3. Menyelinap

795 Kata
Aideen Stanley merasa sulit bernafas dalam tidurnya, dadanya terasa berat, dan masih dalam posisi tidur, tangan kecilnya berusaha melepaskan benda yang mencengkram dadanya. Sayang sekali tangan kecilnya juga memiliki kekuatan yang kecil. Dia mencoba berkali-kali, dan dia gagal berkali-kali. Karena kesal tidak berhasil, tidur Aideen Stanley benar-benar terganggu. Kesadarannya berada di ambang tidur dan bangun. Otaknya belum terjaga sepenuhnya, tapi Dia benar-benar tidak bisa melanjutkan tidur lagi ketika semakin jelas merasakan punggungnya ditempeli dinding daging yang panas, dan sebuah benda keras serasa memasuki bagian bawah tubuhnya. Benda panas itu agak besar dan panjang, membuatnya tidak nyaman. Aideen Stanley pikir dia tengah mengalami mimpi buruk! Mimpi buruk yang belum pernah dia alami sebelumnya. Mimpi buruk yang terasa sangat nyata. Dia mencoba melepaskan diri, tapi tidak bisa. Aideen Stanley perlahan membuka matanya, dan menurun pandangannya, dan hal pertama yang memasuki pandangannya adalah sebuah tangan besar menyelinap dibawah baju kaosnya. Terkejut, mata Aideen Stanley terbuka lebar dan tidak bisa percaya. Dia terbangun sepenuhnya dan tidak ada lagi tanda-tanda kantuk di matanya. "Siapa kamu? Apa yang kau lakukan! Lepaskan aku" Semburnya, berputar mencoba keluar dari cengkraman tangan itu. "Aah~" tapi hasilnya ia merasakan kesakitan di kewanitaannya karena benda aneh itu. "Lupa?" tanya suara berat dan serat khas pria dibelakangnya. "Lupa apa?" Dia balik bertanya. Otak Aideen Stanley mendadak kosong sesaat. Tidak peduli betapa lambanya Aideen Stanley, dia akhirnya perlahan mulai mengerti apa yang sedang terjadi, yang berada di belakangnya adalah Rexford Howen, suami Enofno. Yang berarti akan menjadi suaminya juga. Memikirkan hal itu membuat Aideen merasa sedikit menjijikan. Dia harus cepat-cepat mengajukan perceraian, pikir Aideen. Sikap Rex terhadap Enonfo asli mirip dengan Kaisar terhadap selir yang tidak disuka, dia akan mengunjunginya sekali sebulan atau dua bulan untuk bercinta singkat. Yang lebih menyebalkan bagi Aideen, adalah si bodoh Enofno sangat menantikan kepulangan Rex, karena setidak ia pikir masih ada yang menginginkannya. Ia akan mencoba menyenangkan diri sendiri, dengan pikiran bahwa walaupun Rex tidak mencintainya, setidaknya Rex masih akan datang padanya. Selama bertahun-tahun setidaknya Rex akan selalu memberinya uang untuk dibelanjakan, meski sikap Rex sangat dingin, setidaknya dia tidak pernah berbuat jahat padanya. Tidak pernah memukul atau memarahi seperti banyak korban pernikahan yang ia baca. Lelaki itu juga tak mengunakannya sebagai alat. Bahkan ketika ia membuat kenakalan diluar, Rex tidak pernah menegurnya. Meski begitu, kematian Enofno sangat berhubungan dengan Rex yang dikabarkan sudah punya kekasih diluar. Ia pikir satu-satu harapannya telah hilang. Rex sudah punya gadis lain untuk tidur dengannya dan ia pikir dia tidak lagi berguna dan akan ditinggalkan lagi. Bodoh!!! Bodoh sampai ke tulang!!! Aideen Stanley sebenarnya adalah perawan murni selama bertahun-tahun, tapi karena proses perpindahan jiwanya, dimana ia akan berlayar menjalani kehidupan Enofno dari ia kanak-kanak sampai dewasa, ia jadi tercemari pengalaman dan kenalannya. "Bagaimana kau masuk?" tanya Aideen Stanley, ingat bahwa ia selalu mengunci pintunya baik siang atau malam saat ia berada di kamar. Selain itu, ia juga pindah dari kamar pengantin Enofno ke lantai tiga. Ia hanya ingin menghormati kenangan asli pemilik tubuh agar tidak ternoda olehnya. Siapa yang tahu, setelah dua bulan terbangun dari tubuh Enofno, Rexford Howen bakal menyelinap ke kamarnya dan sial, bercinta dengannya dirinya yang sedang tertidur. "Pintu." jawab Rexford Howen singkat. "Aku menguncinya!" Aideen Stanley memprotes. "Aku punya kunci." Frustasi, Aideen Stanley mengubur wajahnya di bantal. Tapi siapa yang tahu, Rexford Howen akan melanjutkan kegiatan dibelakangnya. "Sial! Kau... Kau singkirkan tanganmu. Sakit. Sial! b******k! keluarkan p***s sialanmu! Menyakitkan!" Aideen kehilangan akal hingga mengumpat keras. Tapi siapa yang tahu serigala lapar di belakang tidak berhenti, malah makin meremas payudaranya. Membuat Aideen ketakutan benda besar dan lembut itu akan hancur oleh tangan Rex yang besar dan kuat. "Hei! Tidakkah kau tahu wanita perlu foreplay sebelum bercinta. Aah, menyakitkan! Tidak! Berhenti! Kumohon berhenti!" Teriak Aideen marah. Aideen mengeliat-ngeliat seperti ulat, yang membuat keinginan Rex makin membengkak. "Jangan bergerak," kata Rex mencengkram pundaknya, menekannya sehingga tubuhnya yang tadi berbaring miring, menjadi telungkup. Melupakan keterkejutannya oleh reaksi dan kata-kata umpatan wanita dibawahnya. "Tidak! Rex, Ahhh! Kau b******n! Keluar." Aideen sama sekali tidak mau, masih berteriak-teriak dan mencoba melepaskan diri. Frustasi, Aiden mengubur wajahnya di bantal. Bukannya berhenti, Rexford Howen malah melanjutkan keluar masuk kedalam tubuhnya, tanpa ampun, seperti binatang buas, tidak peduli bagaimana Aideen akan berteriak, mengumpat atau memohon. Air matanya perlahan mengalir membasahi bantal, untuk pertama kalinya Aideen menangis secara sadar dalam hidupnya. Rasa sakit, penghinaan dan ketidakberdayaan benar-benar membuatnya sedih. Tahu bahwa ia tidak bisa menang melawan Rex, Aideen membiarkan lelaki itu melakukan apapun yang disukainya. Tapi, dalam hati ia mengumpat. Bajingan! Serigala besar tidak bermoral! Ia juga tidak lupa mengumpat Enofno. Enofno, Aideen pikir pantas saja wanita ini sering ditinggalkan, namanya mengandung dua 'No' yang berati tidak, yah, pantas saja dia sangat dekat dengan penolakan. Dan mungkin nama lain Enofno juga adalah Perju, nama lengkapnya Perjuangan Yang Tak Pernah Di Anggap Dan Sia-sia.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN