Pagi ini Viona berangkat sekolah diantar oleh papanya, karena besok ia sudah tidak bisa bertemu papanya lagi karena papanya harus pergi untuk bekerja.
"pa, ntar malem harus jadi pokoknya ya, janji"ujar viona kepada papanya.
"iya sayang, kamu ajak aja elang sekalian kalo mau,gapapa kok"jawab papanya.
"nggk ah pa, sama papa, mama dan Arga aja"jawab viona lalu papa aryo menganggukkan kepalanya.
Setelah sampai di sekolah, viona mencium tangan papanya lalu mengucapkan salam dan turun dari mobil. Ia menunggu papanya pergi lalu ia memasuki gerbang sekolah itu.
Seperti biasa viona selalu menyapa orang orang yang ia kenal, atau orang yang memberinya senyuman. Viona berjalan melewati elang, dan elang hanya meliriknya sekilas lalu Elang berjalan menuju kelasnya.
Viona lupa jika ditempat itu ada Elang, ia fikir elang belum berangkat karena ia tidak melihat Elang yang terhalang tubuh Axel.
Setelah sampai dikelasnya ia duduk dikursinya dan memainkan ponselnya sambil menunggu teman temannya datang. Tidak lama kemudian Zulfa datang dan duduk di kursi depan viona.
"gimana kemarin"tanya zulfa.
"apanya"
"katanya Elang ngilang"
"oh.. Iya, tapi pacar lo ngasih tau gue jadinya Elang nggak jadi ngilang."Zulfa menganggukkan kepalanya dan kembali memainkam handphone nya dengan kepala senderan di kursi.
Kini Kelas mulai rame karena waktu yang sudah siang, dan bel sekolah pun berbunyi. Kini kelas viona sudah ada gurunya dan ternyata Shasa belum memasuki kelasnya juga. Dan setelah 10 Menit kemudian shasa baru memasuki kelasnya.
"dari mana aja kamu"tanya guru.
"maaf pak, kesiangan"
"taroh tas nya, berdiri didepan kelas nggak usah ikut pelajaran saya"
"yah pak"
"kamu sudah telat 10menit, lakukan perintah saya"Shasa pun hanya bisa pasrah dan berjalan menuju mejanya dan menaruh tasnya lalu keluar dari kelas.
"Keluarin Tugas yang saya berikan kemarin" Semua murid mengeluarkan bukunya dan...
"Ada pr vi? Kok lo gak kasih tau gue sih"tanya zulfa.
"ya lo nggak nanya"jawab viona mencari bukunya didalam tas.
"aduh gimana nih, gue juga belom lagi"sahut Ghea.
"mana cepetan buku lo biar gue salin"Zulfa meminta buku viona.
"Bentar"Viona merogoh isi tasnya dan ternyata bukunya tidak ada di dalam tas, dan kini viona ingat bahwa tadi pagi ia sempat membuka buku itu dan menaruhnya di meja kamarnya.
Viona menepuk jidatnya
"mampus"ujarnya.
"kenapa, jangan jangan lo juga belum kerjain"tanya Ghea.
"Gue udah kerjain, tapi... Bukunya ketinggalan"jawab Viona.
"yahh, gimana nih, orangnya jalan kesini lagi"sahut Zulfa melihat guru killer itu yang sedang berjalan untuk memeriksa tugas siswa.
"Mana buku kalian"tanya guru itu kepada ghea dan zulfa.
"ini pak"
"tugasnya mana"tanya guru itu dan ghea pun tersenyum memperlihatkan deretan giginya begitu juga dengan Zulfa.
"Keluar"Ujar guru itu lalu beralih kemeja Viona.
"mana buku kamu"tanyanya.
"ketinggalan pak"
"kenapa bisa sampai ketinggalan, orang kalau niat sekolah itu harusnya sudah disiapkan semuanya dari semalam, jadi tidak ada buku yang ketinggalan."
"Tadi pagi itu saya baru aja belajar pak, saya sudah kerjain semua tugasnya. Tapi saya lupa nggak saya masukin kedalam tas"
"halah, alasan saja kamu ini, Keluar"
"yah pak, tapi saya sudah kerjain semua"
"kamu sudah kerjain semua, tapi kamu nggak bawa buku bagaimana saya bisa percaya, sudah jangan banyak omong kalian bertiga keluar"
Akhirnya Zulfa, Ghea dan Viona pun keluar dari kelas itu dengan wajah cemberut. Mereka berdiri disebelah Shasa.
"lah, ngapain kalian disini"tanya shasa Bingung.
"gue kan temen lo, jadi gue mau nemenin lo disini"ujar ghea.
"iya, kita kan sahabat lo juga, gue gatega lihat lo disini sendirian jadi kita udah mutusin untuk gabung sama lo"jawab Viona, zulfa dan ghea yang dari tadi hanya cengengesan.
"kenapa sih"Shasa mengintip kedalam kelas dan melihat guru yang sedang keliling.
"Ah elah palingan juga belum kerjain tugas"Kata si shasa.
Akhirnya 4 orang itupun diluar bukanya malah sedih karena dihukum, tapi mereka malah seneng seneng aja, cerita inilah itulah.. Berisik banget, dan akhirnya guru yang menghukum mereka tadi akhirnya keluar dan menegur mereka lagi.
"Siapa yang suruh kalian Rame"Mereka pun langsung diam.
"kita sendiri lah elahh"Batin Shasa.
"Pergi kelapangan sekarang, Hormat bendera sampai pelajaran saya selesai"
"Yaelah, pingin gue ceburin ke Got aja rasanya nih orang"Batin Zulfa.
"Cepat"
"Iya pakk"Mereka pun berjalan menuju lapangan dan diikuti guru tadi dibelakang mereka.
Sesampainya mereka dilapangan, mereka langsung mengangkat tangan keatas untuk Hormat bendera.
"Jangan lepasin tangan, kalo sampai saya tau kalian lepasin tangan, saya akan hukum kalian lebih berat" Setelah itu gurupun meninggalkan mereka.
"awas aja kalo hukumannya tambah berat, gue akan laporin ke KPAI"ujar Shasa.
"Muka udah tua gini mau minta perlindungan KPAI hahaha" ujar Zulfa, setelah itu mereka menertawakan Shasa.
Disisi lain Saat Elang bersama Aron entah dari mana, ia melihat Viona dan teman temannya yang sedang dihukum. Aron juga melihat hal itu.
"Waduhh, ngapain neng pada baris disini."Ujar Aron.
"Kepo lu"Jawab Zulfa.
"Galak banget dahh permaisurinya bapak Axel"Kata Aron.
"kenapa sih, dihukun ya"tanya Aron lagi dan dijawab oleh Shasa.
"Iya"
"yaelah kasian"
"Eh Lang, bini lo dihukum juga nih"Teriak Aron kepada Elang yang berada agak jauh dibelakangnya.
"Ish apasih kak, bini.. bini"
"Hm hahaa, Lang lo nggak kasian sama Ibu Ratu, pucet nih mukanya"Teriak Aron lagi, tetapi Elang masih diam dibelakang aron.
"Apasih kakk"
"yaampun adek adek nakal sekali ya sampe dihukun gini"Lanjut Aron.
"Berisik anjirr, balik kelas sana"Kata Zulfa
"lo nyuruh gue balik buat panggil Axel, dan ngasih tau kalo lo dihukum"Setelah mengucap kata itu Aron berbalik, dan dengan cepat Zulfa menarik tangan Aron.
"Gausah njirr, diem aja jangan kasih tau"
"Elahh dasar Permaisyuri nya Bapak"
"Aduh pala gue pusing banget ya"Ujar viona memegangi Dahinya.
"Wadu waduu.. Jangan pingsan dulu Vi"Ujar Ghea.
"aduh pusing banget nih"Ujar Viona. Saat viona hampir terjatuh Elang dengan sigap lari dan Menahan viona.
"duduk sini."Elang membawa viona duduk di tempat yang sejuk, dibawah pohon dekat tiang bendera.
"Minum dulu"Elang menyodorkan botol minuman yang mungkin baru ia beli dari kantin. Viona menerima minuman itu lalu meminumnya.
"Makasih"ujar viona hendak berdiri.
"duduk aja katanya pusing, mau kemana sih"Tanya Elang.
"ntar kalo aku duduk disini hukumannya makin berat, aku mau hormat bendera aja"Viona hendak berdiri lagi dan ditahan oleh Elang.
"Biar gue yang gantiin"Elang berdiri dan menuju keteman temannya viona lalu ia berdiri disebah Ghea dan elang mulai mengangkatnya.
"Widihh Pabos siap menggantikan Ibu Ratu yang sedang pusing"Ujar Aron sambil tepuk tangan. Emang dasar nggak jelas tuh si Aron, Receh banget.
"kak Udah lah, biar aku aja"ujar viona.
"nggak, lo disitu"Elang melanjutkan untuk hormat bendera.
"eh, lo gamau gantiin gue"Ujar Zulfa kepada Aron.
"Dih, ogahh lo siapa gue siapa, enak aja nyuruh nyuruh"Ujar Aron.
"eh lang ada Pak. Handoko tuh dateng"ujar Aron kepada Elang.
"biarin"
"viona, kenapa kamu duduk disitu"ujar pak guru.
"Dia pusing pak, emang kalo dia Pingsan terus kenapa kenapa, bapak mau tanggung jawab"ujar elang
"eh, kenapa kamu disini"tanya pak Handoko kepada Elang.
"Gantiin dia lah"
"yang saya hukun itu dia, bukan kamu. Balik ke kelas kamu, dan kamu viona lanjutin"
"Pak, saya bisa laporin bapak atas tindakan bapak yang menghukum viona saat dia sedang sakit."ujar Elang.
"Silahkan, memang dia salah kok, apa salah saya. Saya hanya ingin mendidik murid murid saya agar disiplin, patuh dan menjadi pintar"
"apakah tindakan seperti ini bisa membuat mereka pintar?"tanya Elang tetapi pak guru tidak menjawabnya.
"apa kesalahan mereka pak?"tanya Elang.
"Mereka tidak mengerjakan tugasnya"jawab pak guru.
"Kalo begitu kan bapak bisa mendidik mereka dikelas, menyuruh untuk ngerjain dipapan tulis misalnya, nggak harus seperi ini kan, gimana kalau mereka sedang dalam keadaan fisik yang tidak baik, contohnya viona dia hampir pingsan tadi. Belum juga kalau ada siswa lainnya yang mempunyai penyakit tertentu yang bisa kambuh kapan saja, dan akhirnya terjadi hal yang tidak diinginkan. Apakah bapak akan bertanggung jawab"
"Ya jelas saya yang akan bertanggung jawab, karena saya yang menghukum mereka"
"bagaimana kalo kondisinya fatal"
"Kenapa kamu jadi menakut nakuti saya"ujar pak guru.
"hh.. Saya nggak nakut nakutin bapak, saya cuma mau mengingatkan saja, kalau mau menghukum itu jagan yang berat berat, apalagi mereka semua Cewek. "Ujar Elang.
Elang pergi dari tempat itu dan membawa Viona.
"Eh mau kemana kamu"
"saya mau bawa Dia ke Uks"jawab Elang lali pergi meninggalkan tempat itu. Aron mengikuti elang dari dibelakangnya.
"Eh lang, gue balik dulu ya kalo gitu yang ada ntar gue jadi nyamuk"ujar Aron.
"Oke"
Elang mendudukan viona diatas ranjang Uks.
"harusnya kamu itu tadi jangan kayak gitu, lagian kan emang ini salah aku sama temen temen aku"
"nggak bisa lah, gima nanti kalo ada siswa lain yang nggak kuat dengan hukumannya pak handoko terus terjadi hal hal yang tidak diinginkan, yang ada sekoah ini nantinya akan jelek namanya"Kata Elang.
"tapi aku tadi nggak papa kok"
"iya kamu, gimana sama yang lainnya"ujar Elang lalu pergi mengambilkan viona Teh hangat dan freshcare. Viona pun meminum teh itu.
"Gimana, masih pusing nggak?"tanya Elang.
"udah mendingan kok, makasih ya"Viona memeluk Elang, dan elang pun membalas pelukan Viona.
Tiba tiba saja ada yang melihat mereka berdua dari luar, dan orang itupun langsung masuk dan..
"HEH NGAPAIN KALIAN BERDUA DISINI, BERPELUKAN LAGI"ujar orang itu dan viona reflek langsung kaget dan melepaskan pelukannya..
•••√•√•√•••