarga yang selalu ada bersamanya. “Aku akan balas kalian!” geramnya. “Tidak. Aku hanya akan membalasmu. Membuatmu menderita, merasakan malu yang tak berkesudahan.” Bocah laki-laki itu mendongak, menatap langit malam kelam. “Aku bersumpah, akan buat kamu menderita! Seumur hidup kamu, menanggung malu!” . . . . Hai, perkenalkan! Aku bininyachrisevans, selamat datang di cerita Bimo ya! Semoga kalian suka dan seperti pembaca lainnya di banyak platform yang sudah merasakan gemas, kesal, sebal, dan baper mengikuti rangkaian balas dendam Bimo! Jangan lupa tap love dan tinggalkan komentar ya! Jangan lupa juga mampir di cerita aku yang lain, yang enggak kalah seru dan udah bikin banyak pembaca emosi!
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD