Hai, kalian bisa menemukan saya di platform; Innovel, F i c t u m (f i z z o), Novel Life (L i b r i), H0tBuku (HB), Kw(i)kku, KBM App, J o y l a d a dan WP.
“Ibumu bilang kau harus menikah denganku untuk membayar hutang-hutangmu. Kalau begitu, sekarang bayar hutangmu dengan pelayanan terbaik, Nona ...”
Aluna Berliani, gadis 22 tahun itu tidak pernah menyangka ibunya sendiri akan menjualnya hanya demi melunasi hutang. Desakan serta ancaman yang dia dapat memaksanya menuruti semua keinginan sang ibu.
Bagas Gavindra, pria 28 tahun dengan diagnosis PTSD terpaksa menerima Luna sebagai istrinya. Hal itu dilakukan hanya demi wujud baktinya kepada sang mama. Namun, pernikahan yang masih seumur jagung itu tiba-tiba saja retak saat Bagas mendapati fakta mengejutkan tentang istrinya. Sebagai seorang pria, Gavin tidak akan memaafkan hal itu.
WARNING 21+
Kau terlihat cantik, apa kau sedang berusaha menggodaku, Nona?” Damian mengangkat sebelah alisnya, menarik dagu gadis muda yang tampak begitu manis itu.
Damian Kenneth memilih Agatha Alice—asisten muda dari pusat penyalur tenaga kerja—untuk menggantikan asisten lamanya yang sudah berumur. Namun, siapa sangka jika kehadiran Alice membuat dia terpesona. Setiap gerakan yang Alice cipatakan mampu membuat Damian terhanyut, dia menyukai gadis mungil itu.
Akan tetapi, Alexis, kekasihnya seakan membenci kehadiran Alice yang dianggap sebagai ancaman. Rupa Alice yang begitu mirip dengan mantan kekasih Damian terdahulu membuat Alexis merasa khawatir jika tiba-tiba kekasihnya itu malah jatuh hati kepada Alice.
Lantas, bagaimana kisah ini akan berakhir. Siapa yang akan Damian pilih di antara mereka? Mungkin kah Alexis yang selalu memegang kendali itu, atau Alice yang hanya gadis muda lulusan balai pelatihan?
Ketika sebuah bukti tak cukup mengungkapkan fakta, saat sebuah pengakuan tak dianggap kenyataan, maka orang-orang akan menyebutnya dengan ... Clandestine!
Annelis terpaksa meninggalkan kota tempatnya tumbuh menjadi gadis dewasa. Pengkhianatan Ziyan yang diam-diam merencanakan pernikahan dengan sahabatnya seminggu ke depan membuatnya putus asa. Annelis pergi merantau ke luar kota, mencari pekerjaan untuk menopang kehidupan Amira.
Aarav terpaksa menerima Annelis untuk bekerja di perusahaan omnya karena melihat sebuah catatan kecil di kertas milik gadis itu.
“Sebuah kekalahan harus dibalas dengan kekalahan, begitu juga dengan kematian!”