Story N.A

1314 Kata
“Tapi, bukan begitu juga Fala. Itu salah. Jika kau ingin berkunjung kesini, Bibi akan menjemputmu.” Ucap Elvrince dengan lembut. “Baiklah bibi. Apa aku tidak bisa mendapatkan asupan gizi disini?” ucap Nefala. “Tentu saja bisa. Kau ini seperti anak kecil Fala.” Maki Lio sambil menarik tangan Nefala keluar ruangan. “Hey! Kita ini memang masih kecil.” Seru Nefala. Ketiga orang dewasa itu hanya bisa menggeleng pelan. Mereka juga ikut beranjak mengikuti kedua bocah kecil yang sudah turun. “Kau! Sama sekali tidak berubah. Masih galak. Dan kau seperti banci yang takut wanita.” Seru daddy Nefala pada Elvrince. “Setiap hari aku makin pusing dengan sikap Lio, Diego. Setiap hari juga pihak sekolah menelfon melapor Lio yang menjahili teman hingga kepalanya bocor, merusak barang orang lain, bahkan kemarin berkelahi karena temannya tidak sengaja menjatuhkan botol minumnya.” Ungkap Elvrince. “Hari ini mengendarai mobil dan akan menabrak pengawal. Beruntung aku datang.” Timpal Agride. “Ayahnya dulu seperti itu, bahkan lebih parah. Gen ganda yg tercampur sempurna.” Ucap Diego ambigu. Diego adalah ayah Nefala. “Apa maksudmu,huh?” sinis Agride. “Tidak ada.” Jawab Diego cuek. “Sudahlah! Kalian ini jika bertemu seperti air dan minyak, tidak bisa bersatu.” Bentak Elvrince. “Bagaimana info tentang Nancy? Apa kau sudah mengetahui?” imbuhnya menuntut. Wajah Diego muram seketika. Apa yang harus ia katakan lagi, tidak ada. Ia tidak bisa mengumpulkan bukti dimana Nancy berada. “Belum dapat? Aku sudah mengira.” Ucap Elvrince lalu ia berjalan mendahului kedua pria itu dan menuju ruang Tv yang sudah ada Nefala dan Lio. “Papi! Aku ingin satu sekolah dengan Lio. Kenapa ini tidak adil untukku.” Seru Nefala saat semua sudah sampai dan duduk di sofa. “Sekolah sama saja Fala, jika kau disini lalu bagaimana dengan papi?” tolak Diego. “Aku tidak peduli. Papi jarang dirumah. Mommy juga sering pergi karena mengurus pekerjaan. Aku ingin sekolah yang nyata seperti Lio.” Bantah Nefala tak mau kalah. “Sekolahmu juga nyata.” Ucap Diego dengan menaikkan sebelah alisnya heran. Ia membayar guru privat sangat mahal, bagaimana bisa disebut tidak nyata oleh putrinya. “Astaga! Papi! Bagaimana kau bisa disebut Inspektur sedangkan otak papi begitu loading.” Ucap Nefala lantang sontak membuat Elvrince dan Agride terbahak. “Heh! Siapa yang mengajarimu berkata seperti itu?” seru Diego dengan suara tak kalah tinggi. “Maaf Pi...” lirih Nefala dengan menundukkan kepala. Detik berikutnya ia mendongak dengan dagu yang di angkat tinggi. “Tapi kan memang benar. Bibi, aku ingin sekolah bersama Lio. Lio tadi bercerita jika sekolahnya banyak anak-anak seusia kita. Bahkan ia juga bercerita jika Lio anak lelaki yang populer. Aku ingin punya teman, Bibi?” ucap Nefala lalu mengalihkan wajahnya pada Elvrince untuk meminta bantuan. “Tentu saja. Bibi malah senang jika kau satu sekolah dengan Lio. Kau bisa menjewer telingannya jika dia membuat onar.” Ucap Elvrince antusias. “Hah! Sekolah. Teman. Bukannya Lio sekolah privat juga. Memangnya berapa anak yang datang kesini setiap hari?” Seru Diego bingung. Puukk Biji kacang melayang ke kepala Diego karena Agride melemparnya. “Kau benar-benar bodoh ternyata.” Ejek Agride. “Lio bersekolah di Hidden Side. Sekolah privat yang hanya bisa dijangkau dengan Helikopter atau Privat Jet.” Ungkap Elvrince. “Sekolah itu benar ada?” tanya Diego yang menatap lurus pada Elvrince. “Tentu saja. Sekolah itu milik keluarga Agatha. Di sekolah itu aku bertemu Nancy, Migael dan Agride. Sekolah itu hanya untuk kalangan tertentu. Tingkat keamanan yang terjaga ketat. ‘Agatha’ bagaimana bisa ia melupakan itu. Ia tidak tahu jika sekolah itu milik Agatha. Jika ia tahu sebelumnya mungkin ia tidak akan sulit mencari keberadaan sekolah itu yang tidak bisa dijangkau oleh siapapun. Hanya cukup melalui Elvrince dan memasukkan Nefala ke sekolah itu mungkin ia akan menemukan titik terang dimana Nancy berada. Bukan tidak mungkin jika Nancy juga akan mengunjungi tempat itu. “Minggu depan kau akan masuk sekolah itu bersama Lio.” Seru Diego tetiba setelah termenung lama. Elvrince dan Agride tercengang sambil menatap Diego tak berkedip. Keduanya tahu jika Diego juga memiliki maksud lain. Elvrince tidak ingin menebak pasti, toh. Sekarang semua sudah bahagia dijalan masing-masing. Elvrince juga berharap dengan adanya Nefala yang juga masuk ke sekolah itu akan mengurangi tingkat kenakalan putranya. Ia juga berharap bisa menemukan dimana Nancy tinggal. Sungguh, ia tidak mengerti dengan sahabat satunya itu. “Daddy tidak bercanda kan?” tanya Nefala memastikan dan diangguki Diego. “Daddy akan menghubungi Mommy tentang ini.” Ucap Diego. “Aku tidak sabar menunggumu untuk satu sekolah denganku.” Seru Lio antusias. “Ah, Lio. Aku akan berendam dan memakai Body Care termahal selama satu minggu ini, agar kulit dan wajahku terpancar segar.” Ucap Nefala dengan angan yang jauh. Semua yang ada di ruangan itu menganga tak percaya. Bocah kecil usia 10 tahun memahami tentang Body care. Bagai bumi dan langit jika Nefala memang benar anak Diego. Beruntung juga tidak meniru Diego, jiwa kelembutan didiri Nefala menempel erat. Dulu Elvrince sempat was was takut Nefala menuruni gen Diego dan menjadi gadis preman. “Jangan berhayal! Ayo temani aku ke taman. Kita bakar ikan.” Ucap Lio menyadarkan hayalan Nefala yang konyol. “Paman dan Papa tangkap ikan! Aku ingin ikan bakar sekarang!” seru Lio mengalihkan pandangan ke Diego dan Agride bergantian. “Harusnya bakar ikan bersama Paman Dreyhan. Dia sangat pandai membuat saus pedas manis.” Ucap Nefala. “Pak tua itu sedang menikmati perjalanan bisnis, tidak usah ditunggu. Nanti juga akan pulang sendiri.” Ucap Lio acuh “Lio...” seru ketiga orang dewasa bersamaan. “Baiklah..!” jawab Lio pasrah “Astaga, pak tua itu tidak boleh diucap. Tidak adapun masih dibela.” Lirih Lio tapi masih bisa didengar. “Lio..” peringat Elvrince. “Oke. Mommy. Fine.” Seru Lio. Ia harus mengunci mulutnya rapat atau semua orang dewasa yang dihadapannya ini akan meneriaki dirinya lagi. Elvrince hanya bisa menggeleng, putranya benar-benar bandel. Lebih baik ia kembali ke ruang kerjanya. Ia tidak ikut acara bakar ikan. ** Kanada Glowry meregangkan tubuhnya, lima jam ia harus menatap layar tablet dan mendengarkan si guru berbicara rasanya seperti menerima sidang hukuman. Itupun hanya dirinya sendiri. Jika ada anak lain yang mengikuti itu tidak akan buruk. Ia bosan belajar dan sekolah didalam rumah. Ia ingin sekolah seperti orang biasa, berangkat pagi bertemu banyak teman saling bercerita, belajar bersama, bisa diajak mengobrol dan tertawa bersama. Ia ingin bersekolah seperti itu. Keinginannya sudah sejak lama, tapi sang mama tidak mengijinkan. Beralasan tidak aman, banyak penculikan anak dan lain sebagainya. Hello! Dirinya kaya. Banyak pengawal untuk menjaga dirinya 24 jam. Tapi sang mama tetap bersikeras tidak mengijinkan. Mengingat sang mama pergi selama dua hari, ia akan masuk ke ruangan itu. Hari itu, ia sempat melihat buku yang sepertinya cukup menarik. Ia segera turun dari tempat duduknya dan melangkah cepat naik ke atas. Sebelumnya ia kembali ke kamar untuk mengambil kunci duplikat yang ia ambil dari Papi. Setelah menemukan yang ia cari, ia segera melangkah menuju ruang pribadi sang mama atau lebih tepatnya ruang kerja. Sesampainya di depan ruangan, Glowry segera membuka pintu dan masuk kedalam. Ia juga tidak lupa mematikan cctv melalui tombol kecil yang ada di kunci. Ia segera melangkah ke arah rak buku paling besar mencari buku terakhir. Ia sedikit lupa dengan nama buku itu tapi yang ia ingat buku itu berwarna biru gelap. Sekian menit ia menelusuri setiap buku akhirnya ketemu. Ia segera menarik buku itu dan membawanya ke sofa besar. “Story N.A , judul yang unik.” Seru Glowry sendiri. Ia segera membuka buku itu. Hal pertama yang Glowry lihat, potret dua gadis remaja dengan seragam yang sama duduk dikap mobil. Ia mengamati gambar itu dan ternyata salah satu gadis yang ada didalam foto itu adalah ibunya waktu masih muda. Satunya yang tidak ia ketahui, membuat Glowry bertanya-tanya kenapa ia tidak pernah melihat gadis yang berada disamping ibunya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN