Prolog

229 Words
Ganis terpana saat pertama kali bertemu dengan calon suaminya, Prana Guntara yang berumur 32 tahun. Tubuhnya tinggi, berkulit kecoklatan dan wajah yang tampan. Namun, ada kejanggalan yang di rasakannya. Yaitu aura dingin yang di timbulkan, membuat tubuhnya mengkerut kedinginan. Orang berkenalan untuk pertama kalinya, biasanya akan berusaha memberikan kesan terbaiknya. Akan tetapi, orang yang satu ini beda sendiri. Jangankan mau basa-basi menyapa, untuk senyum saja sangat pelit. Sombong! Pikirnya, mentang-mentang perwira yang sudah berpangkat tinggi. Eh, tentu saja Ganis buta soal pangkat-pangkatan militer kayak gini. Tidak pernah terpikirkan untuk mencari tahu, tidak punya teman orang militer juga. Pokoknya Ganis tidak mau menikah dengan gunung es itu. Bisa-bisa hidupnya akan merana nanti, merasa ngeri, batinnya. Ada duduk di sebelah tubuhnya saja, sudah merasa beku, apalagi dalam pelukannya. Bisa-bisa dirinya jadi patung es abadi. Iuh! mana ada yang mau? "Tidakkkk!!!" Ganis berteriak dalam mimpinya. Untung saja tubuhnya masih berkeringat, menandakan bahwa suhu tubuhnya tidak dalam keadaan dingin membeku. Namun, Ganis tetap harus menikah dengan Prana. Kalau tidak? Namanya akan dicoret dari daftar nama keluarga. Uh! kuliahnya masih dua tahun kedepan dan dirinya belum kepikiran untuk mandiri lepas, dari kenyamanan yang diberikan oleh orang tuanya. Ngapain sih orang tua suka jodohin anak mereka, tanpa pikir panjang dulu? Hanya karena hubungan baik atau harta benda. Mesti harus anaknya yang dikorbankan? Bagaimana coba, saat Ganis menghadapi malam pertamamya? Penasaran?? Baca terus ceritanya ya ....
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD