Prolog

986 Words
"Aku sangat mencintaimu Ayana." Wanita itu tersenyum lembut kemudian balas memeluk pria yang kini tidak ingin melepaskan diri dari Ayana. "Aku tidak ingin kehilangan dirimu." Tambahnya yang kini semakin mengeratkan pelukannya pada Ayana. Ayana mengelus punggung pria terkasihnya itu. Pria yang hampir satu tahun ini menemaninya dalam suka maupun duka. Kematian kedua orang tua Ayana yang diakibatkan karena kecelakaan, membuat gadis itu dirundung kesedihan yang mendalam. Apalagi dia sekarang tidak memiliki siapa-siapa lagi selain Seungwoonya. Iya... hanya seungwoonya. "Aku juga mencintaimu." Ujar Ayana. Seungwoo melepas pelukannya kemudian menatap wajah sang kekasih dengan intens. Tanpa aba-aba Seungwoo memberikan kecupan hangat yang berubah menjadi lumatan kecil penuh gairah. Ayana tau, Ada yang tidak beres dengan mood Seungwoo. Apalagi ketika mereka sama-sama menuntaskan hasrat surgawi yang entah berapa kalo mereka lakukan tanpa penghalang. "Kenapa?" Ayana bertanya pada Seungwoo sembari menyandarkan kepalanya didada bidang sang kekasih. "Aku hanya tidak ingin meninggalkanmu." Ujarnya seraya mengelus puncak kepala Ayana. Ayana menekuk wajahnya, "Kau tidak boleh meninggalkanku seungwoo!" Ucap Ayana tidak terima. Seungwoo tersenyum, "Aku tidak akan pernah meninggalkanmu." Ayana mengeratkan pelukannya pada Seungwoo. Berharap hari esok segera tiba dan Ayana akan memulai babak baru dalam kehidupannya. Malam semakin larut, Bulan purnama bersinar terang. Lolongan serigala bersahutan ditengah gelapnya hutan. Para serigala menanti kepulangan sang pemimpin mereka. Sudah hampir setengah tahun, Tidak ada kabar mengenai pemimpin klan serigala yang terkenal kuat. Sebuah insiden tak terduga mengharuskan si pemimpin berkultivasi dengan pergi ke dunia manusia. Esok hari, Tepat pada malam bulan purnama ke-7. Mereka akan menjemput pemimpin mereka, Tidak peduli apapun yang terjadi. Pemberontakan antar kasta membuat mereka mau tidak mau menjemput paksa sang pemimpin. Lolongan kedua kembali terdenger, menandakan peringatan yang dikirim oleh mereka karena meminta raja serigala kembali. Pemimpin klan mereka, Orang yang terhormat dan paling kuat. Yahh... mereka harus mendapatkannya. ... "Bagaimana dengan keadaan disini?" Seungwoo bertanya pada Ayana. Mereka menikmati udara pagi sembari berjalan-jalan di pinggir hutan. Ayana mengajak Seungwoo untuk menginap di Villa peninggalan orang tuanya yang memang berada di pinggir hutan. "Sangat sejuk, Aku tidak pernah merasakan hal sesejuk ini disana." Ujar Ayana seraya tersenyum menikmati semilir angin yang seakan meminta permisi ketika melewati sehelai rambutnya. Langkah kaki Seungwoo terhenti ketika mendengar suara lolongan serigala. Ayana bahkan bergidik ngeri ketika mendengar suara yang sangat jelas itu. Berbeda dengan Ayana, Seungwoo malah terdiam, mengerti panggilan yang membuatnya tersadar akan satu hal. "Kita pergi dari sini." Tukas Seungwoo secara tiba-tiba kemudian menarik tangan Ayana untuk bergegas meninggalkan area hutan. "Ada apa?" Ayana bertanya lirih ketika mereka sampai kembali kedalam vila. "Tidak ada." Jawab Seungwoo kemudian menarik Ayana agar kembali kedalam dekapannya. Ayana hanya diam, menikmati pelukan hangat yang diberikan seungwoo ditengah dinginnya keadaan. Perasaan tak enak timbul ketika suara lolongan serigala kembali terdengar. Pelukan itu terasa semakin erat. Derap langkah kaki membuat Seungwoo semakin mengeratkan pelukannya pada Ayana. "A-ada apa?" Ayana bertanya dengan wajah takut. Tiba-tiba seorang pria dengan kemeja putih kusut dan juga celana kain hitam panjang muncul didepan mereka. "Sudah saatnya anda kembali Yang Mulia." "Tidak! Aku tidak ingin kembali!" Tegas Seungwoo sembari menyembunyikan Ayana dibalik pelukannya. Pria itu tersenyum tipis mendengar jawaban dari pimpinannya. "Anda sepertinya belum menemukan kembali ingatan anda yang sebenarnya. Kultivasi anda di dunia manusia telah selesai. Sisi lembut anda sudah bangun untuk menyempurnakan keempat elemen pemimpin." Ayana mendengar itu semua, Iya. Dia sangat jelas mendengar ucapan si pria. "T-tidak! Aku tidak mau." Ayana hany bisa menegang ketakutan dibalik pelukan seungwoo. Saat tiba-tiba pelukan itu perlahan mengendur. Disusul tatapan remeh kedua pria yang ada dihadapannya sekarang. "Siapa wanita ini seungyoun?" Ayana bangkit ketika Seungwoo dengan kasar menjatuhkannya. "Hamba tidak tau yang mulia." Jawab Seungyoun seadanya. Karena pada kenyataannya, Seungyoun tidak tau apa yang terjadi di dunia manusia. "Ingatan anda sudah kembali, Sisi lembut anda berhasil menerima anda. Jadi anda tidak memiliki kepentingan lagi di dunia manusia." Ucap Seungyoun masih dengan membungkuk hormat pada Seungwoo. Ayana tidak sanggup mengeluarkan semua protesnya, Bahkan kejadian yang ada dihadapannya ini bukan suatu hal yang bisa cepat diterima akal. "S-seungwoo." Panggil Ayana dengan suara lirih. "Lancang sekali kamu memanggil saya dengan nama!" Ayana tersentak, Wajahnya menyiratkan ketakutan. "Seungwoo, Kamu sudah berjani tidak akan meninggalkanku." Tambahnya dengan suara melirih. "Cih! Manusia lemah sepertimu tidak pantas kuberikan janji seperti itu." Seungwoo mendelik kearah Ayana dengan wajah sinis. Hati Ayana mencelos mendengar ucapan kejam yang dilayangkan Seungwoo untuknya. Semudah itukah Seungwoo melupakannya? "Seungyoun urus dia, Aku tidak ingin dia menjadi penghalangku untuk memperluas wilayah kekuasaan!" Titah Seungwoo. Ayana yang sedaritadi menahan geram akhirnya bangkit, "BAIK KALAU ITU MAU KAMU! AKU TIDAK AKAN PERNAH MENAMPAKAN DIRIKU DIHADAPANMU LAGI!" Seungwoo tersenyum sinis kemudian pergi darisana. Meninggalkan Seungyoun berdua dengan Ayana. "Anda harus tau batasan anda nona." Ujar Seungyoun. "Kami sudah membawakanmu beberapa uang dan juga harta benda berharga untuk menebus apa yang dilakukan Raja kami kepada nona." Ayana hanya diam. "Tolong anda tutup mulut mengenai kejadian ini dengan dunia luar. Karena makhluk seperti kami adalah incaran kalian. Kalau anda tidak mau dan membantah, Saya terpaksa menghilangkan ingatan anda." Ayana segera menggeleng. Ingatan tentang orang tua dan masa kecilnya tidak ingin dia lenyapkan. Biarlah ia mengingat Seungwoo sebagai pelajaran untuk kedepannya. "A-aku janji tidak akan mengatakannya pada siapapun." Seungyoun menarik kedua sudut bibirnya. Sebelum pergi seungyoun sempat mengatakan, "Ingat ini nona, Kebersamaan yang kalian jalin semasa kultivasi hanyalah Fana. Perasaan yang ada pada raja kami untuk anda hanya sebuah perasaan singgah semata yang bisa pergi kapan saja. Mohon untuk tidak berharap terlalu lebih." Ayana mendecih, "Tenang saja, Aku tidak akan pernah mengganggu kalian." Ayana dengan segera menutup kedua pintunya rapat-rapat, tubuhnya merosot lalu bersandar dibalik pintu. Tuhan... Apakah ini balasan yang ia terima? Kenapa ujian ini terasa lebih menyakitkan? Ayana mencintai Seungwoo dan perasaan itu bukanlah hal Fana yang dikatakan Seungyoun padanya. Ayana memang tulus, Tapi kenapa yang ia dapatkan adalah balasan perasaan fana yang hampa? Malam ini ia hanya bisa menangis meratapi nasib yang begitu mempermainkannya. Semua kejutan-kejutan tak terduga ini membuat kepalanya berdenyut sakit. Besok dia harus pergi meninggalkan tempat ini. Villa dekat dengan hutan dimana klan Seungwoo berada, dan Ayana tidak ingin ia bertemu lagi dengan Seungwoo walau hanya sekilas. Ayana menatap sebuah gelang rantai yang memiliki liontin zamrud kecil ditengahnya. Hati kecilnya kembali berbicara, "Apakah gelang yang kau berikan ini sangat nyata kau berikan dengan perasaanmu?" Lirihnya dengan  suara serak karena lelah menangis. ### Ayo disimpan di rak buku! Jangan lupa wkwkwk TYPO ITU MANUSIAWI Salam Mumumoy
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD