Berlin, Jerman.
Perjalanan ini membayar semua kebahagiaan yang telah dirancang beberapa hari lalu dan Richard menyukai itu, dia melihat Intan lebih ceria dari biasanya. Menyiapkan sarapan saja wajah cantik itu seakan menawarkan aura penuh kedamaian, mungkin hal itu karena kehadiran Arkan yang mewarnai hidup Intan. Sekarang saatnya Richard mencari cara bagaimana mempertemukan istrinya dengan Mars.
"Sayang, Ayah… Makanan sudah siap." Intan sadar jika Richard tidak dapat memahami bahasanya, kemudian dia menghampiri pria mengenakan pakaian rapi tengah sibuk dengan ponsel. "Sayang, sarapan sudah siap!"
Barulah Richard menoleh, dia tersenyum manis. "Iya, sebentar lagi. Nanti…,"
"Ini sudah jam 8 pagi, kau…," Intan menarik lengan Richard agar duduk di bangku meja makan. "Ti
