Aku mendekati Luna yang masih membaca buku di sofa kamar. Ekor mataku mengintip. Al-Quran dan Sastra Istriku memang luar biasa. Perlahan, aku duduk di sampingnya. "1 jam lagi, acaranya Ratna. Kau takkan melewati momen seumur hidupnya kan?" tanyaku perlahan. Aku tak berani terlalu cerewet. Aku masih malu. Sebagai suami, aku tak mampu melindunginya. Justru laki-laki yang baru hadir dalam hidupnya yang menolongnya. Luna tak menjawabku. Fokusnya masih pada terbagi meskipun dengan kehadiranku. Aku memaklumi. "Kemarin aku beli baju yang bisa kamu pakai sekarang. Kalau kamu mau ikut, buka saja lemari! " Luna masih tetap diam. Aku menutup pintu dengan wajah layu. Bingung. Memang aku sangat payah! 30 menit aku duduk di kursi tamu menunggu istriku. Sepertinya Luna memang tak bernia

