Kecanggungan

804 Kata
"Gimana beberapa hari ini gak sekelas sama gue, Sa?" tanya Keyla menyikut tangan Kevin yang ada di samping nya. Kevin menengok, "Ha?" Keyla menghela nafas, "Ya apa yang lo rasain gak sekelas sama gue lagi buat satu tahun ke depan?" "Gak gimana gimana" jawab Kevin singkat. Kesal, Keyla cemberut, "Oke ya lo gitu sama gue, Sa. Cukup tau aja" Kevin menggeleng, "Gue bercanda" Keyla terdiam sambil menunjukan ekspresi ekspresi wajah nya yang menjengkelkan. "Oh jadi ceritanya ngambek nih?" tanya Kevin meledek. Tiba tiba Kevin menarik lengan Keyla sambil berjalan menuju salah satu meja, "Jangan ngambek ah. Gak seru" Diam diam Keyla senang, ia hanya mengikuti Kevin yang tidak melepaskan lengan nya hingga akhirnya mereka berdua duduk pada meja di ujung kantin. Tidak ada angin tidak ada hujan, masuklah Lintang yang bercucuran keringat dengan seragam yang basah. Sadar dengan kehadiran Kevin di sebrang sana, Lintang meneruskan jalan nya ke arah penjual air mineral di kantin tanpa melirik sedikitpun ke arah Kevin. Lintang langsung mengambil air mineral, memutar tutup botol, dan meneguk nya. "Habis hujan - hujanan, huh?" sindir Kevin memerhatikan nya. Sebuah tatapan sinis Lintang tertuju seakan langsung menusuk bola mata Kevin. Botol air mineral di genggaman Lintang itu langsung beristirahat tenang di kantung celana nya. Perlahan tapi pasti, Lintang terus berjalan menuju Kevin yang menyandarkan tubuhnya di meja kantin. Sampai akhirnya, Lintang berhenti persis di depan Kevin. Kedua mata mereka saling bertemu, tatapan emosi dan tatapan tenang pun menjadi satu. Seperti di film film, keadaan kantin mendadak menjadi sangat sunyi. Semua orang di kantin memperhatikan mereka berdua. "Lo mau sok asik nih ceritanya?" tanya Lintang dengan seulas senyum tipis nya. "Nge-gas banget, bro" jawab Kevin dengan tawaan kecil di akhirnya. Tidak suka emosi nya terus dipancing, Lintang memegang bahu Kevin, membuat suasana menjadi tambah mencekam. Untuk kesekian kalinya, Lintang tersenyum sinis lagi, "Gue tau apa maksud lo" "Emang apa maksud gue?" tanya Kevin balik. Rahang Lintang mengeras, "Tutup mulut lo atau gue yang bakal bikin gebetan cewe lo itu nyesel?" "Gebetan?" kali ini Kevin menampakkan raut wajah nya yang benar benar tidak mengerti siapa yang dimaksud dengan Lintang. Lintang terkekeh pelan, "Cewe yang berharap banget sama lo". Jari telunjuk Lintang dengan tegak menunjuk Keyla yang ada di belakang Kevin, "Siapa sih nama lo? Ah bodo, gak penting buat di inget" Sekarang Kevin mengerti dan mengerutkan kening nya, "Dia cuma temen gue" "Aduh Keyla, kasihan banget ya lo masuk friendzone" teriak Lintang yang sehabis itu langsung pergi meninggalkan Kevin. Keadaan tetap sunyi. Semuanya tidak beranjak dari mana pun sampai akhirnya Kevin dengan komunikasi lewat gerak bola mata nya membuat Jerry yang dikenal dengan salah satu teman sepermainan Kevin itu datang menghampirinya. Jerry agak menunduk agar Kevin dapat membisikkan sesuatu di telinga nya. "Buat suasana nya kayak biasa lagi" bisik Kevin pelan. Mengerti, Jerry pun mengangguk. Kevin melirik sekilas Keyla yang masih menunduk tidak tau ingin berbuat apa itu. Lalu dengan beberapa detik kemudian, langkah kaki Kevin terdengar jelas sampai ia keluar dari kantin.   ☆~○~☆   "Lintang" Panggilan dari suara yang sudah tidak asing di dengar Lintang karena tahun ajaran baru ini membuat nya menoleh. "Gue mau ngomong sama lo" ucap nya dengan suara yang melirih. Lintang memutarbalikan tubuh nya, "Cepetan. Waktu gue gak banyak" Keyla berjalan menghampiri Lintang dengan air mineral yang ia genggam di tangan kanan nya. Sampai hentakan kaki itu berakhir, Keyla baru membuka suara, "Maksud lo apa mempermalukan gue di depan umum kayak gitu?" Lintang tersenyum sinis, "Bukan nya udah banyak yang tau tentang lo yang ngejar ngejar Kevin terus?" Air mata sudah berlinang di pelupuk kedua mata nya, "Ya tapi... Lo gak bisa ngertiin perasaan cewe apa?" "Apa yang harus gue ngertiin dari cewe yang menghabiskan waktu nya hanya untuk satu cowo yang bahkan selama ini jelas jelas menganggapnya hanya sebatas teman?" BYURRR! Kalimat panjang satu nafas yang diucapkan Lintang sukses menbuat Keyla tidak bisa menahan amarahnya lagi. "Apaan sih?" tanya Lintang dengan nada marahnya karena kini ia terbalut oleh seragam yang basah. Keyla mencoba tersenyum ditengah air mata nya yang mengalir, "Itu tanda biar lo sadar kalo orang kayak lo itu gak punya perasaan" Botol air mineral yang sudah kosong itu Keyla lempar ke lantai sehingga menimbulkan suara yang cukup menggema di koridor yang sudah kosong. "Kalo bukan cewe, udah abis lo sama gue!" teriak Lintang. Keyla tetap menghiraukan teriakan Lintang dan terus berjalan sepanjang koridor. "Kalo banci mah banci aja!" ledek Keyla. Tiba tiba ada suara dobrakan pintu yang membuat keduanya menoleh ke ujung koridor. "Arthur, Arthura!" Teriakan mengerikan yang satu itu membuat keduanya langsung menoleh ke sumber auara terkutuk itu. Dan mereka mendapati seorang pria paruh baya berkumis tebal Pak Darwan yang berdiri di depan pintu sambil menatap keduanya tajam. "Masuk ke ruang guru. Sekarang!" Dan ya, mereka berdua sampai lupa bahwa ruang guru terletak di ujung koridor yang sedang mereka pijaki ini. Sungguh mengenaskan.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN