Cinta pertama 4

1007 Kata
Alex sedang melintasi gudang sekolah saat mendengar suara yang sangat ia kenal dari dalam gudang. Dari celah pintu yang tidak tertutup sempurna, Alex bisa melihat Reyhan dan Alana disana. Berdiri berhadapan dengan wajah serius. Apa yang mereka sembunyikan sampai harus berbicara ditempat yang jarang di kunjungi oleh Siswa lainnya. Kenapa mereka tidak berbicara di kantin saja. Apa mungkin ada hubungannya dengan si Kribo ? Alex berjalan lebih dekat ke arah pintu agar bisa mendengar pembicaraan mereka dengan jelas. " Apa tujuan kamu memacari Alma ? " tanya Alana pada Reyhan ", kamu tidak punya niat jahat padanya kan ? " Ternyata benar ada hubungannya dengan Alma. " Contohnya? " " Kamu tidak sedang balas dendam padaku, kan?!" Reyhan tertawa sumbang. Alex memang sudah menduganya. " Apa yang terjadi pada kita dulu tidak ada sangkut pautnya dengan Alma. Dia bahkan masih SD saat itu terjadi. Jadi tidak adil rasanya kalau kamu menjadikan dia sebagai pelampiasan " ucap Alana berapi. " Tidak adil ? " Reyhan kembali tertawa " apa kamu tidak pernah berfikir bahwa yang dulu kamu lakukan padaku juga tidak adil? tidak cukup dengan menolak perasaanku saja kamu juga mempermalukan aku didepan orang - orang !" bentak Reyhan penuh emosi. Reyhan masih ingat dengan jelas saat surat cinta yang ia kirim pada Alana dibaca dengan lantang oleh temannya dimuka kelas dan didengarkan oleh seisi kelas. Belum cukup malu ditambah lagi dengan penolakan Alana disaksikan oleh semua teman - temannya. " Aku minta maaf ... " sesal Alana. Tindakannya dulu memang sangat keterlaluan. Biasa dimaklumi oleh sekitar karena semua kelebihan yang ia miliki membuat rasa empati Alana menjadi setipis kertas. Dulu, Alana fikir Reyhan dan Alex sama nakalnya. Jadi tidak masalah kalau menjadikan mereka sebagai bahan olok - olokan didepan teman - temannya. Bukankah mereka juga sering melakukan hal serupa pada teman perempuannya yang lain. Tapi setelah difikir kembali, tindakan Alana tetap salah karena menjadikan perasaan Reyhan sebagai bahan lelucon. Menyadari Reyhan yang berubah setelah kejadian tersebut Alana sadar bahwa ia sudah salah dalam bertindak. Semakin mengenal Reyhan, semakin Alana tahu bahwa Reyhan jelas berbeda dengan Alex! meski begitu, Alana juga tidak pernah berusaha untuk memperbaiki kesalahannya dengan meminta maaf secara langsung pada Reyhan. Alana tidak punya keberanian sebesar itu. Teman - teman mereka mungkin sudah melupakannya, namun Alana tetap mengingatnya dengan rasa sesal yang mendalam. Sama halnya dengan Reyhan yang tetap menyimpan rasa kecewanya menjadi amarah dan dendam. " Kamu itu cinta pertama aku, Alana " Alana tahu Reyhan mencintainya. Seiring berjalannya waktu Alana juga mulai merasakan ketertarikan pada Reyhan. " Kenapa kamu tidak bisa mencintai aku ?" tanya Reyhan serak. Reyhan cukup percaya diri dengan tampilan fisik dan isi otaknya selama ini. Dia merasa pantas bersama dengan sicantik Alana. " Sebenarnya aku juga .. " jawab Alana gugup, " aku juga suka sama kamu,Rey " ucap Alana memberanikan diri. Reyhan terlongo mendengarnya. Alex tak kalah kagetnya. Sungguh plot twist sekali. Drama apa yang sedang mereka mainkan.? Kenapa Alex jadi jijik sendiri mendengar pengakuan Alana. " Kamu juga suka aku ? " tanya Reyhan kurang yakin. Alana mengangguk. " Jadi, kamu mau jadi pacar aku ? " Kembali Alana mengangguk. Reyhan memeluk Alana sekilas. Alex tidak tahan lagi, lebih baik ia menyingkir sebelum melampiaskan emosinya pada dua sejoli yang sama- sama b******k tersebut. " Gimana dengan Alma ?" tanya Alana kemudian. " Aku akan putusin dia " jawab Reyhan yakin. " Jangan! " cegah Alana " Nanti dia sakit hati " " Jadi kamu maunya kita gimana ?" Alana tampak berfikir. " Kita backstreet aja ya ? " " Aku nggak mau ! " tolak Reyhan. Lama menunggu untuk jadi pacar seorang Alana xaviera masa saat sudah jadian ia tidak bisa memamerkannya pada orang lain. Teman - temannya harus tahu kalau selama ini cintanya nggak bertepuk sebelah tangan. Alana juga mencintainya, buktinya Alana mau jadi pacarnya sekarang. " Aku mohon kamu bersabar ya sampai kita lulus " pinta Alana. " Tapi itu terlalu lama " protes Reyhan. Kalau tidak diumumkan sekarang nanti mereka keburu lulus. " Setidaknya tunggu sampai kita punya waktu yang tepat " Meskipun terasa berat,mau tidak mau Reyhan akhirnya setuju juga. *** " Si Kribo lewat " bisik Tomi pada Alex. Mumpung tidak ada Reyhan, Tomi berniat mengajak Alex untuk menjahili Alma. Sudah lama juga sejak terakhir kali mereka melihat muka mengenaskan Alma. Alex yang dibisiki oleh Tomi diam saja. Tidak berminat untuk menyambut maksud terselubung Tomi. Menatap sekilas pada Alma kemudian mengalihkan pandangannya pada segerombolan teman perempuan satu angkatannya. Ada Alana bersama teman - temannya sedang tertawa riang. Tanpa beban seolah tidak terjadi apapun sebelumnya. Alex tidak menyangka akan melihat prilaku tercela seperti itu bisa terjadi pada remaja seusianya. Alex fikir cuma orang dewasa saja yang bisa melakukan hal tersebut. Tomi yang sempat berdiri kembali duduk disamping Alex. Mereka duduk dikursi yang memang disediakan didepan ruang kelas. Tempat duduk selama jam istirahat berlangsung. Tidak banyak yang memilih duduk disana karena biasanya para siswa memanfaatkan jam istrihat untuk nongkrong dan jajan di kantin sekolah. Ada juga sebagian kecil yang memilih perpustakaan. Biasanya didominasi oleh siswa -siswa pintar peraih peringkat kelas. Terkecuali Alex tentunya. Alex nyaris tidak pernah masuk perpustakaan. Dia beruntung karena otaknya sangat encer dan di rumahnya dilengkapi berbagai fasilitas untuk menunjang kemampuannya tersebut jadi tidak heran kalau Alex termasuk siswa yang berprestasi meskipun tanpa effort yang berlebihan. " Kamu ?! " bentakan keras dari Alma membuat Alex mengalihkan perhatiannya dari rombongan Alana pada Alma. Menatap bingung karena barusan diteriaki dengan kencang padahal ia tidak merasa sedang melakukan apapun yang bisa memicu kemarahan Alma. Alma nampak memegang ujung rambut keritingnya. " Dasar gak ada otak ! " umpat Alma sambil berlalu dengan mata berkaca - kaca menahan tangis. Suara tawa cekikikan Tomi menyadarkan Alex dari keterpanahan. " SiKribo marah karena rambutnya kena permen karet " sahut Tomi sambil tertawa senang. Jadi Tomi pelakunya? Alex menatap Tomi marah. " Dasar kurang ajar ! " bentaknya sebelum berlalu ke arah yang berlawanan dengan perginya Alma. Tomi melongo mendengar bentakan Alex. Reaksi Alex diluar dugaannya. Harusnya Alex ikut tertawa puas bersamanya. Kenapa malah jadi marah?? Bersambung
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN