"Sebaiknya kita pergi aja dari sini," celetuk Arcel sambil menggenggam tangan Kaila untuk pergi menjauh setelah melihat kemesraan dari pasangan Tony dan Davira.
Kaila sebenarnya cukup terkesiap dengan pegangan tangan dari Arcel yang tiba-tiba.
"Eh, eh? Tapi kenapa kita pergi?" tanya Kaila yang tak peka dengan keadaan.
Arcel hanya bisa tersenyum maklum karena sang pacar yang tak cukup mengerti dengan keadaan.
"Eh, Kaila. Jangan pergi dong. Aku mau tanya hal penting denganmu," tahan Davira yang melihat kalau Kaila akan pergi.
Kaila langsung mengeryitkan dahinya.
"Kau mau tanya apa?" tanya Kaila dengan wajah penasaran.
Kaila mengajak Arcel untuk duduk dulu di hadapan Tony dan Davira.
"Kapan rencana kalian akan menikah?" tanya Davira dengan wajah penasaran.
Sontak Tony langsung memandang terkejut pada Arcel yang terlihat mengalihkan pandangan darinya. Sedangkan Kaila nampak mengulum senyum malu.
"Kalian akan menikah?" tanya Tony yang ingin memastikan.
Kaila langsung memandang sedikit heran pada Tony. Ia menganggukkan kepalanya dengan pelan.
"Iyah, kami akan segera menikah. Arcel telah melamarku baru-baru ini. Apa Arcel tak memberitahumu soal ini?" tanya Kaila dengan wajah bingung.
Nampak Tony yang terdiam dengan pertanyaan dari Kaila. Karena nyatanya Arcel memang tak memberitahunya soal rencana pria itu untuk menikah dengan Kaila.
Kaila langsung memandang ke arah Arcel yang hanya diam saja.
"Arcel, kau enggak kasih tau hal ini pada Tony?" tanya Kaila sambil menyentuh bahu Arcel.
Arcel langsung menatap ke arah Kaila.
"Bukannya aku tak memberitahukan hal ini pada Tony. Tapi akhir-akhir ini aku emang jarang bertemu dengannya, karena kesibukan kami masing-masing. Iya kan, Tony?" timpal Arcel menatap ke arah Tony.
Tony langsung meringis kesakitan kala kakinya yang diinjak dengan kuat oleh Arcel. Ia tahu jika Arcel sedang menyuruhnya untuk membantu bersandiwara saat ini. Lihat saja senyum dari pria di depannya ini, yang menyimpan banyak rahasia, yang sialnya ia tahu semua itu.
Tony langsung menghela napas kasar di dalam hatinya. Apa lagi yang akan dilakukan oleh sahabatnya itu?
"Itu benar, Kaila. Aku emang agak terkejut saat ini mendengar hal itu. Karena, baru saat ini aku bertemu lagi dengan Arcel. Kau jangan mengambil serius hal ini," jelas Tony
Kaila mengangguk mengerti. "Oh begitu rupanya. Aku sempat berpikir kalau kalian sedang bertengkar saat ini," komentar Kaila
"Haha, aku enggak mungkin bertengkar dengan Tony. Kami ini sahabat tau," timpal Arcel
Tony menatap Arcel dengan berbagai pertanyaan. Arcel tahu arti dari tatapan sahabatnya itu. Ia pun menganggukkan kepalanya pelan seakan mengisyaratkan pada sahabatnya itu kalau ia akan menjelaskan semuanya nanti.
"Wah, aku sangat senang dengan berita ini. Apa kalian sudah menentukan tanggal yang pas?" tanya Davira yang nampak antusias.
Kaila terkekeh pelan. "Kami masih menyiapkan banyak hal untuk itu. Kau juga tau kan kalau kita baru saja lulus dari universitas," jawab Kaila
"Kaila benar. Aku dan Kaila sedang menyiapkan banyak hal untuk pernikahan kami. Karena ini adalah pernikahan sekali seumur hidup. Aku ingin memberikan pernikahan yang terbaik untuk Kaila," jelas Arcel seraya tersenyum lebar pada Kaila.
Kaila tersenyum senang mendengar hal itu.
"Uhh, so sweet banget sih. Aku doakan kau dan Kak Arcel tetap langgeng yah. Pokoknya kalau ada sesuatu yang butuh bantuanku, langsung hubungi aku aja yah," timpal Davira
Kaila mengangguk paham. "Iyah! Aku pasti akan merepotkanmu nanti. Kau harus bersiap dengan hal itu," balas Kaila dengan kekehan pelan.
"Itu sudah pasti bukan. Aku ini kan sahabatmu. Tentu saja aku harus turut andil menyukseskan pernikahanmu itu," ujar Davira
Jika kedua wanita itu saling melempar candaan dan tawaan, beda halnya dengan dua pria di samping mereka yang terlihat bersitegang saat ini.
"Kai, kita harus pulang saat ini. Bukankah kita masih harus mengurus banyak hal hari ini?" sahut Arcel menatap Kaila.
"Oh, iya. Aku lupa dengan hal itu," timpal Kaila yang baru saja ingat.
"Kalau kau masih ada urusan lain, enggak apa-apa pergi aja, Kai," ujar Davira
Kaila menganggukkan kepalanya. "Kalau gitu, aku dan Arcel pergi dulu yah. Sampai jumpa," ucap Kaila sambil melambaikan tangannya.
"Aku pergi dulu, Tony. Nanti kita berbicara lagi," ujar Arcel
Arcel menggenggam tangan Kaila untuk keluar dari kafe itu. Setelah membantu Kaila masuk ke dalam mobil, Arcel segera menggerakkan mobilnya untuk pergi.
Selama perjalanan menuju ke apartemennya, ia melihat Arcel yang nampak diam saja.
"Arcel? Kenapa kau melamun?" tanya Kaila menyentuh bahu Arcel.
Arcel yang sedang memang tengah melamun, langsung saja agak tersadar dengan sentuhan pada bahunya. Ia langsung menatap sekilas pada Kaila.
"Iya, Kai? Ada apa?" tanya Arcel
"Kau melamun yah? Sedang memikirkan apa?" tanya Kaila kembali
Arcel tersenyum tipis seraya menggelengkan kepalanya pelan.
"Bukan apa-apa kok. Aku hanya sedang memikirkan beberapa konsep yang cocok untuk pernikahan kita nanti. Aku bakal menunjukkannya padamu nanti yah," jelad Arcel
Kaila mengangguk mengerti. Walaupun ia tak yakin jika yang dijelaskan oleh Arcel itu yang sebenarnya.
Mobil yang dikendarai oleh Arcel akhirnya sampai di area apartemen Kaila. Arcel menggenggam tangan Kaila dan masuk ke dalam.
Baru saja mereka masuk ke dalam apartemennya Kaila, tiba-tiba saja Arcel memeluk erat tubuh Kaila. Kaila tentu saja agak heran dengan tingkah Arcel yang tiba-tiba itu.
"A-Arcel? Ada apa?" tanya Kaila sambil mengelus punggung Arcel.
Arcel melepaskan pelukan itu. Dia menyatukan keningnya dengan kening Kaila.
"Enggak ada apa-apa. Aku hanya sangat senang dan lega karena pada akhirnya kita akan bersama untuk selamanya, Kai. Aku hanya ingin bersamamu saja. Aku sangat berharap kita tetap akan bersama untuk waktu yang lama," jelas Arcel
Kaila ternyata tahu apa yang sedang dipikirkan oleh tunangannya itu. Ia menangkup wajah Arcel. Dengan perlahan ia mengecup dengan pelan bibir pria itu. Arcel cukup terkejut dengan tindakan Kaila yang agak tiba-tiba itu.
"Kau jangan khawatir yah, Arcel. Aku yakin kebahagiaan akan selalu ada untuk kita. Aku yakin kita pasti akan selalu bersama. Karena sudah begitu banyak masalah yang kita lewati. Kau dan aku tak akan pernah berpisah," papar Kaila dengan senyum yang lebar sambil mengalungkan kedua tangannya pada leher Arcel.
Arcel pun langsung tersenyum lebar. Kata-kata Kaila benar-benar langsung membuatnya agak bersemangat saat ini. Berbagai kemungkinan buruk yang sering ia pikirkan, perlahan menghilang dalam dirinya. Ia jadi semakin yakin untuk memperjuangkan keselamatan cintanya pada Kaila.
Arcel menarik pinggang Kaila agar semakin mendekat. Dengan cepat ia menempelkan bibirnya pada bibir Kaila. Mencium dengan pelan bibir tipis itu. Semakin lama, ciuman itu semakin menuntut. Lumatan demi lumatan diberikan oleh keduanya.
Terima kasih, Kaila. Aku janji akan selalu memperjuangkan cinya kita. Meski aku harus melanggar aturan yang ada. Aku enggak peduli lagi. Karena aku sangat mencintai dirimu ~ batin Arcel
To be continued....