Berita Yang Mengejutkan

1239 Kata
"I-Itu...." Anak laki-laki itu nampak ragu mengatakan yang sebenarnya pada Kaila. Sedangkan Kaila masih tetap menatap anak laki-laki itu. Hingga kesabaran Kaila habis karena anak itu tak kunjung berkata apa pun lagi. "Adik, kenapa kau malah diam saja? Ayo jawab pertanyaanku itu," sentak Kaila menyentuh pelan bahu anak laki-laki itu. Anak laki-laki itu menatap perlahan pada wajah Kaila. "Aku ingin memberitahukan hal ini padamu. Tapi aku dilarang melakukan hal itu. Karena jika aku mengatakannya, akan terjadi masalah yang besar nanti," jelas anak laki-laki itu. Kaila langsung mengeryitkan dahinya. "Apa maksudmu mengatakan semua itu? Aku enggak mengerti sama sekali," komentar Kaila dengan wajah yang bingung. Tampak anak laki-laki itu meremat dengan kuat bajunya. Ia nampak tak yakin menjelaskan yang sebenarnya pada Kaila. Hingga pada saat anak laki-laki itu ingin berkata kembali, secara cepat tubuh Kaila seperti ditarik ke belakang. "Eh, eh?! Tubuhku kenapa? Ahh!" teriak Kaila dengan keras. Tubuh Kaila telah menghilang dari hadapan anak laki-laki itu. Bukannya terkejut justru anak laki-laki itu menghelakan napas lega. "Untung saja aku bisa mengulur waktu agar Mama bisa kembali lebih cepat. Kalau tidak, aku enggak tau harus melakukan apa lagi. Semoga Mama enggak akan ke sini lagi. Aku enggak bisa lagi mengatakan apa pun saat itu terjadi," gumam anak laki-laki itu dengan tatapan yang agak cemas. Sedangkan di tempat lain, terlihat Kaila yang menatap terkejut pada dirinya di cermin kamar mandinya. Ia masih tak mengerti apa yang terjadi pada dirinya saat ini. Kaila memukul wastafel di depannya. Ia jadi agak kesal karena ia hampir saja mengetahui apa yang sebenarnya terjadi padanya akhir-akhir ini. Kenapa dia selalu datang ke tempat itu? Tempat yang sama sekali tak ia ketahui. "Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa aku terus kembali ke sana? Tapi aku sama sekali enggak tau bagaimana cara kembali lagi ke sana? Aku sangat ingin tau kenapa aku memgalami hal ini," gumam Kaila dengan wajah yang berpikir keras. Kaila beranjak untuk keluar dari kamar mandi. Namun wajahnya masih nampak sangat berpikir keras. Kaila akhirnya sedari tadi hanya bisa mondar-mandir di kamarnya seraya berpikir bagaimana caranya agar ia tahu apa yang sebenarnya terjadi pada dirinya saat ini. "Aku tak mungkin menceritakan hal ini pada Arcel lagi. Karena jawabannya pasti dia akan mengatakan jika aku ini hanya berhalusinasi saja. Aku harus mencari jawaban ini sendiri. Karena aku juga tak bisa mengganggu Davira yang sedang lagi membangun hubungan dengan Tony. Iyah, aku harus menghadapi ini sendirian," gumam Kaila kembali. Baru saja ia sedang duduk di ranjangnya, tiba-tiba saja ponselnya berdering. Segera ia mengambil ponselnya itu yang terletak di atas nakas samping ranjangnya. Terlihat nama 'Mama' di sana. Ia segera menggeser ikon hijau di ponselnya itu. "Halo Ma! Ada apa?" tanya Kaila ["Halo Kaila. Bagaimana kabarmu? Mama udah dengar tentang skripsimu yang sudah lulus. Kamu enggak mau datang ke sini untuk merayakannya?" tanya Devi] Kaila nampak berpikir sejenak tentang perkataan Mamanya itu. Sepertinya ia harus menerima ajakan itu. Mungkin aku harus menerimanya. Aku juga sudah lama tak ke sana. Lagian mereka kan orang tuaku. Harusnya aku bisa melupakan hal yang sudah terjadi ~ batin Kaila ["Kaila? Kamu masih di sana, Nak?" tanya Devi karena tak mendengar suara anaknya lagi.] Kaila langsung tersadar dari lamunannya. Segera ia menjawab kembali perkataan Mamanya itu. "Iyah, Ma. Aku akan ke rumah malam ini. Tapi aku enggak bisa mengajak Arcel ke rumah. Dia sedang sibuk," ucap Kaila yang seakan yakin jika orang tuanya mengajaknya datang ke rumah karena ingin mendekatkan diri kembali dengan Arcel. ["Mama enggak menyuruh kamu untuk membawa Arcel, sayang. Cukup dirimu saja yang datang ke sini. Mama kangen tau denganmu. Mama mau banyak dengar tentang kelulusan skripsi kamu itu," jelas Devi] Kaila mengangkat kepalanya ke atas. Jujur, ia juga merindukan kehangatan dari keluarganya itu. Sepertinya ia memang harus menerima ajakan itu. "Baiklah, Ma. Aku akan datang nanti malam. Sampai jumpa nanti malam," ucap Kaila seraya mematikan panggilan dari Mamanya itu. Kaila menaruh ponsel itu kembali ke atas nakas. Sesaat kemudian, ia kembali meraih ponselnya itu untuk menghubungi Arcel kalau dirinya akan pergi ke rumahnya kembali nanti malam. Namun, saat ia menghubungi pria itu, tak ada jawaban di sana. Hingga tiga kali ia mencoba untuk menghubungi Arcel, namun tetap tak ada jawaban di sana. Akhirnya Kaila memutuskan untuk mengirim pesan saja pada Arcel. "Mungkin dia sedang ada jam mengajar di universitas. Yang penting aku sudah mengabarinya soal kepergianku," gumam Kaila *** Malam sudah tiba. Terlihat Kaila yang sudah bersiap di depan cerminnya. Yah, dia saat ini akan pergi ke rumah orang tuanya, sesuai janji yang ia buat. Setelah dirasa cukup, Kaila segera bangkit dari duduknya. Ia meraih tasnya dan segera keluar dari apartemennya. Ia menaiki mobilnya untuk pergi ke rumah orang tuanya itu. Butuh waktu sekitar lima belas menit untuk sampai di rumah orang tuanya itu. Hingga ia telah sampai di depan rumah orang tuanya, Kaila segera turun dari dalam mobilnya dan berjalan masuk ke dalam. Saat Kaila masuk ke dalam rumah orang tuanya itu, ternyata sang Mama sedang menunggu untuk menyambut dirinya. "Mama?" panggil Kaila Devi segera mendekati anaknya itu dan memeluknya. "Akhirnya kamu datang juga. Ayo masuk. Kami semua sudah menunggu dirimu," ucap Devi seraya menuntun Kaila masuk ke dalam. Kaila hanya memasang senyum tipis. Kalau boleh jujur, ia juga kangen dengan rumah yang telah memberikan banyak kenangan untuknya itu. Sontak matanya melebar sempurna kala melihat sosok yang saat ini sedang duduk di meja makan. Di sana juga terdapat Papanya yang saat ini sedang menatap ke arahnya. "Kaila? Akhirnya kamu datang juga. Papa sangat ingin bertemu denganmu. Kamu sudah lama tak pulang ke rumah. Lihat, Dianti juga ada di sini," ucap Emran dengan senyum lebar seraya menunjuk ke arah wanita yang saat ini menatap ke arahnya. Kaila berjalan perlahan dan duduk di depan kakaknya itu. "Kapan kakak pulang?" tanya Kaila "Dia siapa?" tanya Dianti dengan wajah bingung. Kaila langsung terkejut begitu mendengar pertanyaan yang terlontar dari kakaknya itu. Ia langsung menatap ke arah orang tuanya yang terlihat menatap sendu. "Dianti mengalami kecelakaan sebulan yang lalu. Kami sangat terkejut saat itu. Kami enggak menyangka jika Dianti bakal lupa ingatan. Mama sudah menjelaskan tentangmu pada Dianti. Tapi nampaknya Dianti masih tak bisa mengingat dirimu," jelas Devi yang menatap sedih pada Dianti. Kaila sangat terkejut saat ini. Ia juga tak menyangka hal ini bakal terjadi. Tentu saja ia sangat sedih karena melihat kakaknya mengalami keadaan seperti itu. "Apa Mama dan Papa tak melakukan pengobatan pada kakak agar ingatannya kembali?" tanya Kaila Emran menganggukkan kepalanya pelan. "Papa bahkan sudah menyewa dokter yang hebat untuk menangani Dianti. Tapi sampai sekarang belum terlihat hasilnya," jelas Emeran yang terlihat menatap sendu pada Dianti. Kaila mengangguk paham. Ia menatap ke arah Dianti yang melihat ke arahnya juga. "Kakak, perkenalkan namaku Kaila. Aku ini adalah adikmu. Kita ini adalah saudara," ucap Kaila dengan senyum lebar. "Apa aku punya adik?" tanya Dianti dengan wajah bingung menatap ke arah kedua orang tuanya. Devi menganggukkan kepalanya pelan. "Iyah, Kaila itu adalah adikmu. Dia sangat menyayangi dirimu," jelas Devi "Tapi aku enggak ingat dengan dia, Ma. Yang aku ingat hanya pacarku saja," keluh Dianti Kaila langsung mengeryitkan dahinya. "Kakak hanya mengenal Irsyad saja gitu?" tanya Kaila dengan wajah bingung. Dianti langsung memandang bingung pada Kaila. "Siapa pula itu Irsyad?" tanya Dianti Kaila semakin menatap heran pada kakaknya itu. "Tapi bukankah dia adalah pacar kakak?" tanya Kaila Dianti menghela napas kasar. "Pacarku itu bukan Irsyad tau namanya. Namanya itu Arcel. Ingat yah, Arcel!" jawab Dianti dengan tegas. Sontak Kaila memandang terkejut pada apa yang dikatakan oleh Dianti. Dia tak salahmu dengar bukan? To be continued....
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN