Prolog

238 Words
Hidup itu... aku yang tidak memiliki ibu. Hidup itu... aku yang tidak memiliki ayah. Hingga Kinan berhasil menaklukan dunia mencekamnya bersama Agung, dan dipersunting oleh Bam. Kinan tumbuh dari gadis biasa, dan berkembang menjadi wanita tangguh. "Aku merasakan benar-benar hidup sejak... memiliki keluarga bersama Bam." Kebahagiaan menghampirinya, setelah keputusan menikah bersama Bam ia lakukan. Tapi tidak bertahan lama. Karena hidup sepinya kembali hadir. Ketika keluarga Bam memutuskan putranya untuk menceraikan Kinan yang keguguran dan tidak mampu diharapkan lagi melahirkan keturunan. Tiga tahun, Bam mencoba memastikan keluarganya, tapi insiden itu terjadi. Kinan pergi—mengalah—dan memilih membesarkan kandungannya—yang tidak diketahui—sendiri. Sebagai wanita dewasa, Kinan akan tetap bersikap selayaknya. Kinan tidak membatasi putranya bertemu dengan Bam. Tapi, bagaimana bisa dilanjutkan pertemuan keluarga kecil itu? Jika sang putra tidak menganggap keberadaan Bam, yang diperkenalkan oleh Kinan sebagai 'ayah' Kanu.... * Karena kebahagiaan itu selalu beriringan dengan kesedihan, maka sama hal nya dengan pria yang kodratnya beriringan dengan wanita, begitu juga sebaliknya. Menentang takdir Tuhan, sama saja menjerumuskan diri sendiri pada hasil yang menyesalkan nantinya. Percayalah, bahwa semua yang membahagiakan tetapi sebenarnya salah untuk dilakukan, pada akhirnya hanya akan membawa luka, penyesalan, kekecewaan. Jika Kinan memutuskan menyakiti dirinya sendiri, dengan menolak mendekat serta beriringan dengan lawan jenisnya... entah bagaimana ceritanya. Namun, Bara hadir, menyadarkan semua pada Kinan. Tetapi perasaan cinta itu selalu beriringan. Bukan dengan kebencian, tapi cinta beriringan dengan kepergian. Cinta datang, dan harus ada cinta yang pergi juga.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD