PROLOG
Hujan pun se'akan tahu bahwa luka itu begitu
menyedihkan, dunia tiba-tiba saja runtuh tepat
saat aku mendongak melihatmu..
Harapan hilang begitu saja tanpa pamit.
Hanya luka dan aku yang tertinggal menatap
nasib pada cinta yang nyatanya memilukan..
"Ya Tuhanku !" Pekik Dita yang berada di samping Mika.
"Kenapa Dit? ada yang kelupaan ya?" Tanya Mika kaget mendengar suara cempreng Dita yang berteriak,
"Itu Mik, cowok gantengnya nggak ketulungan, ganteng banget Tuhaaan.....!" Dita menunjuk ke arah dimana seorang laki-laki tengah menawari barang jualannya pada turis yang ada disana.
"Liat nggak?" Tanya Dita pada Mika yang terlihat biasa saja.
"Iya, liat kok, cowok yang lagi jualan itu kan? " Sahut Mika.
"Nah terus kalo kamu liat kok ekspresi kamu biasa aja? nggak ada WOW-nya?"
"Emangnya kenapa harus pasang ekspresi WOW?" Dalam hati apa perlu dia begitu lebay hanya karna melihat laki-laki yang tengah jualan di ujung sana.
"Itu cowok gantengnya selangit loh Mik, cewek kalo liat cowok ganteng gitu pasti hebo, kamu kok datar aja mukanya? "
"Dita, Kamu aja yang berlebihan. cowok tampang gitu dimana-mana juga ada."
"Waaah, mata nih anak kataraknya parah kayaknya nih. Cowok gantengnya luar biasa jadi biasa aja di matanya." Ledek Dita yang ucapannya hanya bagai angin lalu bagi Mika. Karna Dita memang terkenal centilnya saat melihat laki-laki yang menurutnya ganteng namun biasa jika mata Mika yang melihatnya.
"Terserah deh Dit, lagian aku kesini itu buat nyari ketenangan bukan nyari cowok." Sahut Mika,
"Ya, kan ada pepatah yang bilang sambil menyelam minumlah air," Balas Dita mengingatkan Mika pada pepatah lama.
"Noh, sana menyelam mumpung depan ada laut, minum sekalian sampe kembung." Kata Mika menunjuk ke arah lautan luas yang terbentang di hadapannya.
"Ngomong sama orang patah hati susah emang." Ceplos Dita tak memikirkan perasaan yang tengah hancur itu, dan ucapan Dita hanya di sambut dengan helaan nafas berat dari Mika karna meladeni Dita hanya akan membuat dia makan hati sendiri..
Honolulu, Hawaii.
Yah di tempat itulah mereka sekarang berada, tempat yang Mika idam-idamkan selama ini. Kota impian Mika.
Dulu dia sangat ingin ketempat ini duduk di diatas pasirnya sambil memandang laut yang begitu indah, dan sekarang impian itu menjadi kenyataan, namun ada yang hilang, sedikit kisah dari mimpi itu hilang dan itu membuat dadahnya terasa nyerih mengigit.....