Kapten

1926 Kata
"Kak kenalan toh, dah ditanya tuh sama Kak Aya." ucap Farah yang menoleh pada laki laki itu dan dia ternyata kakaknya Farah. Beda banget Farah ramah dan mudah tersenyum sedangkan kakaknya terlihat kaku dingin dan cuek. "Nama saya Rizal Diaz Alfariz Pratama Nugroho" ucap Diaz dengan wajah datar tanpa senyuman Gila dingin dan cuek banget dasar batu es kutub- batin Aya "Diaz, perkenalkan dirimu dengan baik!" ucap Ayah Wahyu tegas menatap tajam putra sulungnya Kemudian Diaz menghela nafas dan memperkenalkan dirinya kembali. " Saya ulangi, nama saya Rizal Diaz Alfariz Pratama Nugroho,seorang TNI AD berpangkat Kapten saya berusia 26 tahun, selesai." lanjutnya "Maafin anak bunda ya Aya,dia memang orangnya begitu." "Gapapa bunda". Diaz menghembuskan napasnya pelan Flashback Siang hari tadi saat makan siang tiba tiba Bunda Ratih menelpon dan beliau meminta Diaz untuk langsung pulang ke rumah Karena tidak mau membangkang apalagi menciptakan keributan maka Diaz mengikuti perintahnya. Setelah selesai latihan bersama para prajurit lainnya Diaz langsung pulang padahal biasanya dia langsung ke asrama. Jalanan sangat macet sehingga Diaz sampai di rumah cukup lama "Assalamualaikum" "Waalaikumsalam, Kak cepetan mandi terus pakek baju yang udah Farah siapin di kamar kakak ya cepetan takut kemaleman terus parfumnya pakek di kotak nomer 5 jangan yang nomer 4 kayak biasanya apalagi sampe milih yang lain ga boleh. Cepetan kak jangan bengong buruan tentara kok lelet banget oh iya jangan lupa kotak yang ada di meja samping tempat tidur kakak yang warna merah itu dibawa awas ya sampe lupa Farah bakal marah banget dan gak mau ketemu kakak." Sahut Farah tanpa ada tanda titik dan koma. Diaz hanya mengangguk dan melakukan semua keinginan Farah. Setelah selesai, Diaz turun dan di ruang keluarga sudah ada Ayah Wahyu dan Bunda Ratih tidak lupa juga adiknya yang cerewet Farah. "Bunda, mau kemana sih tumben Diaz suruh pulang pakek ini itu sigala?" Tanya Diaz lebih banyak bicara dari biasanya. Dirinya juga penasarankan "Tumben kak banyak kata yang diucapin, cool banget deh kakak aku tuh"goda Farah dan hanya dibalas tatapan tajamnya. "Kita akan lamaran ." Jawab Ayah Wahyu tanpa menatap Diaz. Ayah Wahyu lebih fokus pada dokumen yang dibacanya. "Lamaran? Farah ingin menikah?" tanya Diaz yang masih bingung. Setaunya Farah belum ingin menikah kenapa tiba tiba lamaran. "Yakali Farah married duluan,lagian aku tu masih mau kuliah kak aku bakal selesain sampe S3 sebelum umur aku 24tahun. Yang mau lamaran itu kan kakak sama anak temennya Ayah."jawab Farah Tentu itu membuat Diaz kaget, apa apaan dijodohkan. Diaz tau nikah itu ibadah tapi dia tidak yakin dengan perempuan perempuan yang ada, selama menjadi taruna hingga dirinya menjadi tentara tidak ada satupun dari para perempuan itu yang menatapnya dengan tulus. Banyak sekali wanita yang hanya melihat dari pangkat dan seragam. "Diaz gak mau."ucap Diaz Atensi Ayah langsung beralih dan menatap tajam ke putra sulungnya. "INI PERINTAH DIAZ, MAU TIDAK MAU SUKA TIDAK SUKA AYAH AKAN MENJODOHKAN KAMU DENGAN ANAK TEMAN AYAH DAN KAMU TIDAK BISA MENOLAK, KEPUTUSAN AYAH SUDAH BULAT INI PERMINTAAN AYAH DIAZ KAMU HARUS MENGIKUTINYA KARENA DARI DULU AYAH SELALU MENGIKUTI PERMINTAAN KAMU."ucap Ayah Wahyu tegas tidak ingin dibantah Mau tidak mau Diaz hanya mengikuti. Flashback off Dan kesan pertama Diaz melihat gadis ini adalah dia terlihat sangat kekanak-kanakan. Padahal kata Papah (Papah Aya) dia seorang dokter dan sudah menjadi dokter sejak masih muda tentu saja seharusnya dia pintar, dewasa, teratur, dan mandiri. Tapi sangat disanyangkan dia ceroboh bisa-bisanya dia tersandung kakinya sendiri dan terjatuh. Diaz menatapnya lucu dan tanpa sadar Diaz tersenyum saat melihat Aya terjatuh. Farah yang melihat kakaknya tersenyumpun menggodanya, tapi tentu tidak Diaz ambil pusing. Diaz pikir Aya akan malu setelah kejadian jatuh tadi tapi sepertinya tidak, Aya sangat antusias mendengarkan Bunda Ratih dan Farah ya setidaknya Bunda dan Farah bisa akrab dengan Aya, Walaupun entah bagaimana dengan Diaz kedepannya. Ayah Wahyu menyenggol lengan Diaz pelan dan memberikan kode untuk berbicara. "Maaf sebelumnya, berhubung dokter Dewi Claradia Maharani Wijaya beserta Papah, Mamah dan abangnya telah berkumpul. Tujuan saya datang membawa keluarga saya kesini untuk melamar dokter Dewi Claradia Maharani Wijaya untuk menjadi pasangan hidup saya menjadi istri saya dan ibu dari anak anak saya nanti, apakah anda dokter Dewi Claradia Maharani Wijaya berkenan untuk menjadi pasangan hidup saya?" Kalimat itu selesai Diaz ucapkan Jantungnya berdebar tak beraturan tidak mungkin awal berjumpa Diaz langsung jatuh hati padanya. Diaz juga sebenarnya ragu dirinya akan di terima. Kalau dipikir pikir siapa yang akan menerima lamaran seseorang yang baru pertama kali di temui. Mendengar ucapan Diaz, Aya terkejut sangat terkejut ada apa ini sebenarnya. Kenapa dirinya tiba tiba di lamar. "Whatttt gak salah nih gue dilamar sama batu es Ya Tuhannn harus jawab apa sedangkan kami belum mengenal terlalu jauh hanya sebatas tahu nama, umur dan pekerjaan saja" Batin Aya dalam hati. Semua yang berada di ruang tamu itu menatap Aya penuh harap kecuali Diaz. Dari mata mereka, Aya dapat melihat jika mereka menginginkan jawaban Iya dari mulut Aya Ya Tuhan bagaimana ini. "Saya Dewi Claradia Maharani Wijaya bersedia dan berkenan untuk menjadi pasangan hidup dari Kapten Rizal Diaz Alfariz Pratama Nugroho." Jawab Aya tegas tanpa ragu seperti seorang tentara yang siap menerima tugas. "Alhamdulillah" ucap mereka semua bersamaan kecuali Diaz yang masih setia dengan diamnya. Dan karena Aya menerima lamaran Diaz, Diaz memasangkan cincin yang sangat cantik di jari Aya. Aya berdoa dalam hati, semoga pilihan yang dipilihnya adalah pilihan yang benar dan harapan untuk bisa hidup bahagia. Dan semoga juga Diaz mampu membantunya menghilangkan ketakutan yang selalu menghantuinya selama ini. Setelah kemarin Aya menerima lamaran Diaz, sekarang di ruangannya dia disibukkan dengan berbagai berkas yang harus diisi demi jadi istri seorang Kapten Infanteri Rizal Diaz Alfariz Pratama Nugroho. Mumpung tadi dirinya sudah menyelesaikan jadwal operasi dan visit pasien. Aya juga sempat turun tangan ke IGD karena semua dokter sangat sibuk hari ini hingga tidak ada yang free. Aya heran kenapa nama calon suaminya ini begitu panjang. Diam diam Aya saat mengumpat akan menyebut Diaz sebagai batu es karena sikap Diaz yang dingin terkesan tak tersentuh. Padahal aslinya Diaz bukan orang yang tidak tersentuh, senormalnya seorang laki laki yang tidak terlalu banyak bicara Aya memanggil Diaz dengan sebutan Mas . Itu juga karena di suruh Mamah Ajeng dan Bunda Ratih bukan inisiatif dari Aya sendiri . Aya lelah mengisi berkas berkas dan memutuskan untuk melanjutkan di rumah. Tiba tiba ada yang mengetuk pintu ruangan Aya. Aya tentu mempersilakan masuk ternyata itu temen-temen Aya yah tepatnya para sahabatnya. Ada Aisyah, Lamira, Miranda, Sarina, dan Mytha. "Ibu jutek capek banget nih kayaknya" ucap Aisyah, Lamira, Miranda, dan Sarina berbarengan. Ternyata Mytha tidak bersama mereka karena dia sedang izin tidak enak badan. "Capek dari operasi, meriksa pasien, terus ke IGD dan berakhir ngisi data kek gini"jawab Aya lesu "Berkas apa sih ya keliatannya penting banget ya"Tanya Aisyah penasaran "Penting banget masa depan ini"Jawab Aya terkekeh Keempat sahabatnya kebingungan maksudnya masa depan apaan mungkin pikir mereka. "Bingung gitu sii, napa gak ngerti ya hehe sebenernya ini tuh berkas buat pengajuan sama ringkasan tentang calon suami gue" jawab Aya kembali fokus. "What? Pengajuan? Calon suami? Lu mau nikah? Gak salah? Ibu judes mau nikah? Halu ya lu?" Respon mereka kompak seperti tak percaya. Wajar jika mereka tidak percaya karena selama mereka berteman Aya tidak pernah sekalipun kedapatan menggandeng seorang kekasih. Karena Aya dianggap halu seketika Aya tunjukin cincin tunangan kemarin, Mereka cukup terkejut Drttt....drttt Kapt.BatuEs : Kamu pulang jam berapa? Saya jemput, Bunda menyuruhmu mampir ke rumah Diaz mengirimi Aya pesan, Aya langsung membalasnya Me : Gue jam 5 pulang,terus mobil gue gimana gausah jemput, gue ke rumah lu sendiri aja Kapt.BatuEs : Gak bisa, kamu pulang saya jemput tidak ada penolakan. Me : Yaudah iya Capt.Rizal Diaz Alfariz P.N (read ) "Siapa ya serius banget liatnya" Tanya mereka dengan muka muka kepo "Calon suami" jawab Aya singkat dan mereka mengangguk paham. "Aya, lu harus ngejelasin semuanya sama kita besok ya klo sekarang gue harus operasi pasien dulu nanti gue ga ngerti ceritanya biar sekalian Mytha tau juga"Ucap Lamira padaku dan diangguki oleh ketiga lainnya. Aya hanya mengangguk dan mereka berempat keluar dari ruangan menuju tugas mereka masing masing Skip...... Saat melihat jam tangannya sudah pukul 16.56 Aya mebereskan meja dan pukul 17.00 keluar ruangan sambil bawa berkas berkas pengajuan. Disaat Aya sedang jalan ada suara yang manggil membuat Aya menoleh ke belakang. Menyesal Aya menyesal sudah menoleh karena yang memanggilnya adalah dokter Bastian Aya paling malas berurusan dengan pria satu ini. Suster Diana pernah memberitahunya jika Bastian menyimpan rasa pada Aya tapi ya gimana Aya tidak suka, Tertarik aja ga boro boro yang ada dirinya ilfeel dengan tingkah Bastian yang sok kecakepan, dilihat dari mana-mana tetep cakepan calon suaminya lah eitss kok jadi manusia kutub itu "Dokter Aya mau pulang ya? Mau saya antar?" Ucapnya tersenyum genit dengan menaik turunkan alisnya Damn it "Tidak perlu dokter saya bawa mobil sendiri. Saya permisi saya masih ada urusan" ucap Aya agak berlari menjauhi human yang satu itu. Di depan rumah sakit, Aya menunggu Diaz yang katanya mau menjemput. Setelah 10 menit menunggu Diaz datang dengan mobil yang berbeda dari yang dibawa kemarin. Dirinya bisa tahu kalau yang di dalam Diaz karena kaca mobilnya diturunkan dan menampilkan calon suaminya. "Ni orang punya diler mobil apa gimana sih ganti ganti mulu mobilnya"batin Aya. Tiba tiba ada pria berbadan tegap yang sama sama menggunakan pakaian tentara keluar dari mobil yang sama Pria itu terlihat tersenyum tipis tapi berusaha agar senyumnya tidak terlihat oleh Diaz "Masuk kenapa diam" ucap si Diaz dan Aya pun bergegas masuk kedalam mobil nya Di dalam mobil Diaz meminta kunci mobil Aya dan memberikannya. "Bawa ke alamat yang sudah saya beri tadi Mobilnya berwarna putih dengan plat B-2784-YA" ucapnya Aya menganga heran "Siap, izin baik Kapten" Pria itu mengambil kunci mobil Aya dan hormat pada Diaz kemudian bergegas pergi. Kenapa Diaz bisa hafal plat mobil miliknya dari mana dia tau, kemarin kan mobilnya dititipkan ke Pak Burhan caranya dia tau gimana. Sepanjang perjalanan hanya hening yang tercipta tidak ada obrolan apapun kecuali suara yang memutar sholawat Diam-diam Diaz mengembangkan senyumnya mendengar Aya yang menirukan sholawat. Suara Aya merdu dan lembut, Aya tidak sadar jika Diaz mendengarkan suaranya karena Aya terfokus menatap keluar jendela. Akhirnya mereka sampai di rumah orang tua Diaz. "Assalamualaikum" ucap Diaz dan Aya bersamaan. "Waalaikumsalam,bentar Farah lagi gendong Civa langsung buka aja deh Farah repot ini"ucap Farah berteriak agar terdengar dari luar. Selantang apapun suara Farah tidak akan terdengar dari luar. "Yaudah masuk aja kayaknya di dalem pada sibuk" ucap Diaz pada Aya Aya berjalan mengikuti Diaz dari belakang. Setelah masuk, ternyata Farah lagi gendong anak kecil. Seketika Aya terkejut karen si Diaz tiba tiba menggendong anak perempuan itu dan pergi ke belakang mungkin. Dari situ Aya mulai bisa melihat walaupun Diaz tipe cuek, irit bicara dan dingin tapi sebenernya dia tu punya sisi hangat. "Liatin kak Diaz ga usah gitu amat Kak Aya, Kak Diaz itu emang suka sama anak kecil dia juga deket sama Civa" Ucap Farah memecah lamunan Aya. Oh ternyata bocah kecil itu namanya Civa. "Hehe iya" Jawab Aya sekenanya karena merasa canggung meskipun Farah sudah ramah dengan dia "Kakak udah mau pengen punya anak ya" ucapan Farah ngebuat Aya kaget gugup campur campur "He-eh enggak kok" ucap Aya "Aduh sans kalik kak, yang penting nikah dulu sama Kak Diaz hehe"ucapan Farah bikin pipi Aya memerah "Asik banget sih ngobrolin apa" ucap bunda yang tiba tiba datang. "Bahas ANAK" jawab Farah tegas membuat pipi gw makin merah dan bunda tertawa "Eh-he oh iya bunda,kata Mas Diaz bunda nyuruh Aya kesini ada apa ya bunda?" tanya Aya pada bunda seketika tawa bunda berhenti. "Sebenernya Bunda mau bilang sama kamu sayang"
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN