“Apa? Suntik mati?” Keterkejutan Billy tak dapat terhindarkan. “Tapi, bukannya prosedur itu hanya untuk pasien mati otak?” “Memang. Namun, setiap harinya.. mereka mengeluh ingin mengakhiri hidup saja. Sebagai, tetangga yang baik—aku harus mewujudkannya, kan?” Billy memicing tajam pada Bara. “Kau.. bukan manusia!” “Jadi, kau sudah kenal aku dari awal?” tanya Ellias. “Mmm.. bisa di katakan begitu. Bisa juga, di katakan tidak. Aku hanya tahu soal karyamu saja. Tidak tahu bagaimana wajahmu. Itu pun, karena seseorang memintaku untuk membaca webtoon-mu. Agar bisa di jadikan inspirasi.” “Siapa? Senna?!” Bara menyeringai. “Kak.. masuklah.” Senna berjalan masuk dengan langkah gugup. Terbelalak ketika melihat Billy. “Jangan panggil dia Senna. Dia.. adalah Lea,” kata Bara. “Dialah, pencipta i

