bc

The Perfect Man Is My Dad! (21+END)

book_age18+
1.1K
IKUTI
5.8K
BACA
possessive
family
pregnant
arrogant
CEO
single mother
drama
city
secrets
actor
like
intro-logo
Uraian

Grish dibesarkan tanpa seorang ayah. Ibunya, Bella--selalu berkata bahwa ayah Grish bekerja di Mars untuk Bumi. Namun, apa yang terjadi kalau Grish tahu ayahnya adalah seorang aktor terkenal di Inggris dan memiliki tunangan seorang super model? Apa reaksi publik kalau ternyata aktor kesayangan mereka telah menelantarkan putranya? Dan apakah Noah benar-benar tidak ingat kalau mantan kekasihnya hamil saat ia ditinggalkan?

chap-preview
Pratinjau gratis
The Perfect Man Is My Dad! - 1
    Grish menggandeng tangan Bella setelah dia berhambur keluar kelas. Grish—anak kecil berusia 7 tahun. Dia menggandeng erat tangan ibunya ketika melihat Arash—anak seorang akuntan yang mengatainya tak memiliki ayah dan Bella bukan ibu kandungnya karena mereka berbeda. Bella—begitu tampak sebagai wajah Asia sedangkan Grish seperti ras kaukasia meskipun kulitnya tak sepucat Arash, tapi dia memiliki mata biru cerah yang cantik.     Bella merasakan ketidaksukaan Grish pada anak yang berjalan di depannya. Dia digandeng seorang Nanny berkulit hitam. Jelas, ibunya sangat sibuk. Dia seorang akuntan yang terkenal.     Bella menarik napas. Dia berjalan terus tanpa mempedulikan Arash yang sedari tadi menatap putranya. Mereka berpapasan. Arash tersenyum jahat. Anak berambut ikal panjang itu melirik jahat pada Grish. Grish tidak peduli sama seperti Bella. Tapi Grish anak-anak, dia akan selalu mengingat tatapan jahat Arash.     “Jangan pedulikan dia.” kata Bella. Sejak bersekolah Grish selalu menceritakan Arash. Dia anak kecil yang pernah mendorong Selena dari atas prosotan hingga Selena jatuh. Dia pernah menyobek buku gambar Grish yang bergambar Grish, ibu dan nenek Claire. Dan mengejek kalau Grish tidak punya ayah. Dan setiap kali Grish bertanya soal ayahnya pada Bella—jawaban Bella adalah ayahnya ada di tempat persembunyian di Mars. Ayahnya bekerja untuk Bumi di Mars. Awalnya Grish bangga tapi rasa rindu untuk menggandeng dan memeluk ayahnya membuat Grish benci. Kenapa harus bekerja untuk Bumi? Kenapa tidak bekerja seperti ayah Selena sebagai seorang pianis di kota yang terkenal dengan penekuknya ini? Kenapa tidak bekerja seperti ayah Jerry sebagai manajer perusahaan alat-alat kesehatan? Kenapa harus bekerja untuk Bumi? Tapi Bella akan selalu bilang kalau ayahnya adalah pria hebat. Jarang orang yang bekerja untuk Bumi dan ayah Grish mendapatkan kesempatan luar biasa untuk tinggal di Mars.     “Kalau Dad pulang nanti, aku ingin Dad yang mengantar dan menjemputku pulang. Aku akan beritahu Arash soal Dad yang bekerja untuk Bumi di Mars.” celoteh Grish.     Dia hanya anak-anak berusia 7 tahun, Bella.                       “Ya, tentu saja.”     “Mom, kita akan pulang ke rumah kan?”     “Tidak, sayang. Masih ada pekerjaan di kantor. Carry nanti marah-marah kalau pekerjaan Mom belum selesai.”     “Huft, aku ingin menangkap kupu-kupu di kebun bunga Nenek Claire.”     “Nanti, Grish. Sekarang kamu main-main saja sama Fiona.”     “Kapan Mom? Kita selalu pulang sore dari kantor Carry. Kupu-kupu di belakang rumah Nenek Claire pulang duluan ke rumah masing-masing.” Grish menunduk sedih. “Aku ingin mengajak Fiona juga menangkap kupu-kupu.” Lanjutnya.     Bella sampai di samping renaultnya. Dia tersenyum miris. Putranya selalu terobsesi dengan kupu-kupu. Grish pernah bilang dia akan membuat kebun kupu-kupu yang akan dipersembahkannya pada ayahnya nanti ketika ayahnya pulang ke Bumi. Dan akan mulai menangkapnya kemarin. Tapi, Bella selalu saja membawanya ke kantor bridal—tempat kerja Bella. Mereka pulang pukul empat sore dan kupu-kupu pulang ke rumah masing-masing pada pukul empat sore.     Lima belas menit Bella dan Grish sampai di kantor Bridalnya. Grish turun dari renault dengan wajah masam. Nenek Claire bilang Grish boleh mengambil semua kupu-kupu di kebun bunganya yang terletak di belakang rumah. Grish tentu saja senang mendengar hal itu. Tapi, kenapa seakan Bella tidak mengizinkannya menangkap kupu-kupu indah berwarna-warni? Grish selalu saja di bawa ke kantor sampai sore. Kalau tidak ada Fiona, Grish mungkin akan kabur. Membeli es krim, permen lolipop dan menikmati suasana jalanan yang ramai.     Grish sering menghabiskan waktu bersama Nenek Claire saat weekend. Nenek Claire tinggal sendiri di rumahnya. Dia memiliki seekor kucing anggora berwarna cokelat. Grish sering bermain dengan kucing cokelat Nenek Claire bernama—Justin. Justin juga sering datang ke rumah kecil milik Grish. Grish selalu ingat saat dirinya menangis dimarahi Bella, Justin ada di sampingnya. Menempelkan di lengan Grish dan sesekali menjilati lengan Grish. Justin sangat perasa.     Di kantor dengan berbagai macam gaun pernikahan terpajang di etalase ini, semua orang sibuk. Carry sibuk mengomel-ngomel pada Samantha hingga rambut pendeknya tampak berdiri di mata biru cerah Grish. Hugh sibuk menatap laptop di mejanya sembari sesekali membenarkan letak kacamatanya. Fiona menatap layar komputernya dengan wajah santai dan makan roti. Wajahnya langsung berbinar melihat Grish.     “Grish, sini!” panggilnya. Grish mendekat.     “Duduklah, adikku.” Fiona menarik kursi kosong di sebelahnya dan menyuruh Grish duduk di situ. Fiona adalah pekerja paling muda di bridal ini. Usianya 22 tahun. Rambutnya panjang hitam yang tergerai berantakan tak beraturan. Wajahnya misterius dan dia suka mengenakan lipstik warna gelap. Dia mirip Bella-Trix di film Harry Potter. Tapi Fiona tidak jahat. Fiona cenderung lucu dan ceria meskipun wajahnya memang horor dan menakutkan. Yang jahat di bridal ini tentu saja Carry—pemilik bridal yang memiliki wajah aristokratis dan mata cokelat sipit dan jangan lupakan rambut super pendeknya.     “Aku tidak suka Carry mengomel begitu.” kata Grish membuka tasnya dan mengambil permen rasa mint. “Kau mau?” dia menawarkan pada Fiona.     “Tidak. Aku sedang makan roti. Kau mau roti, sayang?”     Grish menggeleng.     “Carry memang begitu. Tapi dia baik kok. Aku betah di sini meskipun sering diomeli Carry tapi dia tidak memberikan batasan antara karyawan dan bos. Oh ya, bagaimana sekolahmu hari ini?” Fiona berkata seakan Grish paham akan batasan antara karyawan dan bos. Menurut Fiona, Grish bukanlah anak kecil biasa. Grish yang tampan dan imut itu memilikin kemampuan mencerna perkataan layaknya orang dewasa.     “Arash mengambil pensilku.” kata Grish sedih.     “Ya ampun, anak itu benar-benar nakal. Kau mau aku memarahinya?” ujar Fiona menawarkan bantuan.     “Tidak.” Grish mengunyah permen rasa mintnya. Tangannya kembali masuk ke dalam tasnya. “Aku mengambil kotak pensilnya.” Grish memamerkan kotak pensil Arash berwarna merah.     “Grish! Hahaha!” Fiona terbahak.                    Bella yang menguping pembicaraan Grish dan Fiona langsung mendekat. “Grish,” Bella menatap Grish dengan tatapan menegur. “Balikin ya. Kau tidak boleh mencuri apa pun, Grish.”     “Arash mencuri pensilku, Mom.” Grish membela diri.     Bukan alasan untuk mencuri milik Arash, Grish. Kembalikan pada Arash besok.” perintah Bella kemudian meninggalkan Grish dan Fiona ke ruangan Carry.     “Ibumu benar, Grish. Kamu tidak boleh membalas Arash dengan cara seperti itu. Karena kau berbeda dengan Arash.” Fiona tersenyum seraya membelai rambut lurus Grish dan menyeka poni depannya ke belakang.     Grish sering cerita pada Fiona tentang Arash. Bukan hanya pada Fiona tapi juga pada Nenek Claire. Setiap kali Grish cerita tentang Arash, Fiona dan Nenek Claire terlihat kesal dan marah. Tapi Nenek Claire selalu bilang ma’afkan Arash meskipun Arash tidak pernah minta ma’af dan menyesali perbuatannya. Nenek Claire selalu mengajarkan Grish untuk mema’afkan, mengampuni dan memberkati siapa pun yang melukai Grish. Grish mendengar dan terkadang dia menuruti perkataan Nenek Claire, tapi dia hanyalah anak kecil. Dia masih tujuh tahun.     Fiona membuka sebuah laman gosip di komputernya. Dia menganga dengan pupil melebar. “Astaga...”     Grish ikut menatap layar komputer Fiona. “Kenapa?” Grish membaca judul gosip terkini.     “Fiona, jangan ajari Grish untuk bergosip.” sahut Hugh di sebelah mejanya. Hugh sangat tahu kalau Fiona berkata ‘astaga’ itu tandanya ada gosip heboh.     Siapa dia?” tanya Grish polos.     “Dia aktor terkenal, Grish. Hari ini dia bertunangan. Aku patah hati.” Fiona menatap layar komputernya dengan wajah sendu.     “Dia pernah main film Harry Potter?” tanya Grish penasaran. Dia fans Harry Potter, tapi sepertinya wajah pria di layar komputer Fiona itu tidak pernah main di film-film favorit Grish.     “Bukan. Dia pemain film genre romantis dan terkadang action. Namanya...”     “Fiona, jangan bergosip dengan anak kecil.” protes Hugh lagi.     “Ah, iya, bawel!” balas Fiona.     “Dia sangat tampan, Fiona.” Grish memuji jujur.     “Ya, itu sebabnya aku mengidolakannya.” Fiona menatap Grish dan tatapannya fokus pada mata, hidung dan alis Grish. Lalu dia membandingkan dengan wajah aktor yang diidolakannya itu. Sebentar... ada yang janggal.     “Grish,” Fiona menatap Gris dengan tatapan selidik.     “Ya,” sahut Grish menatap Fiona dengan tatapan anak kecil yang seolah akan diberi suatu dongeng.”     “Kamu mirip dengannya,” Fiona menunjuk foto aktor itu di depan layar komputernya.     Grish memiringkan kepala dan mendekatkan matanya pada layar komputer. Pria itu berdiri memegang punggung tunangannya. Mata pria itu berwarna biru cerah. Hidungnya mancung. Alisnya tebal. Persis seperti alis Grish.     “Alisku mirip.” Grish mengangguk.     “Iya, tapi bukan hanya alismu yang mirip.”     “Lalu apa?”     Seketika kedua bola mata Fiona berbinar. “Ah, aku tahu kenapa aku suka padamu, Grish!” dia berkata dengan wajah cerah. “Aku tidak terlalu suka anak-anak tapi denganmu aku menyukaimu. Kau mirip aktor idolaku. Kau mirip Noah!”     Bella tersentak mendengar nama itu. Jantungnya seakan jatuh. Dia mengerjap beberapa kali. Apa tadi Fiona menyebut nama Noah?     Bella bangkit dan mendekati meja Fiona. Fiona memeluk Grish erat. Kegirangan seakan bertemu idolanya. “Aku suka padamu, Grish!” serunya.     “Bella, bawa Grish dari sini. Fiona mulai sinting. Dia terlalu mengidolakan Noah sampai menganggap Grish mirip Noah. Kacau!” Hugh menggebrak mejanya pelan.     Samantha terkikik.     Bella hanya berdiam diri. Menatap Grish yang masih dipeluk Fiona. Anak itu tidak mengelak dikatakan mirip Noah oleh Fiona. Dia hanya pasrah mendapatkan pelukan dashyat dari Fiona. Bella menghirup oksigen perlahan seperti seorang pengidap asma.     Grish adalah anak semata wayangnya yang dia besarkan seorang diri. Dia bukan berasal dari negara ini. Negara yang dijuluki seribu kebahagiaan. Dia wanita Asia. Dia berasal dari negeri nun jauh di sana yang terkenal akan keramahannya. Sebuah negeri yang menjunjung adat ketimuran. Bella tidak sanggup untuk pulang ke sana dengan membawa seorang anak kecil. Grish adalah kekuatannya dalam menjalani hidup. Dia ingat tangis pertama Grish saat baru dilahirkan. Tangis yang membuatnya bahagia sekaligus pilu.         Carry menyenggol lengan Bella. “Masuk lagi ke ruanganku sekarang.” katanya dengan nada jutek khas Carry. ***

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

Fake Marriage

read
8.5K
bc

Aksara untuk Elea (21+)

read
836.6K
bc

Kujaga Takdirku (Bahasa Indonesia)

read
76.1K
bc

Because Alana ( 21+)

read
360.6K
bc

MANTAN TERINDAH

read
7.0K
bc

DIA UNTUK KAMU

read
35.3K
bc

Long Road

read
118.3K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook