bc

Mysterious Manager

book_age16+
6
IKUTI
1K
BACA
murder
revenge
drama
tragedy
comedy
bxg
mystery
lies
cruel
seductive
like
intro-logo
Uraian

Pernah mengidolakan seseorang? Tentu saja, semua orang pasti punya idolanya masing-masing. Ryou Shinjirou, selebriti ternama di Jepang yang digilai para gadis. Tampan, cool, dan menawan adalah gambaran dari seorang Ryou.

Namun, bagaimana kalau semua itu hanyalah citra yang dia bangun di depan kamera saja? Siapa yang tahu kalau Ryou Shinjirou itu sebenarnya sangat hobi menggoda para gadis di belakang layar. Anehnya, Ryou hanya akan bersikap manja pada sang manajer, Aika Shizu.

Bagi Ryou, di dunia ini hanya ada fake love di antara pasangan. Berkaca dari kejadian tragis yang menimpa kakaknya, Ryou sampai tidak percaya dengan yang namanya cinta.

"Ternyata, cinta yang sesungguhnya memang benar-benar ada dan kini akulah yang sedang mengalaminya."

Aika Shizu terlalu misterius bagi Ryou. Di balik wajahnya yang datar itu, tersimpan berbagai rahasia yang tak terduga. Kehidupan seorang introvert memang sulit untuk ditelusuri. Tapi, bukan berarti tidak ada cara sama sekali untuk mengetahuinya, kan?

chap-preview
Pratinjau gratis
Chapter 1 - Idola yang Manja
"Aaaaaaaa, we love you, Ryou!" Prok Prok Prok Teriakan dan riuh tepuk tangan yang meriah mengisi keheningan di ruangan yang cukup besar itu. Single perdana yang dilantunkan dengan merdu mengundang berbagai pujian untuk sang bintang. Ryou Shinjirou, selebritis papan atas berusia 22 tahun yang kini sedang naik daun. Suara bariton yang mampu menyihir semua orang. Sejuta pesona yang memikat para gadis. Perawakan maskulin dan wajah yang menawan. "Ini untukmu, Nona," ucap Ryou. Ryou menyerahkan sekuntum mawar merah yang dipegangnya kepada salah satu fans. Bisa bayangkan, betapa senangnya dia ketika mendapatkan pemberian dari sang idola. Mengundang tatapan iri dari fans lain yang kurang beruntung karena tidak berkesempatan mendapatkan bunga tersebut. "Thank you. I love you, Ryounizer!" seru Ryou. "Awww, Ryou! Calon suamiku!" "Cool banget! I love you too, Ryou!" "Aaaaaaaaa, gemas!" "Kamu yang terbaik, Sayang! Ganteng banget sumpah demi apa pun." "Ryou, lihat aku! Aku di sini, Ryou! Aku di sini!" Jangan ditanya lagi, antusias para penonton sangat luar biasa. Bahkan, ada beberapa yang saling mendorong karena berdesakan. Berebut meraih tangan Ryou. Untung saja, ada petugas yang mengurus lautan massa itu. Memberikan Ryou jalan untuk keluar dari tempat acara. Ryou masuk ke ruangan pribadi yang memang sudah disediakan untuknya. Di sana, terlihat sang manajer sedang memeriksa jadwal sang artis yang cukup padat untuk hari ini. Aika Shizu dengan kacamata yang bertengger di hidungnya itu meneliti kata per kata yang tertulis agar tidak ada satu pun yang terlupakan. Grep Tiba-tiba, ada yang memeluk Aika dari belakang. Siapa lagi, kalau bukan artis yang namanya sedang melambung itu? Tanpa ragu, Aika melepaskan pelukannya. Bersiap untuk menampar sang artis. Hap! "Sialan!" umpat Aika.   Sayang sekali, Ryou berhasil menangkap tangan Aika sebelum gadis itu sempat menghajarnya. Aika menatap nyalang pada Ryou. "Hei, kau ini kenapa? Kau tidak suka kalau aku memelukmu?" goda Ryou dengan senyuman menggodanya. Aika melepaskan tangan Ryou yang kini sedang menahan tangannya untuk menyentuh wajah sok keren itu. "Sampai kapan kau akan bersikap seperti bocah? Sadarlah, umurmu sudah menginjak 22 tahun. Setidaknya, hormatilah orang yang lebih tua darimu," ujar Aika. "Bagiku, kaulah yang masih bocah. Tidak mungkin ada orang dewasa yang membeli es krim sebanyak itu untuk stok di rumahnya," balas Ryou santai. Tempo hari, Ryou tak sengaja memergoki Aika yang membawa kantong plastik berisi banyak es krim. Kalau dihitung-hitung, sepertinya es krim tersebut berjumlah lebih dari 10. Yang benar saja! Bahkan, Aika sempat menghilang selama 1 jam dari lokasi pemotretan hanya demi mencari es krim pada saat Ryou melakukan photoshoot. "Apa kau bilang? Aku ini sudah 24 tahun, jadi jaga bicaramu. Lagi pula, es krim bukan hanya untuk anak kecil saja." Aika kesal juga ketika Ryou mengetahui makanan kesukaannya itu. Dari dulu, Aika sangat menyukai es krim. Waktu itu, Aika sangat menginginkannya. Jadi, dia terpaksa meninggalkan lokasi pemotretan. Apalagi, pemotretannya berlangsung cukup lama. Tidak salah kalau dia pergi untuk membeli es krim sebentar, kan? "Usia tidak menentukan kau bersikap dewasa atau tidak, Honey." "Huhh, sudahlah. Terserah padamu. Aku tidak mau berdebat lagi. Ini, ambilah. Aku sudah menyiapkan milk tea untukmu." "Aku tidak mau." Ryou malah mengambil soda yang ada di meja, mengabaikan milk tea yang disodorkan oleh Aika. "Terserah padamu. Aku sarankan, sebaiknya jangan terlalu sering meminum soda. Bayangkan saja, kau sudah meminum 5 kaleng soda hari ini." "Iya, iya, berisik. Ini terakhir kali aku meminumnya ..., tapi hanya untuk hari ini." "Tidak perlu mengucapkan hal yang tidak akan bisa kau lakukan. Aku yakin kau pasti akan meminumnya lagi. Aku jamin itu. Sudahlah, aku hanya ingin mengingatkanmu untuk jadwal hari ini. 1 jam lagi akan ada shooting iklan di Hokaido Koya. Bersiaplah, 10 menit lagi kita berangkat. Aku akan menunggumu di mobil." Aika meletakkan milk tea itu, lalu berniat untuk pergi. Namun, suara Ryou menghentikan pergerakannya. "Kalau aku bisa meminum tidak lebih dari 5 soda, apa kau akan mengizinkanku memelukmu?" goda Ryou. "Dalam mimpimu! Kau tidak minum 1 soda sekali pun, aku tidak akan pernah mengizinkannya." "Aku bercanda. Lagi pula, aku tidak butuh izin untuk memelukmu, kan?" kekeh Ryou. Aika menghela napasnya. Kenapa dia bisa dipertemukan dengan selebritis yang tingkah lakunya seperti ini? Di depan kamera memang terlihat cool dan menawan. Tapi, di belakang layar? Bullshit! Perkataan Ryou ada benarnya, dia memang tidak butuh izin untuk memeluk Aika. Bagaimana tidak, jika dia selalu melakukannya secara tiba-tiba? Aika sudah hafal betul dengan kebiasaan Ryou yang satu itu. Jujur, Ryou memang sering menggoda para gadis. Tapi, Ryou hanya akan bermanja-manja ria pada Aika. Mungkin, sifat kekanak-kanakan inilah yang membuat Ryou belum memiliki kekasih sampai saat ini. Pantas saja! Aika jamin, gadis yang menjadi kekasih Ryou nanti akan mengibarkan bendera putih. Aika tantang siapa pun yang menjadi kekasih Ryou untuk mengurusinya seharian nanti. Pasti tidak akan kuat! Beruntunglah Ryou karena mendapatkan manajer yang kesabarannya tingkat tinggi. Sebenarnya, Ryou sedikit heran pada manajernya itu. Aika sama sekali tidak bereaksi terhadap perlakuan manis yang dia berikan. Aika tidak terkesan ketika dia membelikannya gaun mewah. Aika tidak tersipu malu ketika dia memujinya. Intinya, Aika tidak tergila-gila padanya seperti gadis pada umumnya. Bayangkan saja! Suatu kali, Ryou pernah menawari Aika untuk menyentuh roti sobek miliknya. Tapi, apa hasilnya? Sudah bukan ditolak lagi, tapi tidak dijawab. Ingat itu! Tidak dijawab, seakan-akan pertanyaan Ryou tidak pernah ada. Pura-pura tuli. Menyebalkan sekali, kan? Tapi, justru itulah yang membuat Ryou berusaha lebih keras lagi untuk membuat Aika meliriknya. "Baiklah, Ryou, ini adalah manajer yang akan membantumu mulai detik ini. Dia yang akan mengurus semua jadwal pekerjaanmu. Namanya Aika. Ryou, Aika, perkenalkan diri kalian." "Namaku Ryou Shinjirou. Senang berkenalan denganmu, Nona," ucap Ryou. Diam-diam, Ryou mengedipkan sebelah matanya pada Aika tanpa atasannya ketahui. Namun, sayangnya, respon yang didapat tidak sesuai dengan ekspektasi. "Namaku Aika Shizu. Semoga kita dapat bekerja sama dengan baik," balas Aika. Datar? Benar sekali! Tidak ada sedikit pun reaksi yang menunjukkan rasa suka atau kagum dari Aika. Sejak itu, Ryou mulai berusaha mencari perhatian Aika. 'Menarik,' batin Ryou. "Ahh, Aika Shizu. Kau adalah orang yang terlalu misterius bagiku. Kita lihat sejauh mana kau akan menolakku," gumam Ryou. Bukan hanya itu saja, Ryou juga mulai sadar kalau Aika adalah orang yang tertutup. Di saat gadis lain bergosip, dia akan lebih memilih untuk diam. Di saat orang menanyakan Aika tentang masalahnya, maka dia akan selalu menutupinya dengan senyuman. Di saat Ryou menawarkan dirinya untuk mengantar Aika pulang, Aika akan selalu menolaknya mentah-mentah. Terlalu banyak yang ingin dia ketahui dari gadis itu. Bisa mengetahui bahwa Aika menyukai es krim saja sudah sebuah keajaiban. Tak ayal, ketidaksengajaan yang menguntungkan itu membuat Ryou semakin mudah menggoda sang gadis. Entahlah, ada rasa senang tersendiri ketika menggoda Aika. Ryou ingin lihat, berapa lama Aika bisa mengabaikannya seperti ini? Lihat saja, sebentar lagi Aika akan jatuh ke pelukannya. Glek Ryou meminum sodanya dengan satu kali teguk. Duduk sejenak sambil mengistirahatkan tubuhnya dari pekerjaan yang cukup melelahkan. Memejamkan matanya sesaat. Drttt Drttt Drttt Ponsel yang berdering itu mengusik ketenangan Ryou. Memaksanya untuk kembali membuka mata. Tampaknya, nama penelepon yang tertera di layar membuatnya menyeringai. Siapa lagi kalau bukan sang manajer yang cerewet itu? "Ada apa? Apa kau merindukanku? Padahal, tadi aku baru saja memelukmu." "Diamlah dan lihat jam tanganmu sekarang. Kau mau telat? Jangan lupa, setelah shooting iklan, akan ada pembuatan konten untuk channel youtube Neoz. Persiapkan dirimu." "Apakah semua itu tidak bisa dibatalkan saja? Dan satu hal lagi. Saat ini, aku sedang tidak mengenakan jam tanganku." "Jangan membohongiku, aku tau kau selalu memakai jam tangan itu." "Hehe, ternyata kau memperhatikanku sampai sejauh itu, ya." "Kau memang harus diperhatikan karena kau selalu membuat banyak alasan yang tidak masuk akal. Cepatlah ke sini atau kau akan telat." Tut Tut Tut Tak perlu menunggu waktu lama, Ryou segera menyusul ke mobilnya untuk berangkat ke lokasi selanjutnya. Selebritis memang beda, kan? Dia tidak perlu repot-repot membawa barang-barangnya. Sudah ada tim khusus yang mengurus semua itu. Bahkan, Aika harus sampai turun tangan untuk memastikan barang-barang Ryou tidak ada yang terlewat kalau kebutuhan shootingnya sedikit lebih banyak dari biasanya. Tak bisa dipungkiri, sekali pun Ryou sudah memiliki asisten pribadi, tapi Ryou selalu bergantung pada Aika. Kalau bisa diibaratkan, maka Aika itu bagaikan nyawa kedua baginya. Kalau Ryou tidak membawa charger ponsel, maka Aika selalu siap membawa cadangan power bank. Ketika Ryou tidak membawa obat maag, maka Aika juga yang selalu menyediakannya. Jangan salahlan asisten pribadi Ryou yang teledor ataupun lalai. Jelas saja, ini adalah kesalahan Ryou sendiri. Tahu sendiri Ryou itu bagaimana, kan? Bandel dan keras kepala. Kalau Ryou bilang tidak, maka Rika (asisten Ryou) pun harus mengikutinya. Intinya, sikap bandel dan keras kepala Ryou itu hanya bisa diatasi oleh Aika. Terlebih lagi, Aika adalah orang yang sangat teliti. "Seperti biasa, kau itu memang lama sekali," komentar Aika. "Tadi ada beberapa fans yang mengajakku berfoto. Kenapa? Apa kau merindukanku sampai seperti itu?" goda Ryou. "Apa kau tidak lelah?" "Hmm, maksudmu?" "Apa kau tidak lelah menggodaku setiap hari? Seperti orang kurang kerjaan saja. Pekerjaanmu itu bernyanyi dan berakting, bukan malah menggangguku." "Tidak, aku tidak merasa lelah sama sekali. Bahkan, aku ingin terus-terusan melakukannya. Kalau aku tidak melakukannya satu kali saja, aku akan merasa kehilangan energiku," kekeh Ryou. "Huhh, aku sampai kehabisan kata-kata untuk menghadapimu. Pak, sebaiknya kita jalan sekarang." Aika meminta sopir untuk segera menjalankan mobilnya. Dikejar waktu memang hal yang lumrah untuknya. Namun, di situasi seperti ini, tetap tenang adalah jalan keluarnya. Ingin marah pun tidak akan mengubah apa-apa. Tenang dan sabar adalah dua kunci utamanya. "Tunggu dulu, Pak. Jangan dijalankan mobilnya," cegat Ryou. Nah, ini dia! Memang benar bahwa tenang dan sabar adalah kunci utamanya. Tapi, hal-hal seperti inilah yang memancing emosi. Waktunya sudah singkat, ditambah dengan Ryou yang banyak maunya. Kenapa artis satu ini benar-benar sulit diatur? "Ada apa lagi? Kau melupakan sesuatu? Dompetmu tertinggal? Atau mungkin ponselmu yang tertinggal?" tebak Aika dengan wajah datar. "Bukan itu, tapi aku tidak nyaman dengan posisi duduk seperti ini." "Jadi, bagaimana? Kau ingin mobil ini berubah menjadi tempat tidurmu yang empuk itu, hm?" sarkas Aika. "Bukan seperti itu, Sayang. Maksudku, posisi duduk antara kau dan asistenku. Biarkan asistenku yang berada di jok depan dan kau yang akan duduk di jok belakang bersamaku, bagaimana?" kekeh Ryou. "Tidak mau." "Ohh, kau tidak mau? Baiklah, mudah saja. Aku tidak akan mau pergi ke lokasi sekarang. Dan aku akan protes pada agensi kalau mereka menyediakan manajer yang tidak berkompeten." Tanpa basa-basi lagi, Aika langsung membuka pintu mobil. Memutuskan untuk berganti tempat dengan asisten Ryou. Melihat Aika yang ingin menuruti keinginan Ryou, Rika pun segera membuka pintu mobilnya juga untuk berpindah posisi ke jok depan, di samping sopir. "Sudah puas?" Ryou langsung menggenggam tangan Aika, lalu menatap jail padanya. Tentu saja, Aika hanya bisa pasrah. Membiarkan tangannya digenggam oleh Ryou. "Sekarang sudah boleh jalan, Pak," titah Ryou. Selama di perjalanan, Ryou terus saja menggenggam tangan Aika. Aika tidak ingin ambil risiko dipecat, jadi dia harus menuruti keinginan Ryou. Terlebih, Ryou adalah salah satu selebritis yang paling berdampak untuk agensi. Memang nasib! Lama-kelamaan, Ryou mulai memberanikan dirinya untuk bersandar di bahu Aika. Hal itu berhasil menarik atensi Aika. "Kau ini benar-benar tidak bisa diam, ya? Singkirkan kepalamu. Untuk apa kau membawa bantal kalau kau tidak menggunakannya?" "Biarkan saja. Bahumu lebih nyaman dibandingkan dengan semua jenis bantal di dunia ini." "Aku bilang singkir—" "Sebentar saja. Aku mohon, mataku sudah tidak kuat lagi." Mata Ryou terpejam. Suaranya mulai melemah. Alhasil, Aika terpaksa membiarkan Ryou tertidur di bahunya. Kesempatan itu langsung dimanfaatkan Aika untuk melepaskan tangan Ryou yang menggenggam tangannya. Nahasnya, niatan itu diketahui oleh Ryou. Tidur yang masih setengah pulas itu terusik karena adanya pergerakan dari Aika. "Jangan dilepas." Baiklah, Aika ketahuan. Tampaknya tangan dan bahunya akan menjadi korban untuk beberapa waktu ke depan. Sopir dan asisten pribadi Ryou sudah tidak heran lagi melihat semua itu. Itu sudah biasa! Buk Buk "Ryouuuuuuu!" Massa yang mengelilingi Ryou, kini mulai berteriak. Ingin bertemu dengan sang idola. Mengetuk pintu mobilnya. Mereka seperti tak pernah puas untuk sekadar melihat Ryou saja. Aika yang berada di samping Ryou pun melihat ke arah sang artis untuk memastikan keadaannya. Sepertinya Ryou tertidur dengan pulas. Gurat-gurat kelelahan itu sangat terlihat dari jarak sedekat ini. Bahkan, Ryou tidak terusik dengan suara berisik seperti ini. "Halo, Pak, maaf mengganggu waktumu. Tapi, bisakah kau menangani mereka? Saat ini, Ryou tidak dalam kondisi siap untuk menghadapi massa. Katakan bahwa Ryou akan menemui mereka di acara berikutnya dan di lain kesempatan. Aku harap kau memakluminya, saat ini kami sedang dikejar waktu untuk melakukan shooting." Aika meminta tolong kepada petugas di sana. Sebelah tangannya yang tidak digenggam oleh Ryou dia gunakan untuk menelepon petugas. Kasihan juga kalau Aika harus membangunkan Ryou di saat dia tau kalau Ryou kurang istirahat.

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

Hasrat Meresahkan Pria Dewasa

read
30.4K
bc

TERNODA

read
198.7K
bc

Sentuhan Semalam Sang Mafia

read
188.7K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
233.8K
bc

B̶u̶k̶a̶n̶ Pacar Pura-Pura

read
155.8K
bc

Setelah 10 Tahun Berpisah

read
59.8K
bc

My Secret Little Wife

read
132.1K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook