Cinta, Tawa, BahagiakuDiperbarui pada May 6, 2022, 03:51
bahagiaku adalah tawa yang tiada henti setiap hari. seriap pagi aku terbangun dari tidur, aku selalu berfikir bahagia apa yang akan aku lalui hari ini. kisah bahagiaku berawal dari masa SMA ku. pagi itu aku bangun sudah ada didalam mobil, yaa ayah dan ibuku memiliki usaha toko grosir di pasar, dan aku adalah anak penakut yang selalu tidak mau ditinggal dirumah sendiri.
setiap pagi aku bangun pindah di mobil untuk tidur dan setiap jam stgah 7 aku dibangunkan oleh dobrakan pintu mobil, sambil mengomel "bangun, kamu sudah besar, masak harus dibangunin." itulah yang dilakukan ayahku setiap pagi. aku bangun bergegas mandi di kamar mandi umum alias tolilet umum di pasar.
kebetulan SMA ku tidak jauh dari tempat kerja ayah ibuku. kebiasaanku adalah selalu mencari teman yang mau aku antar jemput setiap hari biar ketika masuk sekolah jalan dari parkiran gak sendrian kayak orang bego. capek sih sebenarnya antar jemput temen. tapi sekali caraku bahagia berbeda. "pagi om, yesi ada om?" sapa ku, "pagi... ada didalam yesi, kamu apa gak capek antar jemput yesi setiap hari?" tanya ayah yesi "gak om, saya gak ada temen kalau ke sekolah" padahal ya capek banget lah. "yesiii... ayo berangkat udah siang kasian temenmu nungguin" teriak ayah yesi "iya pah, yesi pamit berangkat dulu ya pah" "permisi om berangkat dulu" "iya hati2"
sesampainya disekolah karna parkiran jauh selalu harus nuntun motor dari gerbang sampai parkiran. aku tidak sengaja berpapasan dengannya. dengan dia yang selalu membuat aku sesak.
dia tidak pernah menyapaku, tapi dada ku yang tidak bisa aku kendalikan. sesak sekali.
yesi selalu bilang "tuh tuh tuh" "diem lu smbil cubit tangannya" aku bergegas lari. pagi itu pelajaran matematika entah kenapa aku gak bisa fokus, dadaku sesak, tangan gemetar, pandangan kabur, tiba2 gelap tidak terasa aku terjatuh dari bangkuku. dibawalah aku ke UKS. aku pingsan karna lupa sarapan. pas aku bangun tiba2 ada dia yang dengan ketusnya ngasih teh hangat "nih minum, jangan manja" gak tau kenapa aku gak bisa bales kata2 itu, lemes badan mau ambil gelas aja kayak gak mampu. "teh itu panas banget, bisa minta sendok biar bisa minum sedikit2" "kan udah dibilangin jangan manja, pakek nyuruh2" seketika dia menunpahkan teh ke piring kecil lalu meniupnya "gak ada sendok, jangan aneh2 ya... ini UKS bukan warung" "iya makasih". entah kenapa tangan aku yg lemah menjatuhkan piring kecil teh panas itu mengenai tanganku aku teriak kesakitan. dia panik dan langsung mengelap tanganku. kita gak sengaja berpandangan. dadaku, jatungku, semua sesak semua berdenyut dengan cepat. tapi itu semua buyar karna ada teriakan cewek "sayang..." seketika tanganku dilepas. dalam hati "hah? sudah ada pasangan... gak gak gak ini gak akan bner" " hhmmm dio makasih ya, aku udah enakan aku kembali kekelas dulu" "gak mau aku antar?" "gak usah aku bisa sendiri" "sayang kamu selesai kelas jam berapa?" iya wanita itu nita, cantik elegan sempurna. dio hanya diam gak menjawab ucapannya smbil pergi membereskan kasur yang basah karna tumapahan teh tadi.
"dio kok diem aja, kenapa sih? kamu masih marah sama aku karna aku pergi malem2 sama temen2 aku?" "ayolah dio kita kan udah gede bebtar lagi lulus, msak gak bisa sneng2 sih" "kita putus" ucap dio " gak bisa aku gak mau" "kita selesai.. silahkan kamu pergi dengan teman2mu"
tiba2 dio pergi dari UKs dan gak papasan dengan aku yg masih berdiri di tembok belakang pintu.
sampai dikelas aku sudah dsambut yesi dengan berbagai pertanyaan kenapa dan ada apa "yes entar aja ya critanya, nanti kamu balik sndri gak papa2 kan??? motor aku pakai aj, aku biar dijemput ayah aku sbntar lagi, titip absen ya" "oke2 hati2 ya"
aku jalan didepan pos satpam sambil keluarin hp mau telpon ayah biar dijemput.
tiab2 ada suara motor "ayo naik!!!" "hah???" masih kaget kenapa ada ini orang. "tapi aku...." "gak usah banyak omong ayo naik cepetan" akhirnya aku dibonceng dia. tiba2 tangan dio menarik tanganku buat pegangan di pinggang dia.
gak tau lagi gimana menjelaskan bahagiaku waktu itu. tiba2 dia mengajak aku kesuatu tempat. bukit bintang namanya. "loh kok kesini???" "turun!!!" dia cuma diam diatas batu besar dan pemandangan nya indah banget. tiba2 dia langsung memeluk aku.
tubuhku yang kaku dan lidah yg gak bisa ngmg kaku cuma bisa bisa berdiri tegak. tanganku dengan ragunya mengayun mengusap kepalanya perlahan. mungkin bahagiaku tidak berada dibahagiamu.
kamu sedang tersesat dipersimpangan jalan.
lalu ada aku itu saja.
tak lama dia menceritakan tentang dia dan nita. dan aku cuma bisa diam dan mengusap tanganya sambil bilang "lihat itu pemandangan seindah itu hanya buat jadi saksi kamu bersedih. itu rugi bgt dio." gak berapa lama dia mencium aku dan entah kenapa tubuh ini menolak tangan langsung menampar laki2 itu.
"jangan jadikan aku pelarianmu. jangan jadikan aku persinggahan hatimu yg hancur, maaf aku pergi"
dio masih berdiri disitu smbil tertunduk.