PART 15

1581 Kata
PART 15 Denis pov Taksi yang kami tumpangi berhenti di sebuah rumah mewah , rumah yang lebih besar dua kali lipat dari rumahku di Semarang. Entah rumah siapa ini , yang jelas aku ingin segera istirahat. Badanku terasa pegal , aku juga sedikit mengalami jet lag karena baru pertama kali naik pesawat. Taksi masuk setelah seorang satpam membuka pintu , lalu berhenti tepat di depan pintu rumah ini . Aku melihat seorang wanita yang ku perkirakan seumuran dengan nenek Parni , ku lihat ia menatap tajam saat daddy turun dari taksi . Dibantu supir taksi , daddy menurunkanku dari mobil . Didudukannya aku di atas kursi roda. Jadi terbayang jika aku memilih tinggal bersama mami , pasti aku sangat merepotkan mami dengan kondisi ku yang seperti ini . Disini saja harus ada dua orang yang membantuku turun , apalagi cuma mami. Bisa-bisa kami jatuh bersamaan . Aku sudah duduk di atas kursi roda , daddy membawaku mendekat ke arah wanita tadi . Berbeda saat melihat daddy , ia tersenyum ramah kepadaku . Menghampiriku , lalu membingkai wajah ku dengan kedua tangannya. Hangat , itu yang kurasakan saat telapak tangannya menyentuh wajahku . Seperti tersalur rindu yang mendalam , ia mengusap lembut pipiku . "Denis , apa kamu Denis ?" Ini pertama kali aku bertemu dengannya , kenapa dia bisa tahu namaku ? Ia lalu masuk ke dalam rumah , memanggil seorang pria seumuran dengannya. "Pa , Denis . Denis kemari Pa." Teriaknya . Sepasang lansia itu berlari ke arahku , membuatku merasa ngeri jika keduanya tersandung dan jatuh bersamaan. Pria tadi menghampiriku , tiba-tiba memelukku . "Ayo masuk Denis," ucapnya ramah . Ia mendorong kursi rodaku masuk ke dalam rumah , membiarkan daddy berdiri mematung tanpa mempersilahkannya masuk . Aku bingung , siapa mereka ? Rumah siapa ini ? Kenapa perlakuan terhadapku dan daddy sangat berbeda? "Ini rumah siapa ?" tanya ku tiba-tiba. "Ah iya , pasti kamu bingung. Ini rumah kami , nenek dan kakekmu." Ucap pria tadi menjelaskan. Hei , kenapa daddy membawaku ke sini ? Bukan ke rumahnya? "Iya Denis , panggil Oma dan opa." Ucap wanita itu . "Oma ? Opa ?" Gumamku . Mami sama sekali tak pernah bercerita tentang mereka . "Denis , apa yang terjadi ? Kenapa kakimu ?" tanya wanita tadi saat kami telah sampai di sebuah ruangan , yang ku rasa ini ruangan keluarga. "Ke.. kecelakaan." Ucapku tergagap , banyak sekali pertanyaan di benak ku. Ku lihat kekhawatiran di wajah Oma , iya Oma . Mulai sekarang aku harus terbiasa memanggil Oma dan Opa. "Kenapa tidak ada yang memberitahu kami tentang keadaanmu ?" tanyanya sedih . Aku menggeleng pelan , karena aku tak tahu menahu sama sekali . Ku lihat daddy berjalan ke arah kami , tatapan tajam dari Oma kembali diberikan kepada daddy . "Lihat ! Semua karena ulahmu ! Bertahun-tahun kami tak pernah dengar kabar tentang cucu kami !" Ucap Oma sarkastik. "Maaf," gumam daddy lirih . Ada apa ? Kenapa Oma sepertinya sangat membenci daddy ? "Sudah Maya , jangan bertengkar. Biarkan Denis istirahat dulu ." Ucap Opa. Ah , iya . Aku tadi sangat lelah . "Aku suruh bibi merapikan kamar di lantai atas dulu." Sebelum Oma berlalu , aku meminta kamar di lantai bawah saja . Bukannya aku tak tahu diri , dan meminta macam-macam. Hanya saja kamar di bawah lebih memudahkanku melakukan aktivitas , aku tak mau terlalu menyusahkan orang di rumah ini . "Baiklah," ucap Oma mengerti . Aku merasa ada kecanggungan di antara daddy dan Opa , kenapa mereka ? Semoga dengan tinggalnya aku di sini dapat menjawab semua pertanyaan-pertanyaan yang berputar-putar di otakku . Kamar selesai dibersihkan oleh pekerja di rumah ini , Opa memintaku untuk beristirahat,Tak lupa ia membantuku naik ke atas ranjang . Aku harus belajar naik turun dari kursi roda itu , agar tak merepotkan orang lain. Daddy mengikuti ku , ia duduk di samping ranjang tempat ku berbaring. "Daddy pamit pulang ke rumah dulu , besok kita ke rumah sakit untuk terapi. " Ucapnya . Daddy tidak tinggal di rumah ini ? Cih , katanya ia ingin mengurusku , tapi aku malah dititipkan di rumah Oma dan Opa . "Maafkan daddy membawamu sementara tinggal di rumah ini, " ucapnya yang seakan berlalu begitu saja di telingaku. Aku sudah tak ingin berlama-lama berada di dekat pria itu , mana tanggung jawabnya ? "Daddy sudah siapkan perawat untukmu , jika nanti kamu memerlukan sesuatu. Daddy pulang dulu." ucapnya sembari mengacak rambutku. Hei , dia lupa ? Ada bekas jahitan di kepalaku , jika saja mengenai bekas jahitan itu maka aku akan memukulnya ! Ia berlalu begitu saja , syukurlah. Aku juga tak ingin berlama-lama berada di dekatnya. Aku berbaring di ranjang berukuran king size ini, terasa begitu besar untukku . Ku tatap langit-langit kamar yang berwarna putih , aku jadi penasaran apa yang menyebabkan mami dan daddy dulu bercerai ? Apa yang dikatakan mas Adam kepadaku waktu itu benar ? daddy tak menginginkan kehadiran ku ? Mami tak pernah menceritakan apapun padaku , setiap aku bertanya pasti mami akan menangis . Itu yang membuatku mengurungkan niatku. Yang aku tahu , daddy meninggalkan mami saat aku masih kecil. Detailnya aku sama sekali tak tahu . Khah ! Semoga aku tak menyesali keputusanku untuk tinggal di sini . Saat mataku ingin terpejam , ponselku bergetar. Ku raih ponsel yang berada di dalam tas kecil yang ku letakkan di atas nakas , aku mengubah posisiku menjadi duduk. "Edan , banyak banget notifikasinya" Aku melihat ratusan notifikasi dari ponsel baru yang dibelikan pria itu , aku jadi malas memanggilnya daddy . Paling banyak dari instagramku , aku terlebih dahulu membuka aplikasi itu .   Disukai oleh 100.587 orang El_Denis the last Day in Semarang , i'm coming Jekardah Devan.ajah hah ? Lo seriusan ? @El_Denis Rama12 jangan bercanda bro �� Audrie_imout mas ? Beneran ? KetuaIPS1 demi apa ini Denis ? Denisfansclub OMG !! My Denis bakal pindah Denis_lovers biasku , kenapa kau tega sekali PecintaDenis What !!!!! Rika aku akan selalu merindukanmu Adelia selamat jalan brott , semoga lu tenang di sana Diva gue selaku bendahara kelas , meminta maaf sebesar-besarnya. Karena belum sempat jengukin elo , karena semua siswa IPS 1 susah sekali dimintai iuran Rini elah Div , Lo bikin malu kita aja @Diva Aku hanya melihat komentar mereka tanpa berniat membalasnya , aku bahkan tanpa memikirkan resikonya. Di tempat ini , aku jauh dari orang-orang terdekatku. Rama , Devan , Aku akan sangat merindukan kalian . Duo sahabatku yang sangat mengertiku , tanpa memandang sebelah statusku yang tanpa ayah . Mereka yang menyemangati saat aku minder dengan keadaan keluargaku yang tak lengkap , meyakinkanku bahwa semua akan baik-baik saja. Suka dan duka telah ku lewati bersama mereka , kini aku meninggalkan mereka jauh . "Dev , Ram . Gue janji , gue gak bakal lupain Lo berdua! " Saat aku hendak menutup aplikasi itu , tak sengaja aku melihat akun mas Adam .   Disukai oleh 34.000 orang Felicio_Maurer seorang pendosa saja mendapatkan maaf dari pencipta , apa aku tak berhak mendapat maaf darimu ? #kangenadikgue #Savesibling #pengemismaaf Cih , senyum itu ! Senyum yang selalu menindasku dengan sikapnya yang tak pernah mau mengalah saat aku dan dia berebut mainan. Aku tersenyum miris , hubunganku dengannya sudah tak sedekat dulu .Kami terpecah belah . Butuh waktu agar semuanya kembali seperti semula , aku harap itu tak akan lama . Dia sosok kakak yang baik bagiku , aku pernah menjadikan dia sebagai panutanku . Dia bisa menjadi sosok ayah yang selalu melindungiku dan mami , menjadi pemuda yang tangguh. Aku tak pernah membencinya , hanya saja hatiku masih terasa sakit . "Mas , gue kangen Lo !" Tok..tok.. "Masuk! " Teriakku saat pintu kamar yang ku tempati diketuk dari luar. Oma membuka pintu , ia membawa sebuah nampan . Ada sepiring nasi lengkap dengan lauk Pauk , dan segelas air putih di sampingnya . Oma meletakkan nampan itu di atas nakas , ia duduk di pinggiran ranjang . "Makan dulu ya ?" ucapnya lembut , ia menatapku dengan tatapan yang teduh. Aku mengangguk. Oma , meskipun sudah tua namun masih terlihat cantik . Bukan karena operasi atau semacamnya , beliau nampak cantik alami . Dengan alis tanpa sulam dan bibir tanpa pemerah. Ia tersenyum manis padaku , diambilnya piring lalu membawanya mendekat ke arahku . "Oma suapin mau ?" ucapnya. Ingin sekali aku mengatakan aku bukan anak kecil lagi seperti saat mami hendak menyuapiku , namun aku urungkan . Bisa saja ini wujud perhatiannya terhadapku , cucu yang katanya bertahun-tahun tak pernah ia ketahui keadaanku. "Maaf , Oma gak sempat masak. Oma gak tahu kamu bakal ke sini , membayangkannya saja sama sekali tidak." Oma terkekeh . Aku melihat sepotong ayam goreng di atas piring , mataku berbinar. Aku membuka mulutku lebar menerima suapan pertama Oma , mengunyahnya pelan sembari menikmati rasa ayam goreng itu . Rasanya ? Sama persis dengan ayam goreng buatan mami . "Mam , kangen," batinku . Jika saja tidak ada Oma , aku pasti sudah menangis . Mami kini berada nan jauh di sana , butuh naik pesawat dulu baru bisa bertemu dengan mami . Berbeda saat aku masih di Semarang , hanya butuh beberapa menit saja aku bisa bertemu mami . Huaaa... mamiiiiii Oma keluar saat aku selesai makan , ia menyuruhku untuk istirahat. Sebaiknya aku tidur saja , agar tidak teringat mami terus . Sampai nanti waktunya tiba , aku akan bertemu mami . Tuhan , tolong beri mami kesabaran untuk menungguku pulang . Aamiin .
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN