"Sa!!"
Keyla yang melihat Kevin bersama teman teman nya sedang duduk bersandar di salah satu pilar koridor, langsung berlari menghampiri dan tanpa ragu ragu mengambil posisi duduk di sebelah nya.
"Tumben keluar nya lama" seru Kevin sambil menoleh melihat Keyla.
"Tadi abis piket, Sa" jawab Keyla.
Bingung dengan ketidakbiasaan Keyla, Kevin mengerutkan dahi nya, menunggu apa yang akan dikatakan Keyla selanjutnya.
Keyla menghela nafas pelan, "Dihukum"
Kevin sontak menyipitkan mata nya, "Kok bisa?"
"Gara - gara siapa lagi kalo bukan Lintang" keluh Keyla kesal.
"Emang lo kenapa lagi sama dia?" tanya Kevin.
Bukan nya Keyla yang menjawab, tiba - tiba Tata sudah duluan membuka mulut, "Itu loh Kev, Keyla sama Lintang debat tadi di pelajaran nya Bu Siti"
Tidak aneh memang jika Tata yang justru menjawab, karena kini mereka sedang berada di tengah tengah teman satu tongkrongan nya. Disana ada gabungan antara teman - teman Kevin dan teman - teman Keyla.
"Abisnya dia suka ngeledek gue, Sa. Terus kadang bawa - bawa lo juga. Kan nyebelin" ujar Keyla.
"Oh jadi ceritanya Keyla ngebelain Kevin nih?" ledek Yudha yang menyengir bahagia.
Keyla melempar Yudha dengan bungkus chiki yang habis dimakan Fero, "Sok tau banget sih lo k*****t"
Tidak ada angin tidak ada hujan, Kevin berdiri dan melampirkan tas di bahu kanan nya, "Gue duluan, ya"
"Mau kemana, Sa?" Keyla refleks bertanya
Kevin menoleh dengan tatapan teduh nya yang membuat perempuan - perempuan lain rasanya ingin terbang, "Auditorium"
"Gue ikut, ya?" mohon Keyla yang menatap dalam dalam bintik mata Kevin.
"Gak ada yang ngelarang" jawab Kevin dengan seulas senyum tipis nya.
Keyla menyengir dan ikut berjalan di samping Kevin. Melewati koridor yang ramai dengan para siswa siswi dan tentu saja sesekali menyapa kedua nya.
***
Hingga saat mereka berdua berjalan melewati lapangan indoor, disana juga tidak kalah ramai karena sedang ada pertandingan futsal.
"Sa, gak mau liat?" tanya Keyla sambil melirik lapangan.
Kevin menggeleng, "Sejak kapan gue suka ngeliat orang orang yang berkeringat?"
Keyla mengangguk dan mengerti, "Okelah"
Sejujurnya, Keyla sangat kecewa dengan jawaban Kevin. Karena ia juga tidak mau ketinggalan dengan berita berita baru yang tentu saja pasti akan ada disana. Ditambah lagi, Keyla sangat menyukai olahraga.
"Disana kan ada Lintang" tambah Kevin yang melihat tatapan kecewa di mata Keyla.
Tepat saat Keyla ingin menanggapi Kevin, bola yang ditendang kencang itu melambung tinggi dan mendarat kasar mengenai kepala Keyla.
"Woi kepala gue" seru Keyla sambil memegangi kepala nya dan berdiri tidak seimbang.
Sontak Kevin membantu Keyla untuk duduk dan bersandar pada tembok, sementara ia mengambil bola itu dan berjalan menuju lapangan.
Melihat seorang Kevin Angkasa berjalan memasuki lapangan, seluruh yang ada di sana mendadak terdiam dan memperhatikan nya.
Kevin berhenti di tengah lapangan dengan memegang bola di tangan kanan nya. Sementara tangan kirinya di masukan ke kantung celana.
Sudah bisa ditebak, Lintang lah yang berjalan duluan menghampiri Kevin dengan tatapan sinis nya yang sangat khas.
Kedua nya berdiri tegap di tengah luas nya lapangan, bertatapan dingin, tatapan permusuhan, merasa sekarang hanya ada mereka berdua.
"Ngapain lo kesini?"
Ternyata Lintang lah yang membuka mulut duluan.
"Menurut lo?" Kevin balik bertanya.
Lintang tersenyum sinis, "Mau ngajakin main futsal one by one?"
Kevin balas tersenyum, "Karena kalo gue ngajak lo ngelukis, gak mungkin kan?"
"Lo wasting time banget sih. Ini di lapangan dan mereka mau nonton futsal, bukan di auditorium dan mau nontonin lo drama" seru Lintang dengan suara kencang dan rahang nya yang kini mengeras.
"Minta maaf sama Keyla" ujar Kevin.
Lintang memutar kedua matanya jengkel, "Gue sibuk. Sana lo pergi"
"Bukan nya anak olahraga tuh ngaku nya gentle ya?" tanya Kevin.
"Emang. Bukan anak kesenian yang hm, lembek lembek ya?" jawab Lintang tambah meledek.
BRUKKK!
Dengan satu pukulan, Lintang jatuh tersungkur di tengah lapangan. Membuat semua nya melongo kaget.
Kevin berjalan mendekati Lintang dan menunduk, "Itu buat Keyla"
Lintang yang ingin membalas segera di tahan oleh Rio. Sementara Kevin berjalan keluar lapangan dan kembali menghampiri Keyla.
Kevin berjongkok di depan Keyla dan memegang pipi nya, "Key, lo udah gak papa?"
Keyla mendongak dan tidak bisa berkata apa apa ketika wajah Kevin hanya berjarak beberapa senti dari wajah nya.
Kevin akhirnya membantu Keyla berdiri, "Masih pusing gak? Kalo masih, mending gue bawa lo ke UKS"
Keyla menggeleng, "Udah engga kok"
Akhirnya mereka berdua kembali berjalan menuju auditorium.
☆~○~☆
Ketika sampai disana, ternyata tidak kalah ramai nya juga seperti di lapangan. Para anak kesenian melakukan kegemaran nya masing masing. Mulai dari bermain alat musik, drama, sampai menyanyi dan menari.
"Gimana ekskul kesenian? Semuanya lancar, Sa?" tanya Keyla memecah keheningan.
Kevin mengangguk dan akhirnya duduk disamping beberapa orang yang sedang fokus dengan kanvas nya., "Ekskul kesenian mah gak pernah ada hambatan, Key"
Sewaktu Kevin berusaha untuk mulai menarikan kuas nya di atas kanvas, tiba tiba tangan nya bergetar.
Keyla menoleh, "Itu tangan lo kenapa merah, Sa?"
Kevin meletakkan kuas nya kembali seperti semula, "Tadi gue nonjok Lintang"
Bulu kuduk Keyla langsung naik, dan mulutnya menganga lebar. "Ah tadi gue gak ngeliat sih! Kalo ngeliat, gue sorakin tuh Lintang!" kata Keyla.
Kevin hanya tersenyum.
"Terus, kenapa tangan lo gemeteran kayak gitu?" tanya Keyla.
"Gue gak biasa berbuat dosa dengan tangan gue. Jadi nya tangan gue merasa bersalah" jelas Kevin.
Kedua mata Keyla menyapu sekeliling audoturiom dan berhenti pada suatu lukisan yang di pajang tidak jauh dari tempat ia duduk. Keyla menarik tangan Kevin hingga berhenti didepan lukisan itu.
"Kenapa?" tanya Kevin.
"Gak tau kenapa, gue suka lukisan ini" ujar Keyla tampak kagum.
"Itu gue yang buat" jawab Kevin ringan.
Keyla langsung menoleh dan mendorong bahu Kevin, "Alah boong kan lo, Sa"
Kevin mengacak acak rambut Keyla, "Terserah lo aja deh ah"
Keyla memperhatikan lukisan wajah close up seorang perempuan itu, "Kenapa lo ngelukis wajah close up orang? Biasanya kebanyakan kan ngelukis pemandangan gitu, Sa"
"Karena gue bisa melihat apa yang oranglain gak bisa lihat"
Dengan jawaban sesingkat itu, sukses membuat Keyla merinding untuk yang kesekian kalinya.
"Terus...lo berniat gak suatu saat nanti gitu ngelukis wajah seorang perempuan yang real ada di hidup lo?" tanya Keyla hati hati.
"Tentu. Dan pasti nya perempuan itu yang bener bener berarti di hidup gue"