bc

Istri Polos Dokter Nathan

book_age18+
440
IKUTI
5.3K
BACA
one-night stand
family
HE
second chance
friends to lovers
doctor
heir/heiress
blue collar
drama
sweet
bxg
lighthearted
city
addiction
like
intro-logo
Uraian

Wulan adalah seorang gadis polos yang bekerja di sebuah kafe. Suatu malam ketika dirinya kecewa dengan orang yang disukai, dia harus kehilangan kehormatan. Nahasnya, mahkotanya direnggut oleh orang yang tidak pernah dia duga. Lelaki itu adalah Dokter Nathan, psikiater yang membantu bosnya dalam memulihkan kondisi mental akibat masalah rumah tangga. Nathan menikahi Wulan atas dasar tanggung jawab. Keduanya menjalankan pernikahan tanpa cinta dan restu dari ibu Nathan. Bagaimana kehidupan rumah tangga keduanya akan berlangsung? Sanggupkah Wulan meraih hati Nathan sekaligus ibu mertuanya?

chap-preview
Pratinjau gratis
Bab 1. Niat Baik Malah Dinodai
“Dokter, jangan begini! Lepasin saya!” "Nggak, Nad! Pokoknya, kamu harus temani aku malam ini! Jangan pergi! Aku mau kita menghabiskan malam bersama!" ujar seorang pria bernama Nathan dengan tatapan mata yang sayu. Lelaki yang tengah dipengaruhi alkohol itu terus berusaha mendekatkan bibirnya pada wajah gadis yang kini ada di bawah kungkungannya itu. “Dok, tolong lepasin! Saya bukan Bos Nadira, saya Wulan.” Gadis bernama Wulan itu terus meronta dan memohon agar Nathan menghentikan aksinya. Namun, semua sia-sia karena selain mabuk dia sudah dalam pengaruh obat perangsang yang diberikan Jessica. Beruntung, saat Jessica akan membawanya, Wulan yang kebetulan melihat langsung menyelamatkan Nathan dari wanita itu. Usaha Wulan tak berhasil. Tenaga Nathan nyatanya lebih besar darinya. Bahkan, sekalipun Wulan terus memukuli d**a bidang Nathan, pria itu terus saja melakukan aksinya dengan menciumi Wulan lebih beringas. Akhirnya, Wulan hanya bisa menangis. Wajahnya kini sudah dipenuhi linangan air mata. Dia tak bisa berteriak atau meminta pertolongan pada siapa pun. Perlahan, Nathan melucuti pakaian yang menempel pada tubuh Wulan hingga tubuh polosnya terlihat jelas membuat hasrat Nathan kian memburu. "Kamu milikku malam ini, Nadira!” ucap Nathan tepat di telinga Wulan yang terus menangis sesenggukan. Sekeras apa pun gadis itu berusaha melawan, semuanya berakhir sia-sia. Dia kalah malam itu. Harus merelakan kehormatan terenggut tanpa bisa menghindar. Ya, Nathan adalah lelaki pertama yang menjamah tubuh gadis itu, padahal selama ini, Wulan selalu menjaganya dengan keras. Usai pergulatan panas itu, Wulan hanya bisa terbaring di atas ranjang sambil menatap langit-langit kamar milik Nathan. Penyesalan terdalamnya adalah seharusnya dia membiarkan Nathan dibawa oleh gadis genit bernama Jessica. Kini Wulan hanya bisa berandai-andai waktu bisa diputar kembali meski dia tahu hal itu tak akan pernah terjadi. "Anda sangat jahat, Dok!" ujar Wulan dengan tatapan tajam dengan mata dibanjiri air mata ke arah Nathan. Hati Wulan semakin hancur karena Nathan terus memanggil dan menyebut nama Nadira saat melakukan hubungan terlarang itu. Dia telah dijadikan pelampiasan dan penuntasan hasrat lelaki yang masih tertidur pulas itu. Wulan mulai bergerak untuk turun dari ranjang. Gadis itu mulai memunguti pakaian miliknya yang berceceran di lantai. Air mata seakan enggan berhenti mengalir, menandakan betapa hancurnya Wulan saat ini. Walaupun separuh tenaganya seperti hilang, dia tetap coba berdiri dengan dinding kamar sebagai tumpuan. Langkah gadis itu tampak tertatih dengan rasa nyeri yang menghujam hampir di sekujur tubuhnya. Terutama pada bagian inti tubuh Wulan. Dia terus berjalan ke arah kamar mandi untuk membersihkan tubuh. Wulan duduk meringkuk di bawah air mengalir dengan isak tangis yang bersatu padu bersama suara gemercik air. Masa depannya terasa hancur dan gadis itu tak tahu lagi bagaimana menghadapi dunia setelah kejadian malam ini. "Kotor! Aku kotor!" ujar Wulan sambil terus menggosok tubuhnya dengan kasar. Bayangan bagaimana Nathan menjamah setiap jengkal tubuhnya kini kembali terbayang. Wulan terus menggosok kasar kulitnya berharap bisa menghilangkan jejak sentuhan yang diberikan kepada dirinya. Namun, semuanya sia-sia. Walaupun tidak ada wujud dan jejak setelah Nathan menyentuhnya, ingatan Wulan masih kuat. Dia mengingat betul bagaimana lelaki itu mencumbu dan menyentuhnya sambil terus menyebutkan nama Nadira. Gadis itu kembali berteriak histeris untuk mengungkapkan rasa marah dan kecewanya kepada Nathan. "Kenapa harus aku! Kenapa, Dok! Aku memang bodoh! Seharusnya aku tidak menolong dan membawamu pulang! Lalu bagaimana aku harus menghadapi bapak dan ibu di kampung jika tahu aku sudah kehilangan kehormatan sebagai seorang wanita?" Suara Wulan terdengar begitu menyayat hati. Hampir satu jam Wulan berada di dalam kamar mandi, tubuhnya sampai menggigil karena air dingin yang menyirami tubuh di tengah malam. Setelah kehabisan tenaga untuk menangis, Wulan akhirnya memutuskan untuk berpakaian kembali. Gadis itu menatap cermin di hadapannya. Pantulan bayangan tubuhnya terlihat sangat kacau. Wajahnya pucat dengan bibir yang mengerut karena kedinginan. "Aku harus bagaimana setelah ini?" gumam Wula dengan sudut bibir yang kembali gemetar. Wulan akhirnya keluar dari kamar mandi. Saat menatap ranjang tempat dia kehilangan kehormatan, kaki Wulan mendadak lemas. Dia kembali menangis sesenggukan dan memilih untuk merangkak dan meninggalkan kamar tersebut. Wulan duduk di ruang tengah sambil memeluk tubuhnya sendiri. Dia tidak mungkin pergi dari rumah itu di tengah malam. Terlebih kondisinya saat ini sangat kacau. Jangankan untuk berjalan, bernapas saja Wulan seperti butuh tenaga ekstra. Dunianya seketika menjadi gelap. Wulan pun duduk di atas karpet dengan sofa sebagai sandaran. "Pada akhirnya aku kalah," gumam Wulan dengan mata yang perlahan terasa berat. *** Keesokan harinya, Wulan terbangun saat matahari masih belum menampakkan sinarnya. Dia mengumpulkan kekuatan dan kembali berdiri untuk meninggalkan tempat dengan kenangan pahit yang dialaminya. Wulan melangkah dengan tatapan kosong menyusuri lorong. Gadis itu seakan tak bernyawa. Bahkan dia tidak memakai alas kaki ketika menapaki jalanan beraspal. Rasa dingin dan perih pada telapak kakinya tak lagi terasa karena kacaunya hati Wulan saat ini. Wulan berjalan kaki hingga sampai di kafe tempat dia bekerja dan juga tinggal. Ketika Wulan membuka pintu kafe, semua tatapan orang tertuju padanya. Nadira–sang atasan langsung menghampiri dan memegang kedua bahu Wulan. "Lan, kamu dari mana? Ini sudah siang! Kamu semalam nggak pulang? Kamu tidur di mana? Kenapa kamu keliatan kacau kaya gini?" cecar Nadira sambil mengguncang tubuh Wulan. "Bu, aku capek. Bolehkah aku istirahat aja? Hari ini aku nggak bisa kerja. Badanku sakit semua." Mendengar permohonan Wulan dan melihat kondisi karyawan kesayangannya itu membuat Nadira membiarkannya naik ke ruang atas. Wulan terus mengurung diri di kamar meski Nadira dan Ridwan sudah coba membujuknya untuk keluar, tetapi tetap tidak membuahkan hasil. *** Dering alarm membuat Nathan tersentak. Lelaki itu meraih ponselnya yang terus berbunyi dan tergeletak di atas nakas. Dia meraih benda pipih itu dan langsung mematikan alarm. Saat berusaha bangkit dari pembaringan, Nathan merasa kepalanya sangat berat seakan mau pecah. Dia juga merasa sedikit mual karena efek alkohol yang dikonsumsi semalam. Lelaki tersebut hendak turun dari ranjang dan sontak terkejut. "Astaga!" teriak Nathan sambil menutup tubuhnya yang kini dalam kondisi polos menggunakan selimut. Nathan semakin kalut ketika menyadari ada noda darah pada sprai yang kini sudah acak-acakan. Lelaki tersebut mengacak rambut frustrasi. Nathan berulang kali memukul kepalanya saat berusaha mengingat apa yang sudah dia lakukan semalam. "Apa yang sudah kamu lakukan semalam, Nathan!" ujar Nathan usai mengusap wajah secara kasar.

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

B̶u̶k̶a̶n̶ Pacar Pura-Pura

read
155.8K
bc

TERNODA

read
198.7K
bc

Sentuhan Semalam Sang Mafia

read
188.7K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
233.8K
bc

Hasrat Meresahkan Pria Dewasa

read
30.4K
bc

Setelah 10 Tahun Berpisah

read
59.8K
bc

My Secret Little Wife

read
132.1K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook