PROLOG

592 Words
Felica Gremory Roulette, lagi-lagi wanita itu kembali menyibukkan diri dengan berkas-berkas di hadapannya. Dan lagi-lagi ia melewatkan makan siangnya hanya untuk menyelesaikan pekerjaannya yang tak kunjung selesai. Menyelesaikan beberapa dokumen transaksi hingga memeriksa keuangan perusahaan miliknya yang setiap tiga bulan sekali membuka cabang di banyak negara. Bisnis yang ia miliki terbilang cukup gemilang, di tambah dengan pemasukan yang berasal dari pemerintah dunia karena telah menjadi anjing pemerintahan yang baik selama dua puluh tahun terkahir ini. Seorang lelaki memasuki ruangan sunyi itu dengan langkah senyap, ia menatap Ibunya yang terlalu giat bekerja sampai mengabaikan kesehatannya. Lelaki itu mendekat dan sudah pasti Ibunya mengawasi gerak geriknya setelah ia memasuki ruangan kerja wanita itu. "Mom, kau tidak melihat jam lagi?" tanya lelaki itu sambil menatap tajam Ibunya yang sedang fokus dengan berkas-berkas di tangannya. "Aku sibuk, Salamander. Lebih baik kau bermain dengan adik-adikmu," jawab Felica tanpa menoleh ke arah putra sulungnya. Salamander Gremory Roulette, ia adalah putra pertama Felica dengan gen yang sama dengan yang dimiliki oleh Alucard. Kontur wajah mereka hampir sama, begitu tegas dan tatapan mata mereka berdua yang benar-benar menusuk.  "Mom, aku di sini. Berhenti mengerjakan pekerjaanmu dan ikut aku berkumpul dengan yang lainnya," Salamander langsung menarik tubuh mungil Felica dan menggendongnya keluar ruangan. "Salamander, tubuhku memang lebih kecil darimu, tetapi berhenti menggendongku!" "Tidak akan, mereka sudah berkumpul dan menunggumu, Mommy." jawab Salamander. Seperti biasa anak lelakinya itu selalu bisa membuatnya berkata ya, tanpa ingin berdebat lebih lanjut. Salamander membawanya ke ruang tamu khusus keluarga, di sana hanya boleh di masuki oleh keluarga inti Roulette. Bahkan tamu penting pun tidak di perbolehkan memasuki ruangan itu. Termasuk Cancri yang merupakan anak White, tidak diperbolehkan memasuki ruangan yang luasnya seratus meter persegi itu. Felica dapat melihat semua anak kandungnya kini telah berkumpul, dan ayah-ayah mereka yang sedang duduk dan menatap tajam ke arah Salamander. "Ada apa kalian berkumpul?" tanya Felica sambil mengerutkan kening. "Istirahatlah, kau terlalu keras bekerja hingga lupa jika kau memiliki suami!" jawab Alucard tajam dan Felica hanya mengerucutkan bibirnya. Felica memilih duduk di samping Salazar yang hanya memainkan rambutnya dan tersenyum ke arah Felica. Seperti biasa, putra keduanya itu mulai bermanja-manja dengannya. Karena Salazar memilih tinggal di Las Vegas untuk mengurus kasino milik Xavier, jadi ia jarang ke Mansion utama untuk bertemu Felica. Salazar Gremory Kanae, nama Roulette sengaja tidak disandingkan padanya. Xavier sengaja melakukan hal itu agar Salazar terlndungi, mengingat lelaki bersurai panjang berwarna putih itu memiliki kepribadian ganda seperti Felica. Mata humanoidnya cukup membantu semua pekerjaannya. Di sebelahnya ada lelaki berwajah manis dengan rambut sebahu, lelaki itu adalah anak ketiga Felica dengan Nero. Glizart Kanae Roulette, tidak seperti ayahnya yang terbilang cukup lumayan pendiam dan patuh akan perintah Felica. Glizart lebih menyerupai VIcente yang terlalu aktif dan suka menyusahkan kedua kakak dan juga adiknya. Berbanding terbalik dengan putra terakhir Felica, Neveriaz Kanae Roulette. Neveriaz yang merupakan anak Felica bersama Vicente itu tidak terlalu banyak bicara. Neveriaz terbilang cukup pendiam dari ketiga kakaknya. Kejeniusan VIcente menurun padanya, tetapi tidak membuatnya terlihat bodoh seperti ayahnya. Meski pendiam, Neveriaz selalu tersenyum untuk orang-orang yang dikasihinya. Namun, hari damai itu mulai terganggu. Terganggu akan adanya banyak gangguan dari masa lalu. Keberadaan Avellyn yang mulai terlacak, di tambah dengan gangguan besar yang membuat Felica murka. "Mom, aku mendapatkan berita bagus untukmu," ujar Salazar saat yang lain sedang fokus membahas misi. "Apa itu?" tanya Felica sambil mengelus surai putih putranya. "Seseorang yang kau benci, ia akan datang untuk menyelamatkan putranya," jawab Salazar dan semua itu membuat Felica terdiam sejenak. "Bereskan wanita itu dengan perlahan, Salazar." Titah Felica dengan senyumannya yang memudar. "Sesuai perintahmu, Mommy." ***
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD