"Tenang saja, sayang. Putraku itu sangat sangat tampan. Umurnya baru memasuki 25 tahun. Belum pernah dekat dengan perempuan lain. Ah, jangankan dekat, melihat wanita saja dia langsung memasang wajah dinginnya. Aku sampai takut dia penyuka sesama jenis. Tapi, jangan khawatir. Ketakutanku itu pasti tidak akan terjadi. Dia pasti masih suka perempuan. Hanya saja belum ada yang berhasil meluluhkan hati dinginnya. Aku yakin nanti kau bisa meluluhkannya dengan wajah cantik dan hati baikmu itu."
"Putraku memang bukan seorang pangeran tapi dia pemimpin sekte terkuat di Kekaisaran Wu ini. Ia memiliki banyak anggota yang hebat. Kekuatan mereka tidak tertandingi. Kalau tidak salah mereka bisa berkultivasi. Sayangnya semua anggota sektenya laki-laki. Putraku ini sangat disegani dan ditakuti oleh orang-orang, bahkan Kaisar saja takut padanya. Bukan kah itu sangat mengagumkan?"
"Jika menikah dengannya, maka kau tidak perlu takut diganggu orang lain. Kalau saja ada yang menganggumu maka anggota sekte kami siap menghancurkannya untukmu meskipun itu kaisar sekali pun. Dengan kekuatan kami, pasti kami bisa menghancurkan Kekaisaran Wu yang lemah ini."
"Bagaimana? Kau mau ‘kan menjadi istri putraku? Kau tidak perlu khawatir, aku akan menjagamu dan memarahi putraku jika dia nakal padamu."
Xiao Qi menatap wanita tua yang ditolongnya itu dengan tatapan cengo.
Wanita itu benar-benar berusaha sebaik mungkin mempromosikan anak satu-satunya itu. Sudah seperti sales yang mempromosikan barang mereka saja. Bedanya ini mempromosikan manusia, bukan barang.
Wajah berbinar dan penuh harap wanita itu membuat Xiao Qi tidak tega menolak mentah-mentah. Ini lah kelemahannya sejak dulu, dia tidak tega menghancurkan harapan orang tua maupun melihat sedih mereka.
Berusaha mengulur waktu, Xiao Qi menjawab sebijak mungkin. "Nyonya harus menanyakannya pada ayahku. Pernikahan adalah hal besar dan aku masih terlampau kecil untuk memutuskan semuanya sendirian."
Wanita itu tampak tersenyum semakin lebar sampai Xiao Qi menjadi takut bibir wanita itu akan robek.
"Tapi, kau mau ‘kan menjadi istri anakku?"
Xiao Qi mengumpat dalam hati. Tentu saja dia tidak mau karena belum kenal.
"Aku tidak memberimu kesempatan menolak! Sampai jumpa menantuku!! Aku akan menemui ayahmu sekarang juga!!"
Lagi-lagi Xiao Qi melongo tidak percaya melihat kepergian wanita tua yang berseri-seri itu.
"Dia bahkan tidak memberiku kesempatan menolak. Aku jadi penasaran dengan anaknya itu."
Menghempaskan tubuhnya di atas kasur lalu mulai memejamkan matanya. Ingin mengistirahatkan tubuh lelahnya sejenak.
"Setampan apa anak mereka itu? Apakah setampan Kakak ipar Agraku? Atau setampan daddy? Ataukah setampan Paman Arthur?"
Xiao Qi mengigit bibir bawahnya gemas. "Semoga saja dia sangat tampan, lebih tampan daripada penghianat itu."
"Nanti kalau dia tampan, aku akan menerimanya dan membuatnya menjadi bucin denganku agar aku bisa memanfaatkannya dengan baik." Gumamnya.
Hati terdalamnya sudah memutuskan untuk tidak mencintai lagi karena cinta hanya memberikan luka.
Lebih baik memanfaatkan daripada mencintai karena Cinta tidak memberikan keuntungan apa pun.
Gadis cantik itu tiba-tiba membuka matanya ketika panah meluncur dengan cepat ke arahnya.
Panah itu langsung ditangkapnya dengan satu tangan. Memberikan mantra ke panah tersebut dan mengembalikan panah ke si pemilik hingga jeritan kesakitan seseorang terdengar dengan jelas.
Tidak dihampirinya sama sekali karena tahu diluaran sana ada penjaga yang berjaga dan berusaha menangkap si pembunuh itu.
Masih terlalu mudah untuk membunuh Xiao Qi dengan sebuah panah. Jika ingin membunuhnya maka harus punya kemampuan khusus dulu karena kekuatannya di dunia modern pun ikut terbawa ke sini.
Ya, dia punya kekuatan di zaman modern karena dia bukan manusia biasa.
Dia adalah makhluk immortal, anak dari Alpha Darren dan Luna Devi, pemimpin kaum werewolf.
Terdengar mustahil memang, tapi itu memang benar adanya. Dia benar-benar makhluk dunia immortal yang hanya dianggap mitos oleh manusia. Makhluk yang keberadaannya tidak pernah dipercayai oleh siapa pun. Makhluk yang hidup berbaur dengan manusia tanpa disadari oleh manusia itu sendiri.
Bersambung...