The Perfect Man Is My Dad! - 2

1126 Kata
        “Aku pikir kau memanggilku untuk urusan pekerjaan.” gerutu Bella, Carry menyesap santai kopinya. Mata sipitnya menatap Bella kasihan. Dia tahu kisah Bella dan Grish. Tidak ada yang tahu di kantor ini kalau Carry adalah teman lama Bella. Karena kasihan pada Bella yang harus membesarkan Grish sendirian tanpa bantuan siapa pun, Carry menawarkannya bekerja di toko bridal yang baru saja dibukanya. Mustahil bagi Bella untuk menolak pekerjaan karena dia membutuhkannya.             “Aku hanya kasihan pada Grish. Dia butuh seorang ayah, Bell.” Carry merapikan rambut pendeknya yang tampak berantakan hari ini.             “Kau tahu, setiap kali dia masuk ke ruanganku dia selalu mengatakan, ‘ayahku bekerja di Mars untuk Bulan’. Aku sedih mendengar kau terus-terusan membohonginya.”             “Aku tidak tahu harus berbohong bagaimana lagi. Apakah aku harus bilang kalau dia tidak punya ayah. Dia lahir sendiri dari rahimku. Itu hanya akan membuatnya bingung dan semakin terluka. Kalau dia sudah besar nanti dia pasti paham.”             “Carilah ayah untuk Grish.”             Bella mengencangkan ikatan rambutnya dan tanpa permisi dia pergi meninggalkan ruangan Carry. Carry menggeleng.             “Dia masih saja seperti itu.” gumamnya. Lalu Carry mengambil kentang goreng di atas meja dan menggigitnya dengan santai sekaligus angkuh. Gaya khas Carry.             Carry mengingat kekasih terakhir yang diakui Bella—Noah. Tidak ada yang tahu soal ayah biologis Grish tapi Carry—tentu saja dia tahu karena Bella adalah temannya semasa kuliah dulu. Tidak terlalu akrab, mereka baru akrab setelah Bella bekerja dengannya tepat lima tahun lalu saat Grish baru beberapa bulan ada di dunia. Dan siapa pun yang tahu bahwa Bella dan Noah pernah menjalin hubungan akan meyakini kalau Grish adalah putra Noah. Kemiripan itu terlalu nyata. Hidung, mata dan alis tebal Noah diwarisi Grish. Begitu juga dengan bentuk tubuh Grish. Berisi dan tinggi. Seperti masa kecilnya Noah.             Diam-diam Carry selalu perhatian pada Grish. Dia kasian melihat anak kecil itu yang dibohongi ibunya soal ayahnya. Bella terlalu kejam bagi Carry. Grish berhak tahu siapa ayahnya. Dan Noah... pria itu bahkan seakan lupa kalau dia pernah membuat benih di dalam rahim Bella. Pria itu menghilang. Carry mendengar soal pertunangan Noah ‘si Aktor 500 euro’—julukan publik Inggris pada Noah. Tunangannya yang—tentu saja cantik. Perempuan itu salah satu mantan model dari agensi terkenal New York yang melahirkan para super model. Tinggi, berambut pirang sempurna dan seksi. Ya, setiap pria pasti memuja wanita itu. Noah adalah pria normal dan dia tak kan menolak wanita secantik—Lizzy. Publik Inggris menjulukinya sebagai ‘Putri Salju’.             Sebuah ide gila muncul di benak Carry. Dia membayangkan dirinya bertindak bak superhero untuk Grish. Dia akan mendatangi flat mewah Noah dan memberitahunya soal Grish. Noah tercengang, terharu sekaligus terkesima dengan pemberitahuan Carry bahwa putranya mewarisi ketampanan dirinya, cerdas dan lucu. Semua orang di toko bridal miliknya mencintai Grish, guru-guru di sekolah Grish pun demikian. Anak itu seperti jelmaan anak malaikat. Noah bergegas menemui Bella dan Grish. Dan terjadilah adegan dramatis yang disukai Fiona dan paling dibenci Hugh. Bella dan Noah saling bersitatap lama. Lama sekali. Bella tersihir oleh Noah yang tiba-tiba muncul dan Noah tersihir oleh kenyataan bahwa anaknya sudah besar dan benar-benar mewarisi ketampanannya. Dan inilah Carry yang berhasil mempertemukan ayah biologis Grish—si Anak menggemaskan. Carry disorot media Inggris dan Grish terkenal dalam sekejap. Carry tersenyum geli membayangkan itu semua terjadi.             “Oh, apakah aku harus melakukannya demi anak kecil itu.” Carry bergumam sedih.             “Jangan-jangan, Bella akan membenciku selamanya.” gumamnya lagi menepis keinginan frontalnya.             “Tapi... anak itu perlu mengetahui siapa ayahnya dan Noah berkewajiban bertanggung jawab pada Grish.” Carry menampakkan sisi lain dirinya yang tidak diketahui para pegawainya. Sisi melankolis.                                                                                             ***                          Aku sudah bertunangan dengan Lizzy.             Kalimat itu terus berdengung di kepala Noah. Tunangan. Lizzy. Kekasihnya.             “Kenapa dengan pertunangan kalian? Kalian saling mencintai kan?” Emma menarik kacamatanya ke atas kepala. Dia duduk dengan gerakan dramatis khasnya. Perlahan dan sok anggun. Dia adalah manajer Noah.             “Ini seperti mimpi. Setelah bertunangan pasti Lizzy meminta pernikahan.”             Sebelah alis Emma terangkat. “Lho, memangnya kenapa kalau Lizzy meminta sebuah pernikahan. Kau masih ingin hidup bebas, Noah?” Emma tersenyum tipis. “Lihatlah, kau punya segalanya. Karir cemerlang, idola para wanita, kau tampan, Lizzy, kau sempurna.”             Noah menarik napas perlahan. Ya, hidupnya sempurna. Dia sudah memiliki semuanya di usia yang terbilang muda. Tapi, jauh di kedalaman hatinya dia merasakan kehampaan. Dia seakan menyimpan rasa bersalah yang mendalam. Dia merasa hampa karena perasaan bersalah itu.             “Aku belum siap menikahi Lizzy.”             “Well, itu semacam cobaan dalam hubungan kalian.”             “Terkadang dia sangat menyenangkan tapi terkadang dia sangat menyebalkan, Emma.” Noah teringat sikap ketus Lizzy ketika seorang anak kecil penggemar Noah meminta foto. Lizzy menampik tangan anak kecil itu dan menyuruhnya pergi karena mengganggu acara makan malamnya.             “Dari dulu dia memang seperti itu. Dia super moody.” Emma mengangkat sebelah kakinya. “Tapi, dia berhasil membuatmu bertaham selama bertahun-tahun.” Emma mengedipkan mata pada Noah.             Noah tersenyum. Lizzy adalah warna baru dalam hidupnya setelah kepergian Bella. Mantan kekasihnya yang tak pernah terdengar lagi kabarnya. Noah pernah mencoba mencari Bella di sosial media tapi, dia tidak menemukan Bella—mantan kekasihnya.             Emma menatap Noah penuh selidik. “Ada yang mengganjal dalam hatimu, Noah?” Noah mendongak menatap Emma. “Kenapa?”             Noah tidak pernah menceritakan soal mantan kekasihnya yang—sebenarnya meninggalkannya karena Noah tidak bisa menikahi Bella. Tujuh tahun yang lalu Noah masih meniti karir dan dia terikat kontrak untuk tidak menikah selama satu tahun ke depan. Bukannya dia tidak ingin bertanggung jawab tapi keadaannya tidak memungkinkan untuk dia menikah. Dan hari ini, dia ingin menceritakan soal Bella. Entah kenapa rasanya Bellalah penyebab kehampaan dalam hidupnya karena ada yang belum beres di antara keduanya.             Noah menghela napas berat. “Dulu, aku memiliki kekasih. Dia hamil dan memintaku menikahinya. Aku tidak bisa karena aku terikat kontrak. Masalahnya, dia berasal dari negara yang memiliki budaya berbeda dengan kita, Emma. Dia wanita Asia. Memiliki anak tanpa sebuah pernikahan dianggap aib.”             Emma tercengang. “Lalu?”             “Dia pergi. Aku tidak tahu kemana. Mungkin pulang ke negaranya.”             “Ya, mungkin dia menggugurkan kandungannya.”             “Tidak, Emma. Dia bukan wanita seperti itu. Dia akan mengambil tanggung jawab seberat apa pun tanggung jawab yang dipikulnya. Dia sangat berbeda dengan Lizzy yang manja.” Bayangan tentang Bella melompat-lompat di benak Noah.             Emma memilih diam. Menunggu Noah kembali menceritakan tentang mantan kekasihnya itu.             Noah kembali menarik napas berat. “Aku ingin bertemu dengannya untuk memastikan bahwa anakku baik-baik saja. Aku ingin meminta ma’af padanya sebelum aku menikahi Lizzy.”             Emma menggeleng. “Kau tidak akan menceritakan ini pada Lizzy kan? Atau Lizzy sudah tahu masa lalumu.”             “Belum. Tapi, aku berniat menceritakannya.”             Emma kembali menggeleng. Gelengannya kali ini penuh misteri. “Jangan, Noah. Lizzy akan mempermasalahkannya.”             “Biarkan saja. Aku merasa bersalah kalau sampai aku tidak meminta ma’af pada Bella dan anakku.”             “Kau tidak ingin menghancurkan hubunganmu dengan Lizzy hanya karena masa lalumu kan?”                                                                                 ***
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN