Komandan mendesah panjang. “Ibumu.. Akan terkejut dengan keputusanmu.” “Aku yakin, ibu akan mengerti.” Komandan—Ayah CID kembali mendesah panjang. Mengetuk-ngetuk jari telunjuknya pada meja. Sepersekian detik kemudian, ketukannya berhenti. “Baiklah. Lakukan. Ayah, tak bisa membantu apa-apa CID. Pekerjaan ini—adalah tanggung jawab masing-masing.” “Iya, Ayah. Aku paham. Terima kasih, atas izin mu, Pak!” CID memberi hormat dengan tangannya. Komandan terkekeh. “Kau ini mirip sekali denganku.” “Tentu saja. Aku anak kandungmu. Aku pergi dulu. Setelah kasus ini, kita jalan-jalan bersama Ibu, ya?” “Baiklah. Semoga kau beruntung, Nak.” CID berjalan keluar. Mad sudah menunggu di luar ruangan. Menyeimbangi langkah cepat CID. “Aku tidak salah dengar, kan?” “Apa?” “Komandan adalah Ayahmu?”

