Suara gemericik halus air yang menetes dari ujung rambutnya, menjadi satu-satunya suara yang terdengar ketika Aveline melangkah keluar dari walk-in closet. Tubuhnya sudah bersih dan segar setelah mandi, dan kini ia mengenakan gaun selutut berwarna kuning lembut yang entah mengapa begitu pas menggantung di bahunya yang ramping. Namun... kamar itu kini kosong. Tak ada lagi Dominic yang duduk santai di sofa dengan tabletnya. Meninggalkan Aveline dalam keheningan, serta perasaan disorientasi yang kembali menyerang. Seketika benaknya pun teringat kembali pada pagi hari kemarin. Saat ia sedang berdiri di atas podium dan disambut tepuk tangan gemuruh, untuk menerima penghargaan sebagai lulusan terbaik. Wajahnya membuncah dengan bangga. Masa depan pun seolah terhampar terbuka di depan ma

