Sky untuk AmyraDiperbarui pada Nov 23, 2023, 07:36
BAB 1
Rain rain go away come again another day , Myra wants to play , rain rain go away .. "
Ku sapu pandanganku ke segala arah sambil bersenandung layaknya anak kecil . Menunggu hujan yang tak kunjung reda sejak bel pulang sekolah berbunyi . Semua anak-anak sudah pulang , hanya tersisa aku yang masih duduk santai diruang kelas sendiri . Enggan rasanya beranjak dari tempat , entah kenapa suka banget sama suasana hujan . Aromanya , suara air hujan yang jatuh ke atap , tetesan air yang menyentuh pepohonan . Bikin perasaan nyaman .
"Emang hujan kalo di nyayiin begitu bakal berhenti ya Ra ? " . Suara seseorang membuyarkan lamunanku . Seketika ku putar kepalaku mencari sumber suara dan kudapati seseorang dengan rambut acak-acakan basah karena hujan , berjalan menghampiriku yang sedang duduk disudut kelas . Dengan malas kujatuhkan kepalaku ke meja sambil memasang hoodie rapat-rapat . Males banget denger suara satu ini , bikin usahaku buat ngelamun jadi buyar .
" Ra .. " panggil suara itu sekali lagi . Sambil perlahan duduk disebelahku .
"Apa sih , sumpah ya lo ganggu " . Jawabku jutek , menatapnya sekilas lalu menarik hoddie ku lebih dalam .
" Dih kan gue cuma tanya Ra " .
Malas berdebat , aku kembali memalingkan pandanganku keluar jendela . Hujan belum menunjukkan tanda-tanda akan reda . Mau pulang sekarang pun pasti basah . Lupa banget nggak bawa payung tadi pagi . Mau tetap nunggu hujan reda , tapi males banget ada makhluk satu ini . Makhluk yang nggak pernah ngebiarin aku sendirian meski sebentar . Semacam punya radar yang bisa nemuin keberadaanku dan muncul dimana aja , heran .
"Nih , pake payung . Pulang gih udah sore mau nunggu sampe jam berapa lo disini ? " . Sambil menyodorkan sebuah payung , dia beranjak bangun dari duduknya . Aku seketika menoleh memperhatikan payung yang dia kasih .
"Apa ? Gue baik kan . Nggak usah bilang makasih . Jangan lupa dibalikin " . Ucapnya tengil sambil berlalu meninggalkanku yang masih terdiam . Menepuk puncak kepalaku pelan lalu berjalan meninggalkan ruang kelas . Sosoknya semakin menjauh dan hilang diujung lorong sekolah .
"Dasar nyebelin " . Ucapku seraya bangkit dari tempat duduk dan bersiap untuk pulang . Ku ambil payung pemberian Sky , sekilas senyum terbit dari bibirku .
Ya , seperti itulah kelakuan makhluk nyebelin yang bernama Sky , orang yang sudah menemaniku semenjak kepindahanku beberapa tahun lalu . Cowok famous se SMA Nusantara yang digilai banyak cewek . Postur tubuhnya yang tinggi tegap dengan kulit putih bersih . Hidung mancung , alis tebal dan tatapan matanya yang tajam menambah kesan cool buat cowok seusia Sky . Jago main basket dan sedikit urakan membuat semua cewek yang melihatnya jatuh cinta . Dan akhirnya akulah yang jadi sasaran kebencian mereka karena hanya aku satu-satunya cewek yang ada di circle pertemanan Sky selain temen gank nya yang cowok semua . Awalnya aku cuek . Nggak perduli juga dengan tatapan anak-anak lain saat mereka melihatku duduk santai di kantin dikelilingi oleh Sky dan teman-temannya . Atau saat aku berjalan di lorong kelas dengan Sky yang mengikutiku dibelakang sambil memainkan bola basketnya . Hingga semakin lama banyak yang menunjukkan sikap tak suka mereka karena kami terlihat dekat . Mulai dari meletakkan surat di loker kelas biar aku nggak deket sama Sky , ngerjain aku di toilet sekolah , sampai ada yang nekat samperin aku ke kelas hanya untuk mengancamku menjauhi Sky . Aku tetap cuek . Aku bukan tipe orang yang gampang takut dengan hal-hal receh semacam itu . Mereka nggak tau aja , aku bahkan udah ngalamin hal yang lebih gila dari apa yang mereka lakuin . Aku Cuma geli aja , sinetron banget nggak sih ? Haha . Tapi itulah kenyataannya . Saat ku bilang pada Sky untuk berhenti deket sama aku dia cuma bilang , "Nggak mau , gue cuma mau deket sama lo aja bocil " . Lah kok bocil ? Iya , bocil adalah panggilan 'sayang' Sky ke aku semenjak kejadian aku minta dia buat temenin beli balon karakter di pinggir jalan . Lalu saat aku merengek kepadanya untuk mampir ke arena lukis anak-anak saat kami lari pagi bersama di taman komplek . Entahlah , hal-hal seperti itu terasa menarik aja buatku . Walaupun di mata Sky , aku jadi seorang bocil yang sebentar lagi lulus SMA . Bocil yang punya segudang rahasia yang enggan dia bagi dengan dunia .