Bagian 2

1006 Kata
"Mil, kamu jangan lupa untuk mengecek gaun pengantinnya ya? udah gak ada waktu lagi lho ini," ucap Ibu Mila yang terlihat sangat sibuk mengecek nama nama undangan yang akan diundang dihari bahagia itu "Iya bu," Mila tersenyum "Oya, Rendy ada hubungi kamu gak?" Mila terdiam sejenak, "emang ada apa bu?" "Ya gapapa, cuman nanya aja. soalnya ibu lihat lihat kayaknya kamu jarang kedengaran teleponan sama Rendy," "O-oh, enggak koq bu! kita masih suka kontekan seperti biasa, cuman gak lama soalnya masing-masing kan ada kerjaan yang harus selesai sebelum pernikahan." Mila mencoba menyanggah ucapan ibunya "Oh gitu ya, syukur deh! Tadinya ibu pikir kalian lagi berantem, tapi yang namanya mau nikah itu biasanya suka adaa aja godaannya, jadi kalian berdua harus sama sama saling menguatkan satu sama lain, dan saling meyakinkan kembali dengan komitmen yang kalian buat," Mila mengangguk paham mendengar nasehat dari ibunya, 'Mila juga gak tau kenapa, akhir-akhir ini Rendy susah dihubungi. terkadang Mila takut kalau Rendy tiba-tiba ninggalin Mila.' batin Mila berkecamuk *** Di sore hari, Mila yang tengah mengendarai mobilnya tanpa sengaja melihat mobil calon suaminya terparkir di depan sebuah restoran. Ia yang merasa gelisah pun memutuskan untuk memutar balik mobilnya, namun saat ia tiba mobil itupun sudah tidak ada lagi ditempatnya. "Apa aku salah lihat ya?" ucapnya pada diri sendiri Namun karena penasaran, Mila pun memutuskan untuk mengecek ke dalam restauran. ia melihat ke arah sekeliling, namun ia tidak menemukan sosok yang ia cari. "Iya, kayaknya salah lihat!" Mila menertawakan dirinya sendiri, Ia kemudian melanjutkan perjalanannya. Setibanya di butik, ia langsung mencoba gaun pengantinnya yang ternyata sudah siap digunakan. Gaun berwarna putih dan menjuntai, dengan hiasan berkilau membuatnya tampak cantik dan bersinar. "Waa, anda kelihatan sangat cantik Nona," ucap seorang pegawai butik Mila pun tersenyum puas, "Nona, Jas untuk pengantin prianya sudah siap. Apa anda datang dengan calon suami anda?" Senyuman itupun mendadak berubah sayu, Mila menggeleng pelan. melihat reaksi Mila, pegawai butik itu pun berusaha untuk menghiburnya "Tidak apa apa Nona, mungkin calon suami anda sedang sibuk. Kami sudah membuat jas ini sesuai dengan pesanan untuk pengantin pria, lihatlah! jika disandingkan dengan gaun yang anda pakai, sangat serasi bukan?" Senyuman itupun kembali terukir, "Terima kasih," *** Tidak terasa hari pernikahan dua hari lagi akan digelar, Mila bermaksud untuk mengajukan cuti kantor hari ini sekaligus membagikan sisa undangan yang belum disebar. "Aaaaa Milakuu udah mau jadi istri orang, huuu huuu.." Luna memeluk erat Mila "Hey, aku ini mau nikah bukan mau pergi berperang! gak usah segitunya kali!" ucap Mila "Mil, walaupun kamu udah nikah. kita masih tetep bisa jalan bareng kan?" "Emmm, gimana ya?" "Jahat banget sih! kalo gitu, kamu gak usah nikah aja!" "Eh, ngadi-ngadi ya kamu! jahat banget mulutnya!" Luna tertawa, "becanda doang," "kamu sendiri kapan mau nikah?" Jlebb bak ditusuk pisau, pertanyaan Mila membuat mood Luna langsung turun drastis. mengingat usia Luna lebih tua 3 tahun dari Mila, membuatnya langsung muram Luna mempoutkan bibirnya, "bisa-bisanya kamu nanyain itu?" Mila pun tertawa melihat reaksi Luna, "Iya deh, Maaf ya!" Mila memasang wajah memelas Luna pun kembali tertawa melihat wajah Mila yang menurutnya lucu. "Oya, karena hari ini hari terakhir kamu masuk kantor. gimana kalo hari ini aku traktir kamu makan di restoran yang baru buka?" ucap Luna "Ayo!" Mereka pun berencana pergi setelah selesai jam kantor *** Sepanjang perjalanan menuju restoran makanan Korea Mila dan Luna terus bercanda, hingga Mila merasakan sakit di perutnya karena terus tertawa dengan obrolan Luna. Setibanya di restoran, mereka pun turun. Namun, langkah Mila tiba-tiba terhenti saat ia melihat mobil sedan berwarna hitam terparkir di hadapannya. "Lho, ini bukannya mobil calon suami kamu ya Mil?" ucap heran Luna Tanpa menanggapi ucapan Luna, Mila pun melangkah masuk begitu saja kedalam restoran. "Eh, Tunggu Mil!" Luna mengekori Mila melangkah dengan tergesa-gesa, ia melihat ke arah sekitar. Namun, karena kondisi restoran yang sedang penuh oleh pengunjung. ia tidak bisa melihat dengan jelas, ia mencoba menelusuri tempat itu diikuti oleh Luna. Namun, ia tidak bisa menemukan calon suaminya. Merasa kesal, Ia kemudian melangkah keluar dan mencoba menghubungi Rendy. hanya suara operator yang menjawab teleponnya. Mila yang sudah terlanjur kesal pun memutuskan untuk pulang. *** Keesokkan harinya, Mila yang tidak bisa tidur semalaman, memutuskan untuk datang ke rumah Rendy. Setibanya di rumah Rendy, rumah itu terlihat sepi dari aktivitas. Mila yang merasa penasaran pun terus memencet bel rumah Rendy, namun tidak ada jawaban. Mila kembali menghubungi Rendy, tapi ponsel Rendy tidak aktif. Tak lama kemudian sebuah mobil mini bus berhenti di depan gerbang, seseorang pun keluar dari mobil tersebut. "Lho, Mila?" ucap seorang perempuan paruh baya yang ternyata adalah ibunya Rendy "Bu, Rendy nya ada?" Terlihat ada gelagat aneh dari ibu Rendy, "I-itu Rendy masih di kantornya," ucap gugup ibu Rendy "Di kantor? memangnya Rendy belum mengajukan cuti, Bu?" "B-belum, sepertinya pekerjaannya masih banyak. jadi dia gak bisa ninggalin gitu aja." Mila menggenggam kedua tangannya, "Bu, besok adalah hari pernikahan aku sama Rendy. Aku harap semuanya baik-baik aja." Ibu Rendy hanya tersenyum dan mengangguk pelan. Mila pun berpamitan untuk pulang. Dalam perjalanan pulang, tanpa sengaja Mila melihat sekilas Rendy yang tengah mengendarai mobilnya ditemani dengan seorang perempuan yang tidak ia kenali. "Rendy?" 'Siapa perempuan yang bersama Rendy?' batinnya Mila pun mengikuti mobil calon suaminya itu, "Loh? bukannya ini jalan ke rumah Rendy?" Tak lama kemudian mobil yang dikendarai oleh Rendy pun berhenti di depan rumahnya, Ia kemudian membukakan pintu mobil. Keluarlah seorang perempuan cantik dengan dress putih dan rambut bergelombang yang terurai. Mereka berdua pun melangkah masuk ke dalam rumah dengan bergandengan tangan. Mila yang sudah tersulut emosi pun langsung mengikuti mereka. "Rendy!" teriak Mila dengan penuh emosi Rendy membulatkan kedua matanya sempurna saat ia melihat Mila sudah berada dihadapannya. "M-mila?" "Siapa wanita itu?" Mila menahan dirinya Rendy terdiam, ia seakan sedang berpikir bagaimana untuk menjawab pertanyaan dari calon istrinya itu. Deva yang merasa kesal karena Rendy yang tidak kunjung menjawab pun tiba-tiba memgaitkan tangannya ke tangan Rendy, "Aku istrinya!" jawabnya enteng "A-apa?" Mila syok mendengar pengakuan dari perempuan yang bahkan ia baru melihatnya kali ini. Mila menatap tajam Rendy seraya menahan tangis, "Jelasin! Apa maksudnya? Bener, dia istri kamu?"
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN