Bab 22 : 🔞Malam Panjang

734 Kata

Mie ayam datang sejam kemudian, dua mangkuk panas dengan kuah menggelegak dan irisan daun bawang yang harum. Hao yang buka pintu depan, bayar driver ojek pakai cash, lalu bawa nampan kayu ke kamar. Yena masih meringkuk di ranjang, selimut menutup sampai dagu, matanya setengah terbuka. Terlihat lelah. Bau mie langsung bikin perutnya keroncongan. “Makan dulu, Yena,” kata Hao lembut, duduk di pinggir ranjang. Dia menyuapi Yena pelan, seperti anak kecil. Sendok demi sendok, mie licin masuk mulut, kuah hangat mengalir ke perutnya yang kosong. Yena mengunyah dengan lemah, tapi matanya nggak lepas dari wajah Hao—menatap rambutnya yang gondrong, mata hitam, bibir tipis yang baru saja mengucap janji palsu. “Enak?” tanya Hao, menghapus kuah di sudut bibir Yena pakai ibu jari. Yena angguk pelan. “

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN