bc

Pelukan Dari Dunia Lain

book_age16+
0
IKUTI
1K
BACA
reincarnation/transmigration
time-travel
princess
drama
bxg
highschool
rebirth/reborn
like
intro-logo
Uraian

Ayla, seorang gadis remaja yang seharusnya telah pergi bersama angin malam, justru terjebak di dunia manusia sebagai arwah penasaran. Ia tidak tahu mengapa ia masih di sini. Mungkinkah karena rasa ingin tahunya pada cinta yang membawanya pada seorang siswa SMA yang dingin dan tak mudah didekati: Revan?

Dengan sikap jahil, manja, dan cara-cara imut khas "dunia sebelah", Ayla terus mencoba mendekati Revan yang keras kepala dan dingin seperti salju. Tapi siapa sangka, kehadirannya yang tak terlihat perlahan meluluhkan dinding hati Revan yang lama tertutup?

Namun, bisakah cinta tumbuh di antara mereka yang dipisahkan oleh kehidupan dan kematian?

Atau... mungkinkah Ayla punya alasan lain mengapa ia belum bisa pergi?

chap-preview
Pratinjau gratis
Gadis Dari Jendela
Hujan turun perlahan di atap sekolah SMA Harum Cendekia. Suaranya menenangkan, tapi tidak cukup untuk meredakan kegelisahan Revan. Ia duduk di bangku pojok dekat jendela kelas, memandangi rintik air yang mengalir seperti air mata di balik kaca. Matanya kosong. Tidak ada yang istimewa dari pagi itu. Kecuali satu hal. Seseorang memperhatikannya. Bukan dari dalam kelas. Bukan dari koridor. Tapi dari luar jendela lantai dua. Seorang gadis. Rambut panjang berwarna hitam kebiruan, kulitnya pucat, dan matanya bersinar lembut seperti rembulan. Wajahnya cantik. Tapi yang membuat Revan terpaku... tak ada bayangan tubuh gadis itu di jendela. Ia memicingkan mata, mencoba memastikan apa yang dilihatnya. Namun saat guru masuk dan menyuruh semua siswa duduk, gadis itu menghilang begitu saja. Revan mengernyit. “Mungkin cuma bayangan pohon,” gumamnya. Meski dalam hati, ia tahu... itu bukan bayangan. Hari itu berlalu seperti biasa. Guru yang membosankan. Teman-teman yang terlalu ribut. Dirinya yang kembali tenggelam dalam buku catatan dan dunia sendiri. Revan bukan tipe yang suka basa-basi. Ia bukan penyendiri karena lemah. Ia hanya merasa tidak ada yang benar-benar bisa memahami keheningan dalam dirinya. Tapi sejak kejadian pagi tadi, ada sesuatu yang berubah. Ketika ia berjalan menuju loker sepulang sekolah, terdengar suara lembut bersenandung. Tidak ada orang di lorong. Tapi suara itu jelas. Melodi sendu, seperti lagu yang terlupakan dari masa lalu. Revan menoleh ke belakang. Kosong. “Revan...” Suara itu. Memanggil namanya? Ia menahan napas. “Siapa?” Tak ada jawaban. Hanya keheningan yang menebal. Namun detik berikutnya, angin berembus lembut dari arah belakang. Dan di dinding kaca dekat tangga, ia melihat pantulan wajah yang sangat familiar. Gadis itu lagi. Tapi saat ia menoleh langsung ke arahnya, tak ada siapa-siapa. Revan menghela napas panjang. “Aku kurang tidur.” Namun saat ia kembali melangkah, sebuah catatan kecil jatuh dari loker. Kertas berwarna merah muda. Tulisan tangan bergaya imut: "Kamu terlihat sendu hari ini. Senyum lah sedikit~ :)" Jantung Revan berdetak lebih cepat. Siapa yang bisa menaruh ini? Tidak ada yang tahu kombinasi lokernya. Ia menatap tulisan itu lama, sebelum akhirnya menyelipkannya ke dalam buku catatan. Ada sesuatu yang aneh... tapi bukan menakutkan. Malah terasa hangat. Di atap sekolah, sesosok gadis duduk di pinggir tembok. Kakinya bergoyang pelan di udara kosong. “Dia melihatku...” bisiknya dengan wajah berseri. Ayla. Gadis yang dulunya adalah siswa di sekolah itu. Ia meninggal beberapa tahun lalu karena kecelakaan. Tapi ia tidak pernah benar-benar pergi. Ia terjebak, bukan karena dendam. Melainkan karena rasa penasaran. Dan satu keinginan sederhana jatuh cinta. Dari ratusan siswa yang datang dan pergi, hanya satu yang menarik perhatiannya. Revan. Dingin. Kalem. Dan... menyedihkan. “Aku ingin membuatnya tertawa,” gumam Ayla sambil tersenyum manis. “Walau aku cuma hantu.” Malam itu, Revan terjaga lebih lama dari biasanya. Di kamarnya yang sunyi, ia membaca buku sambil memutar musik instrumental. Tapi pikirannya terus kembali ke gadis itu. Bukan hanya karena wajahnya yang cantik. Tapi juga karena tatapan matanya. Tatapan yang seolah mengerti kesepian dalam dirinya. Dan lagi, entah dari mana, suara lembut itu kembali terdengar. “Revan...” Ia menoleh ke arah jendela. Terbuka. Padahal ia yakin sudah menutupnya sebelum tidur. Di balik tirai yang melambai pelan, sesosok gadis muncul. Kali ini, bukan hanya sebagai bayangan. Ayla berdiri di sana. Mengenakan seragam sekolah putih abu-abu. Rambutnya melayang pelan, seperti tersentuh angin yang tak terlihat. “Jangan takut,” katanya pelan. Revan tidak bisa berkata-kata. Bibirnya terbuka, tapi tak ada suara keluar. Ia tidak merasa takut. Aneh, tapi justru terasa damai. “Siapa... kamu?” “Ayla,” jawabnya sambil tersenyum. “Aku cuma... hantu yang jatuh cinta.”

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

Kusangka Sopir, Rupanya CEO

read
35.7K
bc

(Bukan) Istri Simpanan

read
51.1K
bc

Takdir Tak Bisa Dipilih

read
10.2K
bc

Jodohku Dosen Galak

read
31.0K
bc

Pacar Pura-pura Bu Dokter

read
3.1K
bc

Desahan Sang Biduan

read
54.0K
bc

Silakan Menikah Lagi, Mas!

read
13.5K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook