Chapter 1 : Ice Princess (END)

452 Kata
Sementara itu di gerbang depan Kerajaan Haiqin banyak sekali orang-orang berdesak-desakan hanya untuk demo, sampai akhirnya pintu gerbang dibuka paksa oleh mereka. Satu persatu orang-orang itu masuk sambil berkata "Cepat! Tangkap si Putri Aneh itu!" Rombongan itu masuk dengan cepat "Cari dia!" ???? "Yang Mulia!" Seorang penjaga berlari menuju Rajanya, duduk bersimpuh, hormat. "Yang Mulia, para rombongan yang protes telah merusak gerbang depan, sekarang mereka telah masuk kedalam. Kita harus membawamu ke tempat yang aman sekarang." "Dirusak ? Bagaimana mungkin ? Buat apa aku memintamu untuk tetap berada disini ?" Raja Haiqin menatap dari jendelanya, melihat kerumunan orang-orang yang mencoba masuk. "Rajaku, pada titik ini kita hanya bisa berspekulasi seseorang telah membuka pintu gerbang untuk massa... Seseorang dari dalam. Tapi untuk saat ini Yang Mulia harus cepat dan ikut denganku." Ucap penjaga itu. Raja Haiqin akhirnya menoleh ke arah penjaga itu, "....Dimana Nao ?" "Dia aman bersama Kain si Ksatria Silver yang selalu berada untuknya," "Kirim lebih banyak penjaga dan bawakan Ia kepadaku." "Baik Yang Mulia... Sekarang, kita harus cepat." ???? Cuaca sedang cerah, seorang perempuan sedang memberi makan para burung merpati di koridor paling tinggi kerajaan, duduk diatas pagar temboknya. "Kain.." "Tuan Putri ?" Seorang Ksatria datang dan berdiri di belakang Tuan Putri. "Bagaimana jika mereka semua benar, Kain ? Bagaimana jika aku menyebabkan bencana besar ? Seharusnya Ayahku menyerahkan saja aku kepada Ostin.." Menoleh sedikit ke Kain. "Jangan berfikir seperti itu, Tuan Putri. Itu adalah tipuan Ostin yang telah dirancang untuk mempengaruhi orang-orang dan kesenangannya melihat ayahmu menerima penawarannya." "Yang Mulia tidak akan pernah meninggalkanmu, Nao. Aku pun tidak akan meninggalkanmu." Sambung pria itu, mencoba meyakinkan Tuan Putri. Angin berhembus lembut, burung-burung merpati mulai beterbangan mendekat, membuat tempat itu menjadi ramai merpati. "Kain... Terima kasih." "Kau lihat merpati, disitu... Dia sepertinya terluka. Maukah kau membawakannya untukku ?" Tuan Putri menunjuk satu merpati yang sedang terluka disayapnya, tidak bisa terbang jatuh tersungkur di depan jendela lantai 3. "Tentu saja." "Kumohon tetaplah disini, Tuan Putri. Aku akan kembali beberapa saat lagi untuk mengambil merpati itu." Pria itu berjalan pergi. Tuan Putri hanya melihat dari kejauhan Pria itu berjalan pergi meninggalkannya sendiri, sampai akhirnya Pria itu tidak terlihat lagi. Ia turun dari tempat duduknya, "Aku adalah orang aneh." "Sebuah kutukan." Ia membuka gaun Putrinya, dilanjutkan melepas mahkotahnya, "Bahkan jika yang terburuk adalah takdirku, aku akan melawannya." Menaruh mahkotanya di atas tempat duduknya tadi, "Kau adalah Raja yang hebat, Ayah... Dan kau akan tetap hebat walaupun tanpaku." "Selamat tinggal Ayah, Selamat tinggal Kain. Ini adalah waktunya... Untukku pergi..." Rambut silvernya terurai, pakaiannya menjadi serba hitam, mata birunya bagaikan safir, cantik sekali. Telinga yang runcing bagaikan Elf, dan Tuan Putri masih mengenakan hal yang berharga baginya. Yaitu, kalung bermata batu berwarna biru terang bagaikan lautan.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN