Pagi ini viona sarapan dirumah bersama keluarganya ia masih memegangi lehernya yang sedikit terasa sakit tetapi tidak separah kemarin. Papa nya yang sadar jika dari tadi anaknya itu memegang lehernya pun bertanya.
"kenapa leher kamu"tanya papa Aryo.
"gatau pa, mungkin semalem vio tidurnya nggak bener kepalanya jadi lehernya sakit"papanya pun hanya menganggukkan kepalanya.
"papa lusa udah mau balik lagi ke Jepang, papa pesen ke kamu jaga diri baik², jangan bertengkar sama Arga, jangan ngelawan sama mama kalian, dan kamu Arga papa juga pesen jagain kakak kamu dan juga mama, kamu satu satunya laki laki disini jadi harus bisa belajar untuk melindungi keluarga ini"
"iya pa"jawab Arga.
"papa cepet banget sih baliknya, kan viona masih Rindu"ujar viona.
"rindu tapi papa ditinggal pacaran mulu"ujar mama.
"apa sih ma, siapa juga yang pacaran"
"hhh udah lah sayang, papa dan mama udah tau kok kalau Elang itu sebenernya pacar kamu, dia sendiri yang bilang sama papa"Perkataan papa aryo membuat viona tegang. Ia malu dengan ini semua, jantungnya berdebar sangat kencang tidak tau harus ngomong apa.
"mama tau dari papa kamu"ujar mama viona
"Aku tau sendiri malahan"ujar Arga
"jadi waktu itu tuh ya pa aku baru pulang dari rumah.... Putsjshsh Arghhh" belum sempat Arga menjelaskan Viona sudah membekap mulut Arga dengan Roti selai dan membuat Arga kesal.
"hahaha kalian ini selalu aja seperti ini"ujar Papa Aryo.
"sudah sudah lanjutin makan kalian nanti telat"ujar papa aryo.
"iya pa"
Setelah viona dan Arga selesai makan mereka berangkat kesekolah diantarkan oleh papa nya. Sebenarnya hati kecil viona masih tidak rela jika papa nya harus pergi lagi, tetapi viona harus bisa mengerti kalo papa nya itu pergi untuk menghidupi keluarganya.
Viona telah sampai disekolahnya ia berjalan memasuki gerbang dan ia kaget tiba tiba ada seseorang yang merangkul pundaknya. Saat menoleh kesamping ternyata itu adalah Elang.
"ish bikin kaget aja" ujar viona, Elang hanya tersenyum melihatkan deretan giginya.
"Gimana leher kamu, masih sakit"tanya Elang.
"udah nggak kok kak"jawab viona, sebenarnya sih masih ada rasa sakit tapi dikit.
"kok Kak lagi"
"iya iya sayang"jawab viona sambil tersenyum malu.
"gitu dong"
"Muka kamu udah diobatin?"tanya Viona.
"udah"
"siapa yang obatin"
"mama"
"sakit nggak"
"nggak"
"beneran nggak sakit"
"iya beneran"
"aku pingin tau sebenernya kemarin kamu ngapain orang itu" viona kembali bertanya masalah kemarin.
"nggak ngapa²in ya cuman kayak biasanya aja"viona menatap Elang dengan tidak percaya, viona memutuskan untuk diam dan bertanya kepada seseorang nanti pas waktu istirahat.
Elang mengantarkan viona hingga depan kelasnya, setelah itu Elang kembali menuju kelasnya sendiri. Bel masuk berbunyi dan pelajaran dimulai seperti biasanya. Setelah beberapa jam melaksanakan pelajaran Akhirnya waktu yang ditunggu tunggu viona tiba, yaitu Istirahat.
Sebelum bel istirahat berbunyi sebenarnya viona sudah berbicara kepada Zulfa untuk meminta bantuannya kalau Viona ingin bertemu dengan Axel di pinggir lapangan sepak bola yang jauh dari kantin, dan zulfa sudah memberi tahu axel.
Saat ini Viona sedang menunggu axel dibangku pinggir lapangan, tidak lama kemudian Axel datang dan duduk disebelah Viona. Banyak tatap mata yang melihatnya dan berfikir yang aneh aneh tentang mereka. Tetapi viona tidak perduli.
"ada apa"tanya Axel
"aku mau nanya kak, tapi jawab jujur ya"
"iya, nanya aja"
"ini soal masalah kemarin"ujar Viona lalu Axel menatapnya sekilas dan mengalihkan pandangannya.
"iya silahkan"
"jadi, sebenernya kakak tau kan apa yang dilakukan elang kemarin"Tanya Viona tetapi axel tidak menjawabnya.
"kak, aku cuma pingin tau kemarin Elang apain orang itu, kok dibajunya ada darah nya"tanya viona lagi.
"gue nggak tau, itu urusan elang. Yang gue tau cuman lo yang udah pingsan, gue nggak tau kejadian sebenernya gimana, kenapa lo nggak tanya elang aja" Axel berbohong kepada viona.
"aku udah tanya Elang tapi jawabannya tidak meyakinkan, aku nggak percaya dengan Elang makanya aku tanya kakak"
"udah kak jujur aja, apa kakak juga tau siapa orang yang kemarin mau culik aku"
"gue nggak tau"jawab Axel. Tetapi viona melihat wajah wajah kebohongan diwajah axel.
"aku tau kok, kalo kakak itu bohong. Tolong aku kak, aku nggak tenang kalau seperti ini, aku itu selalu kebayang apa yang dilakuin Elang sebenarnya pada orang itu dan siapa sebenarnya orang itu"Ujar viona berharap jika axel memberi tahu semuanya.
"oke oke gue kasih tau lo yang sebenernya"ujar axel karena merasa kasihan melihat viona.
"iya apa kak"tanya viona tidak sabar.
"jadi yang culik lo itu... Mantan lo"
"apah.. Ja.. Jadi yang ngelakuin itu semua Zack"ujar viona tidak sabar.
"iya, dia ingin ngambil lo dari Elang. Karena elang sayang sama lo dia nggak mau kehilangan lo, lalu dia ngelakuin hal yang diluar dugaan kita semua"ujar axel.
"diluar dugaan? Apa itu kak"Viona semakin penasaran dengan apa yang dilakukan Elang.
"tapi sebelum gue lanjutin cerita, lo harus janji kalau sikap lo ke elang nggak akan berubah" Viona mengkerutkan dahinya dan menganggukkan kepalanya. Axel menghembuskan nafasnya lalu melanjutkan ceritanya.
"Jadi... Elang hampir membunuh mantan lo"Viona membuka mulutnya lebar, tidak menyangka jika elang melakukan semua itu.
"Elang mukulin mantan lo hingga lemas dan kakinya Retak akibat pukulan Elang dari batang kayu lalu wajahnya lebam dan tubuhnya mengeluarkan banyak darah."Viona mendengarkan cerita itu dengan bulu kuduk yang berdiri dan matanya yang berlinang air mata.
"kak.. Seriusan Elang yang ngelakuin itu semua"tanya viona, axel menganggukkan kepalanya.
"elang ngelakuin itu semua karena Mantan lo yang ngancem dia, katanya kalo dia nggak bisa dapetin lo maka Elang atau siapa pun juga tidak ada yang boleh bersama lo, atau lo yang akan mati" Hati viona berdegup kencang tidak percaya jika semua hal ini bisa terjadi.
Viona menutup matanya yang mengeluarkan air dengan kedua tangannya. Lalu axel jadi merasa bersalah karena menceritakan ini semua.
"kenapa lo nangis"axel bingung apa yang harus ia lakukan.
"jadi, ini semua salah aku ya kak, penyebab semua ini itu aku harusnya aku nggak ada disini"viona masih menutup matanya dengan kedua tangannya dengan punggung bergetar.
"nggak ini semua bukan salah lo kok, udah jangan nangis ya, Elang itu sayang sama lo makanya dia ngelakuin ini semua, dia nggak mau kehilangan lo"Axel mencoba menenangkan viona.
Disisi lain saat Elang sedang berjalan untuk menuju lapangan Basket, ia meliha viona bersama axel yang ada di pinggir lapangan sepak bola. Elang melihat punggung viona yang bergetar ia menduga jika viona sedang menangis.
"kenapa viona bisa bersama Axel, apa yang mereka lakukan?" Batin elang
Elang yang tadinya ingin ke lapangan basket itu tidak jadi dan memutuskan untuk pergi kelapangan sepak bola. Ia berlari menghampiri viona dan axel. Elang duduk disebelah viona yang terlihat masih ada ruang.
"vi lo kenapa"tanya Elang khawatir. Viona masih menutup matanya dengan kedua tangannya dan menggelengkan kepalanya.
"viona kenapa"tanya Elang kepada Axel lalu axel menggelengkan kepalanya.
"vi"panggil Elang mencoba membuka kedua tangannya dari mukanya.
Viona pun langsung memeluk Elang dari samping dengan mata yang masih merah karena ia menangis.
"lo apain viona sih sampe dia nangis"tanya elang kepada axel.
"gue nggak apa apain dia, yaudah biar lebih jelas mending lo tanya sama viona, gue pergi dulu"ujar axel lalu berdiri dan pergi meninggalkan elang dan viona.
"vi kamu kenapa?"tanya Viona.
"kamu udah bohong sama aku"ujar viona yang membuat elang bingung.
"bohong apa"
"kamu bilang kemarin kamu cuma mukul biasa aja, buktinya kamu hampir menghilangkan nyawa orang"Elang kaget, kenapa viona bisa tau hal ini. Elang memutuskan untuk diam
"kenapa hah, cuma gara gara aku kamu ngelakuin ini semua. Kalo misalnya kamu cuma mukulin dia mah aku nggak papa, ini.. Kamu hampir ngebunuh orang. Kamu mikir nggak sih atas apa yang kamu lakuin, gimana nanti nasib kamu kalo ketahuan polisi, terus gimana juga sama orang tua kamu, adek adek kamu" Viona yang merasa bersalah disini.
"aku ngelakuin ini semua karena aku sayang sama kamu"Jawab Elang.
"tapi nggak sampe segitunya kan kamu mukulin zack" kata Viona sambil menundukkan kepalanya.
"ini semua karena aku, karena aku yang salah berada disini makanya ini semua terjadi"lanjut Viona.
"kok kamu malah nyalahin diri kamu sendiri"Elang bingung dengan apa yang dikatakan Viona.
"iya, gara gara aku keadaannya jadi seperti ini, harusnya aku nggak berada disini"Elang langsung memeluk Viona, viona berusaha menolak tetapi Elang menahan kepala viona yang menempel di d**a bidangnya.
"ini semua bukan salah kamu, jangan nyalahin diri kamu sendiri aku nggak suka. Aku ngelakuin ini semua karena zack ngancem mau membunuh kamu, aku nggak mau kamu pergi ninggalin aku, dan waktu itu aku berfikir dari pada kamu yang dibunuh mendingan aku yang bunuh dia, Maaf aku udah kelewatan tadi malam aku janji nggak akan ngelakuin hal separah itu lagi."Ujar Elang menenangkan Viona dang mengusap lembut rambut viona lalu mencium puncak kepalanya. Viona pun merasa agak tenang dan membalas pelukan elang.
"Janji ya"ujar Viona.
"iya sayang aku janji"Elang mencium kening viona, banyak orang yang melihat mereka, sebenarnya viona malu tetapi Elang merasa Bodo amat.
•••√•√•√•••