chapter 4

1186 Kata
butuh waktu tiga hari untuk memulihkan keadaan Dera. Dan saat keadaan wanita itu terlihat sudah lebih baik, entah darimana seorang pengawal kembali datang ke kamar Eara. Perempuan itu tidak bisa mundur, atau pun melarikan diri. Karena dia tidak ingin Dera kembali mendapatkan hukuman karenanya. Tanpa melawan Eara berjalan mengikuti pengawal itu menuju kamar tuan besar. Seperti biasa, saat pintu itu tertutup dengan sendirinya pintu itu akan langsung terkunci secara otomatis. Mengurungnya dalam penjara yang paling menakutkan.   Eara melihat pria itu berjalan keluar dari kamar mandinya. Hanya dengan mengenakan handuk yang terlilit di pinggang dan satu handuk lagi yang ia gunakan untuk mengeringkan kepalanya. Eara memalingkan wajahnya dari pria itu, dia benar-benar tidak terbiasa melihat tubuh telanjang seorang pria.             “Kenapa kamu memalingkan wajah? Bukankah kamu sudah melihat seluruh tubuhku?” ucapan Adrel membuat pipi Eara bersemu dengan sendirinya. Tapi dia tetap enggan menatap tubuh yang menggoda itu. Otot lengannya dan bahu tegapnya. Tubuhnya yang terbentuk dengan sangat sempurna dan kehangatannya. Eara menggigit bibirnya. Dia merasa bodoh dengan apa yang terlewat di pikirannya tadi.   Eara tersentak saat dengan tiba-tiba tuan besar berdiri di hadapannya. Dia sudah mengenakan celana, namun bagian atasnya masih tanpa busana. Membuat mau tak mau Eara memandangi tubuh itu. Dia menelan ludahnya, menahan degup jantungnya. Dan rasanya ia ingin melangkah mundur, tapi lengannya sudah tertahan oleh tangan pria itu.             “Sesuai perjanjian, aku membiarkanmu merawatnya. Dan aku berhak atasmu seutuhnya,” ucapan itu membuat bulu kudu Eara meremang. Dia merasa bodoh karena mengucapkan perjanjian itu. Kini dia menyesal sepenuhnya. Tapi jika dia tidak berbuat seperti itu, bukan tidak mungkin pria gila ini akan kembali menghukum Dera dengan mengikatnya di halaman.           “peraturan pertama, kamu harus menurut apapun perintahku. Kedua…” Adrel melangkah pada walk in closet dan membukanya lebar-lebar menunjukkan sederet gaun tipis dan berkata,” Selama satu bulan penuh kamu harus tidur di kamar ini, dan memakai seluruh pakaian yang ada di sana.” Pria itu mengatakan itu pakaian? Bagi Eara itu hanyalah sebuah bahan yang belum jadi. Bisa di bilang dia tidak memakai apapun saat memakai pakaian itu.             “Dan yang ketiga…” Eara tersentak saat pria itu memeluknya dan mencumbu bibirnya dengan sangat erotis. Eara harus mengikuti bibir itu, mengikuti setiap gerakan bibir dan lidah pria itu. Tangannya menahan tubuhnya pada bahu telanjang pria itu, karena tiba-tiba saja tubuhnya seperti luluh dan kedua kakinya tak bisa menopang tubuhnya.   Adrel harus menghentikan ciumannya, dia memiliki janji penting untuk hari ini. Dan dia tidak mungkin meladeni hasratnya untuk saat ini. Dia pun kembali berkata,” Untuk yang ketiga, kamu harus siap kapan pun aku menginginkanmu. Dan selama aku berada di kamar ini, kamu tidak diizinkan untuk keluar, walau hanya sesaat.” Adrel melepaskan pelukkannya pada wanita itu dan kembali masuk pada walk in closet, mengambil satu kemeja berwarna hitam, lalu memakainya.   Eara memperhatikan pria itu mengenakan dasinya dengan lihai dan jas abu-abu. Eara menggigit bibirnya, dia merasa gugup, tapi perlahan dia pun berkata,” Tuan, boleh aku keluar?’ Eara mencoba menarik napas dan menghelanya. Tatapan tuan terasa sangat menakutkan. Dia seperti memendam sejuta amarah dan luka. Mungkin Eara sedikit terbawa pada film drama yang sering dia tonton. Dan membuatnya berharap bisa membantu pria ini keluar dari lukanya. Tapi pada akhirnya dia kembali pada kehidupan realita. Dia hanya wanita miskin yang tidak punya apa-apa. Jadi, dia tidak bisa berharap apa pun. “Jika saat aku kembali kamu tidak ada di sini, jangan salahkan aku jika aku mengurungmu,” ucapnya sebelum berjalan keluar dari kamar. Eara menghela napas lega. Seperginya tuan, Eara pun berjalan keluar dan tetap melakukan pekerjaannya seperti biasa.   ****   Dera mendengar semuanya dari teman-teman. Karena Eara menolongnya yang hampir mati kedinginan, dia harus menerima hukuman dari tuan besar. Dera tidak pernah marah jika tidak ada yang membantunya saat tuan besar itu menghukumnya, karena ia tahu konsokuensinya sangatlah besar. Dan itu juga yang di sesalinya dari seorang Eara. Dia pelayan baru dan dengan berani menolongnya. Entah apa yang di pikirkan wanita itu sampai-sampai dia berani membuat perjanjian pada seorang iblis.   Eara terlihat seperti biasanya, wanita itu mengerjakan seluruh pekerjaannya seperti biasa. Seakan-akan tidak ada yang terjadi. Saat bertemu dengan Dera pun dia masih sempat menebarkan senyum padanya. Tapi setiap kali Dera bertanya, Eara seperti menghindarinya. Dera menarik napas dan menghembuskannya dengan keras. Dia tidak bisa menolong dirinya sendiri dari iblis itu, lalu bagaimana ia bisa menolong Eara?   Setelah bekerja seharian, membersihkan seluruh ruangan hampir tidak ada penghuni. Karena satu-satunya penghuni mansion ini adalah si tuan besar. Saat jam istirahat Eara duduk di bangku meja makan pelayan. Lalu mengambil satu minuman yang sudah disediakan temannya dan juga roti. Dia tidak berbicara apa pun, hanya memakan makanan yang tersaji. Jujur saja dia seperti akan mendapatkan hukuman penggal. Setiap kali membayangkan tuan akan pulang ke rumah, dia merasa takut dan juga gugup dalam waktu bersamaan. Jam menunjukkan pukul tujuh malam dan sebentar lagi tuan akan kembali. Dengan cepat Eara menghabiskan makanannya, karena dia tidak tahu apa yang akan tuan lakukan padanya.   Eara hendak pergi dari ruang makan setelah membersihkan peralatan makan dan menaruh kembali di tempat. Berjalan keluar dari ruang makan, Eara menoleh saat suara Dera memanggilnya.             “Kenapa kamu harus kembali ke sana?”             “Itu tugasku, Dera.”             “Kamu tidak perlu melakukannya jika kamu tidak menginginkannya. Nyonya Dorothy akan mencarikan wanita lain untuk tuan,” ucap Dera. Dera masih bersih keras berharap Eara menghentikan kegilaannya. Tetapi dia pun tak bisa mundur, karena dia takut Dera akan kembali terikat di halaman dengan udara dingin.             “Aku baik-baik saja,” balas Eara. Wajahnya terlihat sangat tertekan, tapi mereka tidak memiliki pilihan lain. Dera berharap ada celah untuk mengeluarkan Eara dari cengkraman iblis itu. Kalau saja dia tidak ada di tempat ini. Kalau saja dia bisa pergi dari tempat ini. Mungkin semuanya akan menjadi lebih baik. Mungkin dengan begitu pria itu bisa melepaskan seluruh dendamnya. Dera menghela napas pelan, dan dalam hati dia bertanya, kemana dia harus berlari? Kalau pada akhirnya dia harus kembali ke neraka ini?   ****   Eara memandang tubuhnya di cermin besar kamar. Dia mengenakkan lingerie yang sangat tipis dengan warna merah terang. Dia menatap tubuhnya dan melihat bagian terbuka yang lebih banyak dan bahan tipisnya yang tetap mempertontonkan tubuhnya. Eara menghela napas dan berjalan keluar dari walk in closet dan menutup pintu rapat-rapat. Rambutnya sudah terikat penuh, sementara dirinya berdiri di depan pintu menunggu tuan besar pulang.   Terlalu lama berdiri membuat kaki Eara terasa sakit. Dia lupa bertanya pada nyonya Dorothy, apa tuan akan pulang cepat atau tidak. Merasa kakinya seperti keram, Eara berjalan mengambil satu buku di rak dan duduk di sofa. Tanpa terasa matanya terasa berat, dia ingin tidur, tapi bagaimana jika tuan marah saat mendapatinya dia tidur di kamar ini? Eara menahan kuapnya untuk kesekian kalinya dan berusaha melanjutkan bacaannya yang sama sekali tidak dia pahami. Buku yang berderet di rak bukanlah cerita romance yang pernah di bacanya. Melainkan buku bisnis, hukum, ada beberapa novel yang menceritakan tentang pembunuhan. Yang menurut Eara sangat tragis. Dan menyimpan kisah kelam. Seakan itu adalah perasaan pria itu. Kelam dan gelap. Dan buku-buku lainnya yang sulit di pahami oleh Eara. Tapi setidaknya buku itu bisa menemaninya menunggu tuan.   Jam berganti dari pukul sepuluh ke pukul sebelas. Kantuk Eara tak lagi tertahan, hingga akhirnya ia terjatuh di sofa empuk dengan buku bisnis yang diletakkan didadanya.    
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN