bc

MENCINTAI ISTRI TEMAN

book_age18+
153
IKUTI
1K
BACA
drama
sweet
straight
icy
ambitious
male lead
like
intro-logo
Uraian

Rangga seorang pengusaha tampan dan sukses, 32 tahun. Kemapanan dan kesuksesan dalam karier, tak menjamin kehidupan cintanya.

Sampai suatu ketika cinta itu datang. Di saat dia bertemu dengan seorang wanita cantik, penuh pesona, Larasati. Yang tak lain, istri dari teman kuliah dan juga karyawannya sendiri. Tanpa diketahui siapa pun juga, Rangga mampu memikat hati Larasati, sehingga cinta terlarang pun terjalin manis di antara keduanya.

Apakah Rangga harus mengkhianati teman baiknya sendiri?

Mampukah Rangga terlepas dari jerat asmara, yang membuatnya dirinya semakin liar dalam hasrat bersama Larasti?

chap-preview
Pratinjau gratis
PERTEMUAN PERTAMA BEGITU MENGGODA
Tok tok tok! "Masuklah, Reva! " Seorang wanita seumuran dengan Rangga, berpakaian sangat rapi dan menawan, memasuki ruang kantornya. "Ada apa?" "Bapak Hendra mengirim email, bahwa dia akan memperpanjang dinas ke Bali, satu minggu lagi Pak." "It's oke. Tidak masalah itu Reva, kalau memang tugas di sana belum selesai. Menambah jaringan pasar baru memang tidak akan mudah." "Berarti biaya operasional Bapak Hendra akan ditambah selama satu minggu ke depan?" "Iya. Berikan memo pada bagian marketing dan keuangan. Tembuskan pada surel Manager dan juga saya." "Baik, Pak." Selepas kepergian Reva. Rangga langsung menelpon Hendra, yang tak lain teman baik saat kuliah dulu. Mereka pernah satu kos, saat di Jogja. Terdengar ponselnya berdering. "Ahhh ... panjang juga umur kamu," desis Rangga. Segera Rangga mengangkat telepon Hendra. "Hallo, Pak. Saya tadi kirim email ke Mbak Reva. Apa sudah disampaikan?" "Sudah. Intinya aku setuju saja dengan rencana kamu. Untuk menambah jaringan di sana, bila perlu sampai ke Lombok." Hendra terdiam sesaat. "Ada apa?" "Boleh aku minta tolong, sebagai seorang teman ini Bro." "Bilang aja." "Kalau aku minta uang gaji tiga bulan dimuka, bisa enggak, Bro. Bapak aku lagi sakit, butuh ke dokter. Kebetulan penyakitnya lumayan juga sih." "Memangnya sakit apa Bapak kamu?" "Jantung dan kebetulan besok harus kontrol." "Oke. Biar Reva transfer ke rekening kamu." "Sekali lagi aku minta maaf, Bro." Rangga terhenyak. "Apa lagi?" "Ada lagi aku minta tolong sama kamu, Bro. Ehhh ... bisa enggak sekalian antar ke rumah. Soalnya istri aku belum sempat aku uruskan bank, mana besok dia harus ke Magelang. Selama ini dia simpan di tabungan alami," lanjut Hendra terkekeh. "Masih ada ... nyimpan di bawah bantal?" sahut Rangga terkekeh. "Istri aku yang sulit sekali kalau diajak urusan ke bank, atau urusan formal lainnya. Suka enggak pede, suka malas, pokoknya dia lebih suka dasteran, di rumah sambil nonton sinetron." "Terus kamu sarungan?" Keduanya terpingkal-pingkal. "Baguslah, enggak jadi istri milineal atau sosialita. Yang suka narsis, sambil melet-melet gitu kalau foto, macam minta di--" Rangga tak meneruskan kalimatnya sambil terkekeh. Hendra pun turut terpingkal juga, mengerti maksudnya. "Kamu kirim alamat rumah. Nanti sekalian pulang aku mampir. Kan satu jalanan juga." "Bro, serius makasih banyak! Aku udah kurang ajar sama kamu, biar pun teman aku enggak bisa kayak gini," ucap Hendra berkali-kali. "Udahlah, aku santai aja kok. Kamu sudah membayarnya, Bro. Enggak ada kamu, hampir saja cabang aku di Bali collaps. Take it easy, Bro. Selama kita hanya berdua, hubungan kita kembali kayak dulu lagi. Oke?" "Siap, Bos. Aku akan buat cabang di sini lebih besar dari kota mana pun juga." "Nah, itu yang aku suka!" Memenuhi janji pada Hendra. Rangga membawa gaji selama tiga bulan tunai. Sesuai apa yang disampaikan saat telepon. Mobil mewah Rangga mulai memasuki kawasan perumahan menengah. Setelah bertanya pada satpam. Dia akhirnya menemukan juga rumah Hendra. Dari luar rumah terlihat sepi. Begitu juga dengan lingkungan sekitarnya. Walau sejenak terdiam di dalam mobil. Pada akhirnya, Rangga pun turun. Berjalan menuju pintu pagar yang sedikit terbuka. Walau keraguan hinggap, Rangga meneruskan langkahnya menerobos masuk. Tok tok tok! Tak ada sahutan sama sekali. Rangga ragu jika di dalam ada orang. Dia sekali lagi mencoba mengetuk pintu. Tok tok tok! "Apa ... aku harus menelepon si Hendra kali ya? Mungkin istrinya lagi enggak di rumah ini." Saat Rangga hendak menelepon. Terdengar kenop pintu yang ditarik. Pintu terbuka sedikit demi sedikit. Muncul seorang wanita cantik, yang sepertinya habis selesai mandi. Raut wajahnya terlihat segar. Membuat Rangga tak berkedip memandang. Wanita yang heran menatap ke arahnya, terlihat begitu cantik dan menawan di mata Rangga. Walau tanpa ada sentuhan make up sama sekali, baginya wanita ini sangat menggoda. Memicu adrenalin Rangga yang selama ini terbiasa menaklukan wanita-wanita cantik. Walau hanya dijadikan pelampiasan hasrat. 'Bagaimana bisa Hendra yang hitam, wajah pas-pasan, dapat istri cantik begini?' tanya Rangga dalam hati. 'Enggak mungkin lah aku kalah sama dia!' Sepertinya Rangga protes pada dirinya sendiri. "Maaf, Mas cari siapa?" Sembari tangannya menggelung rambut panjang kecoklatan ke atas kepala. Sehingga lehernya yang jenjang, tampak terlihat indah dan menawan. Rangga bukan malah menjawab langsung pertanyaan itu, yang ada dia begitu menikmati leher mulus di hadapannya. Pikiran Rangga melayang ke mana-mana. "Ehemmm ... Mas!" Wanita cantik itu, berdehem mengejutkan Rangga. Membuatnya geragapan dengan manik mata yang berserobok di antara keduanya. Serasa jantungnya berdentam sekian detik berselang. 'Gila! Perasaan apa ini?' Lagi-lagi Rangga bergelut dalam hati, dia berusaha menetralkan perasaannya. Mungkin saat ini hatinya sedang sepi dan merasa sendiri. Membuat pikirannya menjadi aneh. "Ehhh ... maaaf, Mbak. Apa benar ini rumah Hendra?" "Be-benar, Mas. Saya istrinya. Mas siapa ya?" Tatap mata wanita itu tajam, seperti penuh selidik. Bukan malah Rangga menjawab, dia memperhatikan sekilas postur tubuh istri Hendra yang sangat aduhai di matanya. Sangat ideal, tidak terlalu kurus dan juga tidak gemuk. Dengan beberapa bagian tertentu terlihat menonjol indah dan menarik. "Maaas!" Suara wanita itu meninggi, sekali lagi membuat Rangga blingsatan. "Ohhh ...saya teman kantor, Mbak. Ada sedikit pesanan dari Hendra." "Masuklah dulu Mas, kalau gitu." Entah mengapa, saat dipersilakan masuk. Perasaan Rangga begitu senang dan dadanya mulai berdebar-debar. Sengaja dia tidak menyebutkan jati dirinya. "Silakan duduk, Mas!" Seraya mempersilakan Rangga duduk berhadapan dengannya. "Ada apa sama Mas Hendra, Mas?" Kembali dua mata saling berserobok. Sepertinya wanita itu jengah dengan tatapan Rangga, dia sampai memalingkan muka. Memperbaiki dasternya, mungkin ada bagian yang terbuka. Setelah dirasa semua pakaiannya baik-baik saja, tertutup. Wanita itu kembali memandang Rangga. "Teman kantor?" "Iya, Mbak. Tadi ada titipan dari Hendra." Rangga meletakkan amplop coklat di atas meja. "Ini uang dari Hendra, katanya mau buat bapaknya yang sakit." Seketika wanita itu berbinar. "Makasih, Mas. Tadi memang Mas Hendra telpon, bilang akalau ada teman yang mau datang, tapi enggak bilang kalau mau kasih titipan uang. Sekali lagi maaf sudah merepotkan." "Enggak apa-apa kok, Mbak. Selain kami ini teman kerja, Hendra dulu juga teman kuliah. Kami berdua memang dekat." Penjelasan Rangga mengurangi rasa sungkan wanita tersebut, yang sudah merepotkan Rangga. "Kalau gitu, Mas tunggu sebentar ya. Saya buatkan minuman dulu." Segera wanita itu, beranjak dari kursi. Lalu, berpaling pada Rangga. "Oh, iya. Siapa nama, Mas?" "Rangga." "Ohhh, Mas Rangga," sahut wanita seraya tersenyum hangat. Membuat Rangga semakin berdebar-debar. Sebuah perasaan yang tak pernah dia rasa sebelumnya. Rasa yang dulu pernah ada, untuk seorang wanita. Namun sebuah pengkhianatan melukainya. 'Kok, aku jadi aneh gini? Ingat, Rangga! Dia ini istri kawan kamu!' Hatinya menentang keras perasaan aneh yang menyelinap.

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

Patah Hati Terindah

read
82.9K
bc

Revenge

read
35.4K
bc

Oh, My Boss

read
386.9K
bc

DIHAMILI PAKSA Duda Mafia Anak 1

read
40.8K
bc

Beautiful Pain

read
13.6K
bc

MY LITTLE BRIDE (Rahasia Istri Pengganti)

read
19.3K
bc

Penghangat Ranjang Tuan CEO

read
33.7K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook