Masa kecil yang Menyedihkan
Masa kecil yang di lalui Lin sangat menyedihkan. orangtuanya sudah bercerai saat Lin masih dalam kandungan. Saat umur Lin 7 tahun, Lin sudah merasakan kesusahan, Lapar dan memendam keinginnya, ia tidak seperti anak-anak lain..Bisa makan enak, jajan, ketawa dan bercanda bersama orangtua. Ibu Lin bekerja di kota K*** dan pulang hanya setahun sekali. Sedangkan ayah Lin tidak pernah datang, Sampai Lin tidak tau siapa ayahnya. Neneknya juga tidak pernah menceritakan dan menunjukan foto ayahnya kepada Lin.,,,
Lin mempunyai nenek, tapi sayangnya neneknya tidak terlalu menyayangi Lin. Lin tinggal bersama bibinya di F***. Jarak rumah nenek dan Bibi 7 km.
Sebenarnya Lin ingin sekali tinggal di rumah nenek. Tapi neneknya sepertinya tidak menginginkan Lin tinggal di rumahnya.
"Nek,,.Lin boleh ya tinggal di sini ? ucap Lin pada neneknya.
"Gaaa..kamu tinggal di rumah bibi saja. Sekolah kan dekat dengan rumah Bibi.." ucap nenek pada Lin
"Tapi kok Gina bisa tinggal di rumah nenek, kan Gina satu sekolah sama aku,,."tanya Lin.
"Gina beda,,.. kamu itu bodoh dan nakal.
nasib bibimu mau menjagamu, klau tidak kamu sudah nenek masukan di panti asuhan.,"ucap nenek dengan nada kesal.
Lin hanya terdiam.. sakit rasanya saat nenek sendiri berkata demikian. Namun apa boleh buat ia hanya gadis kecil yang tak mengerti apapun.
Sorenya,..neneknya meminta supirnya mengantar Lin ke rumah bibi di F***.
"Rahim, tolong antarkan Lin ke rumah vie...menggunakan motor saja.
kalau naik mobilku, nanti mobilku jadi bau..." ucap nenek dengan nada sinis.
"Ayo Non,, Pak Rahim anter..jangan nangis lagi ya Non.."sambil di pujuk pak Rahim.
Tak dapat menahan cemoan cemoan nenek, akhirnya air mata yang sejak tadi di tahan keluar tak terbendung.
Di rumah bibi,,.Pagi-pagi Lin sudah bangun. Lin sadar menumpang dirumah orang. Lin tahu, bibinya terpaksa menjaganya karena dipaksa nenek. Lin bersiap-siap mau berangkat ke sekolah. Saat mau ke sekolah Lin mengintip di atas meja makan. Tapi tidak ada makanan untuk Lin makan. Lin ke dapur mengambil botol bekas C*** di isi air mineral untuk di bawa ke sekolah. Cacing di perut Lin sudah berbunyi..kree,,kree..kerna dari sore kemrin Lin belum makan,,sabar ya sambil mengusap usap perutnya ..ucap Lin.
Lin berangkat ke sekolah hanya jalan kaki, bibi atau pamannya tidak pernah mengantarnya ke sekolah,...
25 menit kemudian, Lin sampai di sekolah. Keriangatnya sudah membasahi jidat dan bajunya.
Tapi tidak pernah ada kata lelah. Walaupun di dalam hatinya, Lin ingin sekali seperti teman temannya yang di antar orangtua, di cium sampai pintu pagar sekolah.
Saat istirahat Lin melihat Gina jajan di kantin.
Sambil berlari
" Gina..Gina.. Boleh ga aku pinjam uang kamu seribu rupiah? Aku belum makan dari Sore,.. aku mau beli biskut Gina..." Ucap Lin dengan nada meminta pada Gina.
"ahhh,,... aku enggak punya uang, itu bukan urusanku. kalau mau,,..nih ambil cimol bekasku."
tapi belum sempat mengambil cimol itu, dengan sengaja Gina menjatuhkannya ke tanah.
Hahaha,,, Gina dan kawan kawan nya pun tertawa.
"Makanya kau jangan telalu bodoh.!!!
Ayah dan Ibu kau saja tidak perduli dengan kau" ejek Gina. Lin hanya terdiam tidak membalas ucapan Gina.
Karena lapar Lin mengambil cimol yang sengaja di jatuhi Gina ke tanah tadi. Ahh.. ini masih dalam plastik, ga kotor kata Lin dalam hati.
"Dasar Pengemis,,..iihhh kotor!!" ucap Gina dengan jijik