Pertama Kali Setelah Dua Tahun: Part 2

1717 Kata

Beberapa jam sebelumnya. Fasha menguap. Ia masih mengantuk sekali. Tapi harus bangun pagi. Meski hari ini bukan hari masuknya ke kantor. Ye lah. Setelah berguling-guling ke kanan dan kiri, ia akhirnya beranjak duduk. Kemudian menatap sekeliling kamarnya. Ia masih mengumpulkan nyawa belum memulai aktivitas di hari libur. Setelah bermenit-menit berlalu, ia baru beranjak. Jam wekernya masih menunjukan pukul setengah lima pagi. Ayahnya pasti sudah berangkat subuh ke masjid. Biar pun rada-rada tengil, tapi lelaki itu memang tahu kewajibannya. Ia bersyukur memiliki ayah yang demikian meski terkadang diragukan. Apanya yang diragukan? Perbedaan antara cinta dan takut pada ibunya memang beda tipis. Hihihi. Ia ingat dulu saat masih kecil, ibunya seringkali memelototi ayahnya. Satu-satunya perempuan

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN