bc

VERSUS

book_age12+
411
IKUTI
1.4K
BACA
love-triangle
possessive
badboy
goodgirl
independent
brave
self-improved
confident
sweet
like
intro-logo
Uraian

Setelah melakukan survei, beginilah sekiranya jawaban dari para pemberi informasi;

Lintang Arthur, siapa yang tidak kenal dengan seorang ketua osis SMA Ganesha? Atlet olahraga SMA Ganesha ini terkenal dengan berpewatakan kasar, emosian, dan terlihat playboy karena banyak didekati perempuan.

Sedangkan Kevin Angkasa adalah wakil ketua osis SMA Ganesha. Dikenal sebagai anak kesenian SMA Ganesha, membuat dirinya dinilai berpewatakan lembut, penyabar, dan terlihat pemilih karena tipe - tipe orang yang mencintai perempuan dengan tulus.

Apakah benar sifat mereka berdua seperti itu? Ataukah hanya terlihat berdasarkan penilaian 'luar' nya saja? Jadi, siapakah yang akan menguak sisi mereka sebenarnya?

Dan bagaimanakah jadinya apabila persaingan sengit yang selalu terjadi antara mereka berdua ditambah dengan hadirnya sosok perempuan yang berpengaruh diantara hidup kedua nya?

[©wildblackrose]

chap-preview
Pratinjau gratis
Berawal dari Sini
"Lo senyum mulu sih sok ramah." "Lo marah - marah mulu kayak anak remaja baru puber." Adu mulut yang terjadi setiap kali mereka bersandingan sudah tidak diherankan lagi. Orang – orang yang melihat mereka juga merasa bahwa hal itu tidak perlu dipertanyakan lagi karena merupakan hal yang lazim. Dan perselisihan diantara mereka berdua terus berlanjut hingga sampai pada acara paling ditunggu orang lain, tapi tidak untuk mereka. Khususnya Lintang. "Ya, selamat atas masa jabatan Lintang Arthur sebagai ketua osis dan Kevin Angkasa sebagai wakil ketua osis di kepengurusan osis  SMA Ganesha yang baru," sambut laki - laki paruh baya yang berdiri tegap berbalut jas hitam di atas podium. Suara tepuk tangan bergema di dalam aula SMA Ganesha yang sangat besar dan sudah dihias mewah ini. Beberapa wajah baru di barisan kursi paling depan yang mengenakan rompi berlambang osis SMA Ganesha lengkap dengan senyum di wajahnya itu menjadi daya tarik utama pada acara ini. "Gue menang," ujar Lintang kasar. Lintang berfikir bahwa jabatan yang baru saja didapatkannya ini menjadi tolak ukur bahwa dirinya jauh lebih hebat dibandingkan dengan seorang Kevin Angkasa. Sangat mengerti bahwa dirinya akan dijatuhkan sejatuh – jatuhnya oleh Lintang pada saat ini, Kevin pun hanya membalas perkataan Lintang dengan senyum dingin nya, "Ya, gue kalah." "Baguslah lo masih mau mengakui kekalahan," sindir Lintang menahan tawanya yang hampir keluar. Mengerjai Kevin, ataupun melihat dirinya kalah karena sesuatu, terutama diri Lintang sendiri, adalah kepuasan dan kebahagiaan tersederhana yang dinikmati Lintang. Saat Lintang ingin turun dari panggung karena tidak tahan bersebelahan dengan rival satu tahun nya itu, tiba - tiba perkataan Kevin menghentikan langkahnya. "Lo gak bisa profesional dikit ya?" tukas Kevin tajam. Tatapan mereka berdua beradu, membuat beberapa orang di sekitar mereka langsung menjauh. Bagaikan air dan api, mereka berdua tidak pernah akur sedikitpun, dimanapun, dan untuk segala alasan apapun itu. Tetap mengabaikan bahwa sekarang dirinya menjadi pusat perhatian, rahang Lintang langsung mengeras, "Sejak kapan lo bisa nyuruh - nyuruh gue?" Amarah Lintang yang mudah sekali tersulut hanya karena ucapan sederhana Kevin yang tidak bermaksud untuk mengusiknya membuat Kevin menghembuskan nafas pelan dan memalingkan wajah, "Dasar bocah.” Lintang hampir saja meraih kerah seragam putih Kevin jika tidak mendengar suara kencang yang membuatnya langsung menutup telinga. "ANGKASA!!!" Perempuan berambut panjang sebahu itu berlari kecil dengan senyum yang sangat khas di wajahnya. Dengan cengiran lebar yang menampilkan deretan giginya yang putih bersih, aura keceriaan yang selalu berada bersamanya, serta gaya berlarinya yang seperti anak kecil mengejar balon nya yang terbang. Beberapa orang di sekeliling tempat itu spontan menoleh dengan ekspresi wajah yang bisa diprediksi sangat terganggu. Kini, orang itu yang berganti menjadi pusat perhatian dengan lirikan sinis semua pasang mata yang melihatnya. Sudah menjadi hal yang biasa jika respon seperti itulah yang didapatkan dirinya. Akhirnya mereka melakukan tos yang sudah menjadi tradisi di antara keduanya bila bertemu satu sama lain. Kevin langsung menarik Keyla untuk berdiri di sampingnya dengan tangan kanan yang dengan santainya terangkul di bahu Keyla. "Gue nunggu panggung sepi biar bisa ngobrol sama waketos baru," seru Keyla tersenyum meledek sambil mengangkat kedua alisnya. "Lebay." Bukan nya Kevin yang membalas, justru Lintang yang dengan tidak sopan nya, ikut menimbrung pembicaraan mereka. Sering sekali dirinya Lintang dihadapkan dengan sebuah momen yang membuat dirinya sendiri sangat muak untuk melihatnya. Melebihi dari sebuah iklan di televisi yang diulang hingga tiga kali. Keyla hanya melirik Kevin, meminta penjelasan dengan apa yang dilakukan rekan kerjanya selama satu tahun mendatang itu. Kevin memejamkan matanya perlahan tanda bahwa Keyla harus mengabaikan sindiran Lintang itu. "Jangan sombong  - sombong ya sama gue, Sa," ledek Keyla mencairkan suasana kembali. Seperti adik kecil yang selalu tidak ingin ditinggal pergi oleh kakaknya, Kevin kembali merekatkan rangkulan nya pada Keyla, "Iya, Key. Tenang aja,” Di tengah obrolan hangat Keyla dan Kevin, di pandangannya, Keyla melihat Jody yang sedang mengalungi kamera dan sibuk mengambil foto siswa siswi SMA Ganesha untuk dimasukkan pada buku tahunan. Menurut Keyla, Jody adalah pilihan yang tepat dalam masalah dunia visual. Apalagi mengingat foto – foto i********:-nya yang sangat berkualitas, dan juga video youtube-nya yang sudah menarik cukup banyak subscribers di channel-nya. Sehabis ini, Keyla akan meminta bayaran kepada Jody karena baru saja mengangkat namanya. "Jody!" Satu panggilan itu cukup membuat Jody menoleh dan berjalan ke arah mereka. Jody yang merasa terpanggil menunjuk dirinya bermaksud untuk memastikan, dan dengan satu  anggukan Keyla, Jody berjalan menghampiri mereka. "Fotoin gue sama Angkasa dong. Jangan lupa pasang di buku tahunan ya," kata Keyla menahan tawanya. Begitulah Keyla, berusaha santai dan ramah untuk semua orang di sekitarnya. Terutama, jika dirinya sedang bersama Kevin. Jody hanya mengangguk, sementara Kevin menggelengkan kepalanya sambil tersenyum. Setelah satu foto terambil, Keyla membuka suara lagi, "Sa, gayanya yang lucu dong sama gue. Biar kayak anak jaman sekarang." Lelah dengan permintaan Keyla yang selalu saja di luar kepala dan juga ucapan nya yang aneh – aneh tidak karuan, Kevin menggeleng, "Gak ah. Gue kan selalu cool." Karena dengan beberapa kali usaha Keyla mencoba membujuk Kevin, tetap saja Kevin menolak keras dan dirinua justru dibalas dengan sarkasme Lintang yang selalu saja menyakiti hati Keyla. Akhirnya, Keyla hanya menanyunkan bibirnya bete. "Ngomong  - ngomong Key, foto lo sama Kevin mau dipasang di buku tahunan bagian apa?" tanya Jody sambil memegangi kameranya. "Angket," jawab Keyla cepat. Lalu, Keyla menatap Kevin dan tersenyum, "pasangan terbaik." Jody hanya mengangguk dan akhirnya berlalu. Kevin pun tersenyum simpul. Dan Lintang yang masih dengan posisi di samping Kevin, berusaha untuk menyibukan diri melihat ke sisi ruangan yang lain karena sudah cukup muak dengan apa yang akan dilaluinya sepanjang hari ini. Tidak lama setelah itu, para senior kelas dua belas naik ke atas panggung dan mengerubungi ketua osis dan wakil ketua osis SMA Ganesha yang baru itu. Air muka Keyla pun berubah sangat drastis. Di tengah ramainya sesi foto dadakan bersama Kevin dan Lintang, ada beberapa kakak kelas yang justru dengan sengaja mendorong, menginjak kaki, dan bahkan dengan terang – terangan menatap sinis Keyla dan memintanya untuk segera menjauh dari Kevin. Yang Keyla hanya bisa lakukan adalah diam dan menunduk, hanya bisa berharap bahwa Kevin menerobos kerumunan dan membelanya. Tetapi, harapan yang terlalu tinggi itu hanya bisa menyakiti hati. "Kev, foto sama gue ya." "Kevin, foto bareng gue juga dong." Perlahan, Keyla pun mundur dari lingkaran itu. Yang Keyla harapkan hanyalah kedua pasang mata Kevin menatap Keyla seperti meminta jawaban, bolehkah-dirinya-foto-bareng-para-fans-nya-ini. Tetapi kenyataan nya, Kevin tidak memberikan lirikan nya sedikitpun untuk melihat kehadiran Keyla. Sederhananya, Kevin tidak memperdulikan Keyla. Dengan sekejap mata, Keyla merasa dirinya telah tergantikan begitu saja. Kesal, Keyla berlari keluar dari aula, berniat untuk masuk ke dalam kelasnya di tahun pelajaran baru. Keyla langsung merebahkan dirinya di kursi yang sudah ditempati tas kecilnya itu. Bahkan Keyla sampai mengingat bahwa dirinya belum mengucapkan selamat jumpa untuk Kevin. Justru, hal kecil seperti itulah yang sangat berharga untuk Keyla. Beberapa menit kemudian, bel sekolah berbunyi dan para teman baru Keyla masuk satu persatu. Ada beberapa teman kelas sepuluhnya yang juga menjadi teman kelas sebelasnya lagi. Satu persatu wajah ia coba sapa tanpa melewatkannya satupun. Hingga akhirnya, satu wajah yang sangat tidak Keyla harapkan, masuk ke dalam kelasnya. "Lah, lo ngapain masuk ke sini?" tanya Keyla sambil menunjuk Lintang. Membuat seisi kelas melihat ke arahnya. Banyak orang yang lebih memilih untuk diam tidak berani berurusan dengan Lintang. Yang benar saja, dirinya seperti api yang dengan sangat mudahnya menggelegar, dan hanya teman – teman sepermainan nya di kelas olahraga lah yang menganggap dirinya tidak seberbahaya itu. Lintang hanya membalas dengan kerutan di dahinya. Mengingat hari pertama di kelas sepuluh, Lintang dengan herannya pertama kali melihat perempuan yang sudah telat, ditambah dengan memakai sepatu yang beda sebelah. Dan semenjak saat itulah, Lintang menilai bahwa Keyla cocok mendapat label perempuan aneh versi dirinya. Lagi - lagi merasa dirinya baru saja terintimidasi, Keyla mencolek teman di sebelahnya selama satu tahun sebelumnya itu, "Bell, Lintang satu kelas sama kita?" Dengan helaan nafas panjang, perempuan anggun nan cantik yang tergabung dalam kelas drama itu berbisik pelan pada telinga Keyla, "Kalo enggak, ngapain dia masuk ke sini, Key." Keyla hanya bisa mengangguk dan memperhatikan Lintang secara diam – diam tetapi berlangsung terus menerus. Sementara Lintang yang duduk dua meja menyerong kanan di belakangnya hanya berusaha mengabaikan Keyla dengan segala hal – hal aneh yang diperbuatnya. Sampai akhirnya, Keyla teringat pada sesuatu. "Bell, Angkasa kok belom masuk kelas ya?" tanya Keyla heran sambil mengedarkan pandangan ke sekeliling kelas. Mendengar pertanyaan Keyla, hati Bella mendadak sakit seperti terhantam dinding yang keras. Menyadari bahwa Keyla tidak bisa melepaskan sosok Kevin dalam hari – hari sekolahnya, Bella memegang kedua pundak Keyla dan tersenyum, "Kevin gak sekelas sama kita, Key." Dan dengan jawaban sederhana itu, Keyla berusaha ikut tersenyum dan menahan air mata di pelupuk matanya. Bahkan Keyla baru menyadari hal itu. Ya, dia tidak satu kelas dengan Angkasa. Itu artinya, Keyla kehilangan seseorang yang berarti untuk dirinya.

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

Saklawase (Selamanya)

read
69.7K
bc

Jodoh Terbaik

read
183.1K
bc

LAUT DALAM 21+

read
299.6K
bc

Suddenly in Love (Bahasa Indonesia)

read
77.8K
bc

Sweet Sinner 21+

read
918.3K
bc

DIA UNTUK KAMU

read
39.9K
bc

MANTAN TERINDAH

read
10.0K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook