Pagi-pagi sekali Cala sudah bangun dan menyiapkan segala keperluannya untuk MOS dia begitu senang untuk menjadi anak SMA
Sambil berlari-lari Cala berteriak "Selamat pagi semuanya..."
"Selamat pagi Cala jelek..." Goda sang Abang yang memakai setelan dokter
"Cie... Yang mau jadi anak SMA tapi, kok badannya masih tetep pendek," goda sang Kakak
"Cala udah tinggi kok, coba lihat,"
"Tinggi kok tapi tetap aja gemuk,"
"Tapi, kayaknya Cala itu anak pungut yang di temukan di tempat sampah," ujar sang kakak
Bundanya menyumpal mulut kakak dengan tisu. " Kamu ini kalau ngomong sembarangan bunda yang mengandung dan melahirkan kalian,"
Kakak menggaruk kepalanya yang tidak gatal itu sambil cengengesan "Maapkuen kakak Bunda,"
"Sudah-sudah cepat makan nanti kalian terlambat," lerai sang Ayah
Mereka makanan menikmati sarapan tanpa keributan dan hanya ada suara sendok
"Mbak mau di berangkat sama siapa?" Tanya sang Ayah
"Kalau sama mereka pasti sibuk, Cala mau berangkat Sama Ayah kan kita satu arah," jawab Cala
"Yasudah selesaikan sarapannya,"
Beberapa saat kemudian "Mbak Cala udah selsai Ayah,"
"Ayok berangkat tapi, semuanya udah lengkap kan nanti mbak lagi yang di hukum,"
"Udah semuanya kok kan di siapkan sama Aa dan Abang kalau kakak mah buat Mbak Cala kesel aja,"
"Mbak Cala berangkat dulu yah Bunda, Abang, kakak dan Aa nanti ketemu di sekolah," pamit Cala kepada mereka
Cala sangat bersemangat masuk sekolah barunya dan berkenalan dengan orang-orang baru
Mobil sang Ayahnya melaju dengan kecepatan sedang
"Mbak Cala harus jadi anak baik jangan nakal," Kata Ayahnya yang sedang fokus menyetir
"Mbak gak pernah nakal kaya kakak,"
"Makanya dari itu, kalau ada yang jahatin mbak Cala, mbak harus lapor sama Mas Nendra atau Aa langsung pokoknya mbak jangan kecapean,"Ucap Cala sambil memeluk tangan Ayahnya "Iya Ayah ku... Mbak akan dengerin perkataan Ayah,"
SMA Bima sakti begitu terpampang besar nama itu sekolah yang bergengsi dan hanya orang yang tertentu saja yang masuk di sana.
"Cepat turun nanti kamu telat lagi," suruh sang Ayah
Sambil mensalim tangan sang Ayahnya "Mbak Cala pamit dulu Ayah hati-hati jangan ngebut-ngebut,"
Cala berjalan menuju lapangan "Wahhh besar sekali sekolah nya, kayaknya Cala akan betah disini,"
"CALA...," Teriak seseorang
Cala kembalikan badannya ternyata "Ane... Ahhhhh ternyata kita satu sekolahan," peluk Cala dengan erat
Ane melepaskan pelukan Caka "Bukan nya kita udah janjian yah buat satu sekolah bareng,"
Cala cemberut "Ane mah gak asik ah,"
"Udah-udah ayok kita ke lapangan aja nanti takutnya telat,"
Ane dan Cala pergi kelapangan ternyata banyak yang sudah datang dan berbaris
"KALIAN... AYOK SINI BARIS," teriak senior itu
"Ayok Cala kita lari," sambil menarik tangan Cala
Cala dan Ane pun berbasis seusai dengan instruksi kakak senior
"Cala di belakang aja biar gak kepanasan," Kata Ane penuh perhatian
"Ane gimana?"
"Gimana apanya kalau gw baik-baik aja kan di depan gw orangnya tinggi,"
Cala hanya membalas dengan anggukan
Di atas sana Geng Blood sedang memperhatikan Calon siswa dan siswi baru mereka tidak mengikuti kegiatan itu apalagi menjadi ketua OSIS begitu mustahil bagi mereka. Lebih baik berdagang kebab punya Mandra
Rata-rata orang yang mengikuti itu hanya orang-orang ingin membalas dendam dan sisanya hanya nampang saja.
Nendra Merokok sambil memperhatikan gadisnya itu yang sedang kepanasan walaupun sudah di tutupi oleh tubuh tinggi Ane
Bima hanya memakan kebab punya Mandra
"Lo mah kerjaan nya itu cuman bisa makan aja gak pernah bayar," Mandra begitu kesal karena sudah kelima kalinya Bima memakan dagangnya
"Lu kan kaya Bim kenapa lu gak bayar sih," heran Arjuna
"Banyak noh yang belum bayar selain gw,"
"Siapa aja emangnya yang belum bayar?" tanya Nakula
Bayu belum bayar 30rb, Wisnu apalagi 50rb, Surya juga, Indra juga, Karna juga belum bayar bukan gw aja kan yang belum bayar,"
"Gw heran sama kalian kan uangnya juga separuh nya buat khas kita Mandra juga pasti nanti gak dapat keuntungan nya kalau kalian kek gini terus," Nakula memberikan mereka nasehat
"Gw yang bayar," ucap Nendra sambil memberikan uang lima ratus ribu kepada Nendra
"Nah itu udah di bayarin sama sih bos," kata Bima dengan entengnya
Berbeda dengan mereka yang sedang melakukan mos
"Perkenalkan naman saya Mahendra putra Kurniawan saya selaku ketua OSIS semoga kalian bisa mengikuti kegiatan ini dengan lancar tanpa hambatan apapun," jelas Mahendra
"Kakak lu ganteng juga yah Cal,"
"Dia itu Aa bukan kakak," kesal Cala
"Terserah lu aja deh,"
"Keluarkan semua barang kalian jika tidak ada yang membawa siap-siap kalian akan di hukum," ucap Senior cewek
"Dia siapa sih kok galak banget," tanya Cala
" Dia itu kakak kelas yang ngejar-ngejar ketua geng yang disini tapi katanya sering di tolak gitu," jelas Ane
"Ohhh... kaya gitu toh,"
"YANG DI TENGAH JANGAN NGOBROL SENDIRI," Teriak Sita
Cala yang mendengar itu pun takut dia tidak berani jika dia harus berhadapan dengan Sita yang begitu galak pastinya dia akan kalah saing dengan Sita lebih baik dia harus berhati-hati mulai saat ini dan jangan berurusan dengan Sita.
"Kalian boleh istirahat waktunya hanya setengah jam dan habis itu kalian harus kumpul lagi disini PAHAM?"
"PAHAM KAK," Jawab mereka semua
Cala dan Ane pun pergi ke kantin saat ke kantin dia bertemu dengan Nendra
"Jangan makan yang pedes apalagi es," ucap Nendra sambil memberikan ia s**u Milo dan yogurt
"Khem... perhatian banget sih, mau juga punya pacar kaya Nendra,"
"Apaan sih Ane," Cala tersipu malu
"Ayok kita makan aja," ajak Ane
Mereka duduk di bangku kosong
"Lu mau makan apa?"tanya Ane
"Mau makan nasi goreng aja jangan lupa beliin es krim mumpung disini lagi gak ada siapa-siapa,"
Ane pun melangkah menuju penjual untuk mesan makanan
"Bu nasi goreng dua, es teh manis satu sama es krimnya dua," kata Ane kepada pedagang itu yang separuh baya
"Oke neng, nomer berapa?"
"Nomer 7 yah Bu saya tunggu,"
Kantin itu Begitu ramai karena banyak yang beli banyak juga aneka macam makanannya
"Udah mesen nya?" Tanya Cala
"Udah kok tenang aja,"
Tanpa menunggu lama Makanan mereka pun datang dan siap di santap
Setelah makan nasi goreng mereka makan penutup yah itu es krim sambil menikmati es krim mereka berbincang-bincang tanpa Cala sadari Mahendra ada di belakang Cala
"Cala es krim nya enak?" tanya Ane
"Enak banget,"
"Yakin lu gak di marahin sama abang-abang lu?" tanya Ane sekali lagi
"Mereka kan gak ada jadi santai aja,"
"Tapi kan salah satu dari mereka ada coba lu lihat di belakang,"
Cala memutar badannya ternyata Aa nya ada di belakang "Aduh," Kata Cala di dalam hati
"Udah bisa bandel yah sekarang,"
Sekarang kalian baris kelapangan," titah Mahendra kepada dua gadis itu
"KALIAN HARUS MENGUMPULKAN TANDA TANGAN SEBANYAK MUNGKIN JIKA KALIAN TIDAK MENGUMPULKAN NYA KALIAN AKAN DI HUKUM,"
"Dari hitungan ketiga kalian harus mencari kakak senior dimana pun,"
"SATU.... DUA... TIGA GO!"
Mereka pun mencari Kakak senior yang sedang bersembunyi
"Kita ke Aa dulu aja deh,"
Saat mereka tiba di Mahendra banyak sekali orang-orang yang meminta tanda tangan Ane dan Cala menunggu mereka bubar dulu baru nyamperin Mahendra
"Aa minta tanda tangannya dong,"
"Ini aja udah ada tanda tangan nya lengkap," Mahendra memberikan dua kertas kepada adiknya dan temannya
Mereka mengumpulkan kertas itu ke Kakak senior
"Sekian MOS hari ini kurang dan lebihnya saya minta maaf, selamat kalian sudah resmi menjadi Siswa dan siswi Bima Sakti,"
Cala yang mendengar itu pun langsung memeluk Ane "Kita jadi anak SMA,"
"Iya gw tahu,"