bc

Happy Eid, Fitri!

book_age18+
7
IKUTI
1K
BACA
family
badboy
drama
bxg
like
intro-logo
Uraian

Pulang kampung tidak selalu menjadi hal baik.

Kadang kau yang diberi kejutan dengan perjodohan tiba-tiba, mungkin!

~ Fitri Sukma Jelita

.

Pulang kampung kali ini menjadi tragedi.

Bisa saja kau mendengar kekasihmu menikah dengan orang lain di bulan Syawal ini, mungkin!

~Raya Ahdan Fadhillah

.

Diceritakan dengan sudut pandang orang pertama milik dua protagonis utama dan juga alur maju-mundur, cerita ini mengisahkan tentang balas dendam dari seorang pria yang dikhianati oleh wanitanya lalu dari balas dendam itu dirinya menjalani pengalaman cinta baru yang tak pernah terpikir sebelumnya.

Ray mendapati kekasihnya dinikahkan tiba-tiba dengan pria lain, karena ternyata wanita itu telah mengandung anak dari pria tersebut.

Seiring berjalannya waktu, Ray masih belum melupakan dan mengikhlaskan hubungan mereka.

Di suatu kesempatan, pria tersebut memiliki jalan untuk balas dendam. Yaitu dengan menikahi adik dari suami sang mantan kekasih.

-

Ray: "Fitri, katakan dengan jujur di mana kakakmu dan istrinya bersembunyi!"

Fitri: "Kenapa Pak Ray sangat penasaran dengan rumah tangga kakakku? Apa ... kau memiliki hubungan istimewa dengan kakak ipar?"

Ray: "Kamu penasaran? Aku akan beritahu kamu alasanku kenapa sangat mengejar mereka berdua! Tapi ... bukannya kamu sedang membayar puasa hari ini?"

Fitri: "Iya, memang apa hubungannya?"

Ray: "Kamu bisa batal puasa jika aku katakan alasannya sekarang."

Fitri: "???"

chap-preview
Pratinjau gratis
1. Fitri - Aku Bisa Merasakan Dusta Itu!
“Saya menerima perjodohan dengan Fitri, InshaAllah.” Bagai petir yang menggelegar di tengah terik matahari, bunga pun gugur di musim semi. Aku hanya bisa menahan napas sambil meremas erat tepi gamis yang tengah kukenakan. “Alhamdulillah! Ini rezekimu, Nduk!” Ibu mengusap-usap punggung sambil sesekali memelukku. Dia juga mencucurkan air mata, tapi bedanya ... air mata dari ibu adalah air mata haru penuh kebahagiaan. Kalimat yang diucapkan oleh pria itu, bagaikan emas suasa yang dihadiahkan untuk kedua orang tuaku. “Nak Ray, bapak sama sekali tak mengira kamu berkenan untuk menjadi suami dari anak bapak. Karena ... kamu tahu sendiri, kami ini ... berasal dari keluarga yang kurang mampu, tidak sebanding dengan Nak Ray!” Begitu pula dengan bapakku, dia begitu bahagia dan merasa sangat bangga sambil melebarkan tawanya di depan pria tersebut.. Iya, Rayyanza Abdullah, atau yang aku kenal dengan nama Pak Ray. Pak Ray selama ini memantau proyek yang aku kerjakan secara daring. Aku mengenalnya dari kakakku, sementara kakakku entah mengenal pria ini dari mana. Waktu itu dia hanya menawari pekerjaan dengan gaji dua digit yang bisa dikerjakan dari rumah dan sesuai dengan bidangku, seorang ahli dalam bidang data. Tapi apa? Sekarang tiba-tiba dia datang ke rumah melamarku. Aku merasa dia tiba-tiba mengirim petir tanpa ada angin dan hujan yang mendahului. “Neng Fitri, mulai sekarang kamu harus semakin baik sama Nak Ray. Dia atasan kamu juga, kan, kalau di kantor?” Ibu bertanya sambil mengusap air matanya. Aku menatap pada binar mata ibu yang terlihat penuh harap padaku. Seakan dari mata itu berkata, jika aku harus setuju dengan apa pun yang dia ucapkan. Memang benar dia atasanku jika kami di kantor. Tapi beruntungnya, aku sangat jarang ke kantor. Diri ini terdiam, membiarkan angin sepoi yang masuk lewat jendela menjadi penjara kesunyian dalam ruangan ini. Bukannya aku tak bahagia, ketika ada seorang pria mau dijodohkan denganku meski kami tak saling mengenal. Apalagi, pria ini merupakan salah satu mentor dan juga atasan di tempat kerjaku. Tapi ... lihatlah, aku ini terlalu cupu untuk dirinya yang sangat tak terjangkau. “Fitri anak yang baik di kantor. Saya sering melihat kesehariannya jika kami sedang bekerja.” Bariton dari pria berkacamata yang duduk di samping bapakku seakan mewakili jawaban yang tak kuucapkan. “Cih, keseharian apa? Bukannya aku datang ke kantor hanya sekitar dua bulan sekali. Dia memang pandai mengarang!” Semakin aku curiga saja padanya, karena sudah jelas dia tak pernah melihat keseharianku. Tapi kenapa dia bilang begitu? “Syukurlah! Kami bahagia saat mendengar kakaknya Fitri memiliki kenalan untuk dijodohkan dengan adiknya. Saya sangat-sangat bersyukur.” Sekali lagi bapak mengucapkan rasa syukur yang seharusnya tak perlu diucapkan. Karena, hatiku merasa tak ada hal baik yang bisa disyukuri dari perjodohan ini. Dia sama sekali tak mengerti, betapa aku dan Pak Ray ini sama sekali tak memiliki alasan untuk menikah. “Ayo, Nak Ray! Dinikmati kuenya.” Kutatap stoples yang berjajar di atas meja. Aku membuat isi dari stoples itu sejak beberapa hari sebelum lebaran. Bermodalkan resep yang kulihat dari tayangan daring, akhirnya tangan ini berhasil membuat suguhan yang bisa aku banggakan di hari raya. Tapi ... tak pernah aku berharap untuk memberi satu gigitan saja pada pria itu. “Ini semua Fitri yang buat. Masih belajar, semoga Nak Ray menyukainya.” Ibu semakin menyodorkan stoples-stoples tersebut sambil membuka tutupnya satu per satu. Ada apa dengan orang tuaku ini? Hanya karena dia adalah atasanku, lalu kakak yang bilang dia sedang mencari istri dan kebetulan aku adalah anak gadis yang jomblo, seenaknya saja mereka menerima perjodohan untukku! Ya, semua ini karena kakakku yang mengenalkan pria ini pada ibu dan bapak. “Ayo, Fit. Dideketin itu Nak Ray, biar dia makin nempel sama kamu ....” Suara bisikan ibu begitu gatal di telingaku. Rasanya bulu kuduk langsung merinding jika mendengar pria berkacamata di depan ini harus ‘nempel’ denganku. “Jadi, Pak, Bu! Saya di sini hanya mendapat kabar dari Adam, jika adiknya sudah siap untuk menikah dan belum memiliki calon. Keadaan tersebut kebetulan sama dengan keadaan saya sekarang. Ditambah lagi, saya dan Fitri sudah saling mengenal. Sehingga menurut saya, tak ada salahnya untuk dicoba.” Sambil dia mencicipi salah satu kue buatanku, pria tersebut mengucapkan kalimat konyolnya. Setelah menghela napas sejenak, dia melanjutkan ucapannya. “Lalu ... mumpung ada waktu di hari lebaran ini, saya memutuskan untuk datang ke rumah Neng Fitri agar bisa bertemu dengan orang tua Neng Fitri. Semoga kehadiran saya tidak mengganggu momen lebaran kalian.” “Oh, tentu tidak! Kami sangat bahagia kedatangan tamu begini.” Suara bapak yang tidak kalah menggelegar tentu saja sangat menyambut baik basa-basi yang diucapkan Pak Ray. Aku hanya bisa diam sambil menatap kosong terhadap drama di depan mataku. Mungkin sedikit gerakan dari bibirku akan mereka artikan sebagai senyum lebar. Terserah sajalah! Otakku sendiri seakan buntu untuk memikirkan rencana menolak perjodohan. “Nak Ray! Kalau boleh tahu ... posisi Nak Ray di perusahaan itu apa, ya? Pangkatnya apa?” Ibuku kini memulai pertanyaan tabu yang tak seharusnya diucapkan. Kulirik wanita yang sudah melahirkanku ini, tapi aku yakin dia tidak akan mengerti arti dari tatapanku. “Saya ... adalah sekretaris dari CEO. Bisa dikatakan, saya adalah orang kepercayaan dari pimpinan tertinggi perusahaan.” Jawaban Pak Ray terdengar seperti sedang membanggakan diri sendiri di telingaku. Tentu saja, kalimat itu menjadi bahan bakar untuk kemunculan pertanyaan tabu yang berikutnya. Dengar saja! “Oh, jadi ... bisa dibilang, orang kedua tertinggi di perusahaan Nareswara ya?” Suara medok bapak kali ini sangat girang. “Gajinya besar, kan? Sebulan berapa kira-kira. Dua kali lipat UMK Jakarta? Apa tiga kali lipatnya?” Rasanya aku ingin mengubur diri mendengar pertanyaan ibuku untuk Pak Ray. Mataku melotot semakin lebar ke arah ibu, tapi aku yakin jika perempuan ini tak akan pernah paham arti dari pelotot mata dariku. Mereka pun lanjut mengobrol sementara telingaku kututup dengan angin kosong. Maksudnya, walau aku mendengar obrolan mereka, tapi aku mencoba untuk tidak menggubris semuanya. Aku menolak perjodohan ini. Penolakanku mungkin lebih besar daripada keinginanku untuk naik gaji di perusahaan. Tapi tak ada seorang pun yang mengerti. Mereka berpikir, selama ini aku tak memiliki pacar itu tujuannya agar mereka seenaknya bisa menjodohkanku dengan siapa pun tanpa persetujuanku? Memang, Pak Ray sangat tampan. Jika kalian tahu, orang kedua yang paling tampan setelah CEO kami, itu adalah sekretaris CEO-nya. Ya, itulah Pak Ray. Karismanya sebagai lelaki dingin berkacamata dengan tubuh tinggi dan selalu tampak rapi, membuat ia tak kalah memancarkan pesona yang memikat setiap dia berjalan di samping CEO. Semua karyawati perusahaan pasti memperhatikan dua pria tersebut dan berharap bisa memacari salah satu dari mereka. Dulu, aku juga menjadi salah seorang dari karyawati yang mengagumi mereka berdua. Sampai akhirnya ... aku merasakan ada sesuatu yang tak biasa antara kakakku, Adam, dengan Pak Ray. Entah mereka melakukan taruhan atau apa, yang jelas keterlibatanku dengan menjadi wanita yang akan dipersunting oleh Pak Ray ini bukan sesuatu yang biasa. Maksudku, perjodohan ini bukan sebuah perjodohan biasa. Beberapa bulan terakhir aku selalu merasa tak enak hati setiap Pak Ray berada di dekatku. Apalagi jika dia menanyakan akan keberadaan kakak, entah kenapa hatiku selalu tak tenang. Seperti ada kemarahan yang tertahan dalam hati Pak Ray pada kakak. Entah kakak punya hutang uang atau janji yang belum terpenuhi pada Pak Ray. Aku tak tahu! Yang jelas, aku menolak perjodohan karena ... aku tak bisa melihat ketulusan dari pria di depanku ini. Hingga obrolan ini bergulir bagai roda menggelinding membawa pedati. Dari yang tertawa ke sana kemari, membicarakan pekerjaan, politik hingga lelucon. Kemudian, hal yang paling tidak ingin aku dengar pun terucap dari mulut pria berkacamata di depanku ini. “Menurut orang zaman dulu, bukankah lebih baik kita menikah di bulan Syawal? Bagaimana kalau pernikahan kami diadakan di bulan ini?” Syawal, aku beruntung bisa bertemu dengan bulan ini lagi di tahun ini. Tapi ... anekdot apa yang sedang dibicarakan oleh keluargaku di hari raya kali ini?

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

Tentang Cinta Kita

read
190.6K
bc

Siap, Mas Bos!

read
13.6K
bc

My Secret Little Wife

read
98.7K
bc

Single Man vs Single Mom

read
97.1K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
206.2K
bc

Iblis penjajah Wanita

read
3.7K
bc

Suami Cacatku Ternyata Sultan

read
15.5K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook