Sebelum baca, jangan lupa tekan Love *^^
Happy reading, guys!
*M a t a h a r i*
Sebuah tamparan keras mendarat di pipi kiri Keke. Gadis itu sampai terhentak ke belakang saat menerima pukulan tersebut dari mamanya sendiri. Ia baru saja pulang pukul tujuh malam, begitu melewati pintu utama Keke sudah dihadang oleh mama dan dihadiahi oleh pukul tersebut. Gadis itu mengepalkan tangannya erat, sebelahnya lagi menyentuh pipi yang terasa panas. Sekian detik terdiam meredam rasa sakit yang cukup membuatnya berkunang-kunang itu, Keke membalas tatapan mama yang terlihat sangat marah di depannya.
"Dari mana aja kamu jam segini baru pulang?" tanya mama marah.
Sorot matanya jelas menunjukkan pijar murka untuk anak gadis semata wayangnya tersebut. Namun, Keke juga tak kunjung menjawab. Ia diam menatap lurus ke depan, enggan menatap mama yang tak pernah menyorotkan kehangatan tulus padanya.
"Kamu tau 'kan, lomba olimpiade tinggal besok? Sengaja ya, kamu mau bikin mama malu?"
Wanita bergincu merah tang mengenakan bluse serta celana panjang hitam itu memijit pelipisnya pening. Ia hanya ingin Keke menjadi orang yang sukses di masa depan. Ia tak ingin anaknya menjadi orang yang gagal dengah memiliki kehidupan yang pelik di masa depan. Karena itu setidaknya untuk saat ini Keke harus berjuang lebih keras merelakan kebahagiaannya. Sebentar saja. Pikir wanita itu.
"Mama bener-bener nggak habis pikir sama kamu, Ke. Mama mati-matian kerja, cariin kamu tutor supaya kamu bisa jadi nomer satu di sekolah. Tapi lihat sekarang? Kamu malah keluyuran sampai malam dan nggak nemuin tutor kamu," helaan napas pendek terdengar dari mulut mama, "mau kamu apa sih?"
Keke masih bungkam, tetapi kali ini ditatap sepasang mata mama yang menyorotnya tajam. Sekecil apa pun itu Keke berusaha mencari celah di antara kemarahan dalam tatapan mama. Akan tetapi, gadis itu tak sedikit pun menemukan celah di sana. Padahal Keke juga rindu disayang dan dipedulikan oleh mamanya sendiri. Ia harap mama mengkhawatirkan dirinya lebih dari pada mama mengkhawatirkan nilai Keke yang terkadang turun. Keke berharap bahwa mama lebih mengerti bahwa ia tak bisa untuk sekedar bernapas lega jika setiap saat dipaksa untuk bergelut dengan buku buku pelajaran itu. Otak Keke jengah, gadis itu juga lelah menuruti kemauan mama. Sementara dirinya selama ini, tak pernah menemui kata bahagia. Sebab Keke tak pernah menikmati hal itu.
"Kapan sih, Mama bakalan bener-bener peduli sama aku?" Keke menatap wanita yang menjadi pelantara dirinya di lahirkan ke dunia ini.
Pandangannya nyalang, bertemu dengan sepasang mata mama yang kini menyipit. Tak percaya mendengar sahutan dari putri satu-satunya itu.
"Bilang apa kamu barusan?" tanya mama tak percaya.
"Yang Mama peduliin selama ini cuma nilai dan nilai doang. Mama nggak pernah beneran mikirin gimana perasaan aku selama ini, 'kan?" sentak Keke, gadis itu mengepalkan kedua tangannya erat. Hingga kedua buku tangan gadis itu terlihat memutih menahan amarahnya sendiri.
"Egois tau nggak!" teriak Keke pada akhirnya.
Sehingga satu tamparan kembali melayang di pipi Keke. Bahkan kali ini lebih keras dari pada barusan. Lebih menyakitkan, tepatnya di dalam hati Keke. Untuk detik itu juga Keke menangis setelah menerima pukulan dari mamanya. Ditatap nyalang wanita yang kini berdiri di depannya menimpan diam.
"Bunuh aku aja, Ma! Toh, aku udah nggak bisa hidup kayak gini lagi," bisik Keke.
Sedetik kemudian gadis itu berlalu melewati mama yang mematung di tempat. Keke berlari kecil menaiki anak tangga dengan cepat, gadis itu hanya ingin Buru-buru masuk ke dalam kamarnya sendiri.
"Keke berhenti! Mama belum selesai bicara, Ke!" teriak mama mengikuti langkah putrinya, "Keke!"
"Biar saya yang bicara sama Non Keke, Bu." Sebuah suara itu berhasil membuat wanita yang baru saja pulang dari kerja dan tak menemui keberadaan putrinya itu menoleh.
Ia menghela napas panjang, kemudian mengangguk dan menuruni tangga perlahan. Menyetujui ucapan wanita setengah tua yang sudah bekerja kepadanya sejak Keke masih kecil.
"Air hangatnya sudah saya siapkan, lemon teh juga sudah saya letakkan di ruangan, Ibu," ucapnya sopan.
Wanita itu mengangguk, kemudian menatap pembantu rumah tangganya itu sebentar sebelum kemudian berkata, "makasih, Bi."
* M a t a h a r i*
Pintu kamar terbuka, Aya yang sedari tadi duduk meringkuk di atas kasur menatap seseorang yang berdiri di ambang pintu untuk sesaat. Lelaki itu tersenyum, mengangkat kantung plastik berisi dua gelas minuman kesukaannya. s**u gula aren dengan topping bobba. Aya mengulas segaris senyum untuk Bayu yang kini berjalan mendekarinya tepat setelah menutup kembali pintu kamar.
"Mau keluar?" tanya cowok itu begitu menjatuhkan diri tepat di atas kasur, di sebelah adik perempuannya.
Aya menggeleng pelan, masih mempertahankan senyum di kedua ujung bibir yang ditarik ke atas.
"Terus mau apa? Bilang, sama Mas."
"Nggak mau apa-apa. Aku nggak apa-apa kok, Mas Bayu santai aja," kekeh Aya tipis.
Cowok itu menghela napas pendek. Kemudian menarik sebuah gelas plastik berisi minuman kesukaan Aya. Lantas menusuk penutup plastiknya dengan sedotan berukuran besar.
"Minum dulu, biar mood kamu sedikit lebih baik," kata Bayu.
Aya menerimanya, sambil mencebikkan bibir gadis itu mengaduk-aduk gula aren yang menempel di dinding gelas plastik.
"Emang aku kenapa? Sok tau." Aya balas tertawa skeptis.
"Bukan sok tau, tapi emang tau!" sambil menyentil dahi Aya, Bayu menatap gadis yang belakangan ini kerap murung dengan nelangsa.
Aya menyedot minuman pemberian Bayu dengan antusias, ingin menunjukkan pada lelaki itu kalau dia memang baik-baik saja. Akan tetapi, Bayu tak sebodoh itu.
"Kamu jahat kalau nganggap Mas nggak peduli sama perasaan kamu, Ay."
Spontan Aya menoleh. Menatap Bayu dengan kedua pipi mengembung karena mulutnya penuh dengan minuman sambil mengunyah bola-bola berwarna cokelat nan manis tersebut.
"Mas peduli, banget. Sama perasaan kamu, makannya Mas cepet cepet pulang dari luar negeri karena kamu. Karena mas nggak mau kamu sendirian di sini, jadi satu-satunya orang yang nggak tau apa-apa," ungkap Bayu, "ini emang terlambat banget, tapi mas juga nggak mau terlalu terburu-buru dan akhirnya bikin kamu sakit lebih hanya lagi."
Aya selesai menelan minuman dalam mulutnya. Gadis itu menunduk, memainkan sedotan dengan sebelah tangannya, sedangkan satu tangannya lagi memegang gelas minuman.
"Maaf, ya. Mas Bayu salah, nggak kasih tau kamu dari awal." Saat itu juga Bayu menarik gelas dari tangan Aya, sebab ia tau Aya sudah menangis sambil menundukkan kepala.
Bayu menghela napas pendek, hatinya juga terluka melihat Aya murung seperti ini. Namun untuk saat ini ia belum bisa memberikan yang terbaik untuk Aya. Lelaki itu menarik kepala Aya dalam pelukannya, mengusap punggung Aya juga rambut gadis itu secara hangat.
"Nangis aja, nggak apa-apa. Mas nggak akan ninggalin kamu sendirian," ucap Bayu.
"Mas janji akan memperbaiki semuanya, Aya." Bayu membatin.
*M a t a h a r i*
Could dress up, to get love
But guess what?
I'm never gonna be that girl
Who's living in a Barbie world
Could wake up, and make up, and play dumb
Pretending that I need a boy
Who's gonna treat me like a toy
I know the other girls wanna wear expensive things, like diamond rings
But I don't wanna be the puppet that you're playing on a string
This queen don't need a king
Oh, I don't know what you've been told
But this girl right here's gonna rule the world
Yeah, that's where I'm gonna be because I wanna be
No, I don't wanna sit still, look pretty
You get off on your 9 to 5
Dream of picket fences and trophy wives
But no, I'm never gonna be 'cause I don't wanna be
No, I don't wanna sit still look pretty
Mr. Right could be nice, for one night
But then he wanna take control
And I would rather fly solo
That Snow White
She did it right in her life
Had 7 men to do the chores
'Cause that's not what a lady's for
The only thing that a boy's gonna give a girl for free's captivity
And I might love me some vanilla but I'm not that sugar sweet
Call me HBIC
Oh, I don't know what you've been told
But this girl right here's gonna rule the world
Yeah, that's where I'm gonna be, because I wanna be
No, I don't wanna sit still, look pretty
You get off on your 9 to 5
Dream of picket fences and trophy wives
But no, I'm never gonna be, 'cause I don't wanna be
No, I don't wanna sit still look pretty
Sure I'm a pretty girl up in a pretty world
But they say pretty hurts
And I don't wanna sit still
I'm a pretty girl up in a pretty world
But no, I won't sit still, look pretty
Sure I'm a pretty girl up in a pretty world
But they say pretty hurts
And I don't wanna sit still
I'm-I'm a pretty girl up in a pretty world
But no, I won't sit still, look pretty
Oh, I don't know what you've been told
But this girl right here's gonna rule the world
Yeah, that's where I'm gonna be because I wanna be
No, I don't wanna sit still, look pretty
You get off on your 9 to 5
Dream of picket fences and trophy wives
But no, I'm never gonna be 'cause I don't wanna be
No, I don't wanna sit still look pretty
Oh, I don't know what you've been told
But this girl right here's gonna rule the world
Yeah, that's where I'm gonna be because I wanna be
No, I don't wanna sit still, look pretty
You get off on your 9 to 5
Dream of picket fences and trophy wives
But no, I'm never gonna be 'cause I don't wanna be
No, I don't wanna sit still, look pretty
Sit still, look pretty
Sit still, look pretty
Sit still, look pretty
Sit still, look pretty
Sebuah lagu berjudul Sit Still Look Pretty tersebut baru saja selesai diputar. Ata memberikan kode kepada Rahma untuk mematikan sound system, sebelum kemudian turut memanggil gadis itu agar bergabung bersama semua karyawan. Termasuk dirinya dan Senja dalam satu meja.
"Jadi, malam ini kita bahas soal perayaan kecil sekaligus syukuran kafe Matahari. Semua saran ditampung, oke?" ucap Ata memulai pembicaraan.
Tepat saat itu juga bel berdenting, pintu kafe terbuka. Menampakkan seseorang yang berdiri di sana mengamati sekitar. Sebelum kemudian memaku Ata yang juga balas menatapnya dari tempat gadis itu duduk.
*M a t a h a r i*
-B E R S A M B U N G!
Yuhuu!
Seperti biasa jangan sungkan buat kasih kritik dan saran untuk ceritaku ya, Guys. Aku masih berproses dan belajar, jadi segala jenis Kritik & saran aku terima. Wk wk wk.
Sekali lagi terima kasih guys!
Sehat sehat kalian.
Love u ? :v