PART 15
Denis pov
Taksi yang kami tumpangi berhenti di sebuah rumah mewah , rumah yang lebih besar dua kali lipat dari rumahku di Semarang.
Entah rumah siapa ini , yang jelas aku ingin segera istirahat.
Badanku terasa pegal , aku juga sedikit mengalami jet lag karena baru pertama kali naik pesawat.
Taksi masuk setelah seorang satpam membuka pintu , lalu berhenti tepat di depan pintu rumah ini .
Aku melihat seorang wanita yang ku perkirakan seumuran dengan nenek Parni , ku lihat ia menatap tajam saat daddy turun dari taksi .
Dibantu supir taksi , daddy menurunkanku dari mobil . Didudukannya aku di atas kursi roda.
Jadi terbayang jika aku memilih tinggal bersama mami , pasti aku sangat merepotkan mami dengan kondisi ku yang seperti ini .
Disini saja harus ada dua orang yang membantuku turun , apalagi cuma mami. Bisa-bisa kami jatuh bersamaan .
Aku sudah duduk di atas kursi roda , daddy membawaku mendekat ke arah wanita tadi .
Berbeda saat melihat daddy , ia tersenyum ramah kepadaku . Menghampiriku , lalu membingkai wajah ku dengan kedua tangannya.
Hangat , itu yang kurasakan saat telapak tangannya menyentuh wajahku .
Seperti tersalur rindu yang mendalam , ia mengusap lembut pipiku .
"Denis , apa kamu Denis ?"
Ini pertama kali aku bertemu dengannya , kenapa dia bisa tahu namaku ?
Ia lalu masuk ke dalam rumah , memanggil seorang pria seumuran dengannya.
"Pa , Denis . Denis kemari Pa." Teriaknya .
Sepasang lansia itu berlari ke arahku , membuatku merasa ngeri jika keduanya tersandung dan jatuh bersamaan.
Pria tadi menghampiriku , tiba-tiba memelukku .
"Ayo masuk Denis," ucapnya ramah .
Ia mendorong kursi rodaku masuk ke dalam rumah , membiarkan daddy berdiri mematung tanpa mempersilahkannya masuk .
Aku bingung , siapa mereka ? Rumah siapa ini ?
Kenapa perlakuan terhadapku dan daddy sangat berbeda?
"Ini rumah siapa ?" tanya ku tiba-tiba.
"Ah iya , pasti kamu bingung. Ini rumah kami , nenek dan kakekmu." Ucap pria tadi menjelaskan.
Hei , kenapa daddy membawaku ke sini ? Bukan ke rumahnya?
"Iya Denis , panggil Oma dan opa." Ucap wanita itu .
"Oma ? Opa ?" Gumamku .
Mami sama sekali tak pernah bercerita tentang mereka .
"Denis , apa yang terjadi ? Kenapa kakimu ?" tanya wanita tadi saat kami telah sampai di sebuah ruangan , yang ku rasa ini ruangan keluarga.
"Ke.. kecelakaan." Ucapku tergagap , banyak sekali pertanyaan di benak ku.
Ku lihat kekhawatiran di wajah Oma , iya Oma . Mulai sekarang aku harus terbiasa memanggil Oma dan Opa.
"Kenapa tidak ada yang memberitahu kami tentang keadaanmu ?" tanyanya sedih .
Aku menggeleng pelan , karena aku tak tahu menahu sama sekali .
Ku lihat daddy berjalan ke arah kami , tatapan tajam dari Oma kembali diberikan kepada daddy .
"Lihat ! Semua karena ulahmu ! Bertahun-tahun kami tak pernah dengar kabar tentang cucu kami !" Ucap Oma sarkastik.
"Maaf," gumam daddy lirih .
Ada apa ? Kenapa Oma sepertinya sangat membenci daddy ?
"Sudah Maya , jangan bertengkar. Biarkan Denis istirahat dulu ." Ucap Opa.
Ah , iya . Aku tadi sangat lelah .
"Aku suruh bibi merapikan kamar di lantai atas dulu."
Sebelum Oma berlalu , aku meminta kamar di lantai bawah saja .
Bukannya aku tak tahu diri , dan meminta macam-macam.
Hanya saja kamar di bawah lebih memudahkanku melakukan aktivitas , aku tak mau terlalu menyusahkan orang di rumah ini .
"Baiklah," ucap Oma mengerti .
Aku merasa ada kecanggungan di antara daddy dan Opa , kenapa mereka ?
Semoga dengan tinggalnya aku di sini dapat menjawab semua pertanyaan-pertanyaan yang berputar-putar di otakku .
Kamar selesai dibersihkan oleh pekerja di rumah ini , Opa memintaku untuk beristirahat,Tak lupa ia membantuku naik ke atas ranjang .
Aku harus belajar naik turun dari kursi roda itu , agar tak merepotkan orang lain.
Daddy mengikuti ku , ia duduk di samping ranjang tempat ku berbaring.
"Daddy pamit pulang ke rumah dulu , besok kita ke rumah sakit untuk terapi. " Ucapnya .
Daddy tidak tinggal di rumah ini ? Cih , katanya ia ingin mengurusku , tapi aku malah dititipkan di rumah Oma dan Opa .
"Maafkan daddy membawamu sementara tinggal di rumah ini, " ucapnya yang seakan berlalu begitu saja di telingaku.
Aku sudah tak ingin berlama-lama berada di dekat pria itu , mana tanggung jawabnya ?
"Daddy sudah siapkan perawat untukmu , jika nanti kamu memerlukan sesuatu. Daddy pulang dulu." ucapnya sembari mengacak rambutku.
Hei , dia lupa ? Ada bekas jahitan di kepalaku , jika saja mengenai bekas jahitan itu maka aku akan memukulnya !
Ia berlalu begitu saja , syukurlah. Aku juga tak ingin berlama-lama berada di dekatnya.
Aku berbaring di ranjang berukuran king size ini, terasa begitu besar untukku .
Ku tatap langit-langit kamar yang berwarna putih , aku jadi penasaran apa yang menyebabkan mami dan daddy dulu bercerai ?
Apa yang dikatakan mas Adam kepadaku waktu itu benar ?
daddy tak menginginkan kehadiran ku ?
Mami tak pernah menceritakan apapun padaku , setiap aku bertanya pasti mami akan menangis .
Itu yang membuatku mengurungkan niatku.
Yang aku tahu , daddy meninggalkan mami saat aku masih kecil. Detailnya aku sama sekali tak tahu .
Khah ! Semoga aku tak menyesali keputusanku untuk tinggal di sini .
Saat mataku ingin terpejam , ponselku bergetar.
Ku raih ponsel yang berada di dalam tas kecil yang ku letakkan di atas nakas , aku mengubah posisiku menjadi duduk.
"Edan , banyak banget notifikasinya"
Aku melihat ratusan notifikasi dari ponsel baru yang dibelikan pria itu , aku jadi malas memanggilnya daddy .
Paling banyak dari instagramku , aku terlebih dahulu membuka aplikasi itu .
Disukai oleh 100.587 orang
El_Denis the last Day in Semarang , i'm coming Jekardah
Devan.ajah hah ? Lo seriusan ? @El_Denis
Rama12 jangan bercanda bro ��
Audrie_imout mas ? Beneran ?
KetuaIPS1 demi apa ini Denis ?
Denisfansclub OMG !! My Denis bakal pindah
Denis_lovers biasku , kenapa kau tega sekali
PecintaDenis What !!!!!
Rika aku akan selalu merindukanmu
Adelia selamat jalan brott , semoga lu tenang di sana
Diva gue selaku bendahara kelas , meminta maaf sebesar-besarnya. Karena belum sempat jengukin elo , karena semua siswa IPS 1 susah sekali dimintai iuran
Rini elah Div , Lo bikin malu kita aja @Diva
Aku hanya melihat komentar mereka tanpa berniat membalasnya , aku bahkan tanpa memikirkan resikonya.
Di tempat ini , aku jauh dari orang-orang terdekatku.
Rama , Devan , Aku akan sangat merindukan kalian . Duo sahabatku yang sangat mengertiku , tanpa memandang sebelah statusku yang tanpa ayah .
Mereka yang menyemangati saat aku minder dengan keadaan keluargaku yang tak lengkap , meyakinkanku bahwa semua akan baik-baik saja.
Suka dan duka telah ku lewati bersama mereka , kini aku meninggalkan mereka jauh .
"Dev , Ram . Gue janji , gue gak bakal lupain Lo berdua! "
Saat aku hendak menutup aplikasi itu , tak sengaja aku melihat akun mas Adam .
Disukai oleh 34.000 orang
Felicio_Maurer seorang pendosa saja mendapatkan maaf dari pencipta , apa aku tak berhak mendapat maaf darimu ?
#kangenadikgue
#Savesibling
#pengemismaaf
Cih , senyum itu ! Senyum yang selalu menindasku dengan sikapnya yang tak pernah mau mengalah saat aku dan dia berebut mainan.
Aku tersenyum miris , hubunganku dengannya sudah tak sedekat dulu .Kami terpecah belah .
Butuh waktu agar semuanya kembali seperti semula , aku harap itu tak akan lama .
Dia sosok kakak yang baik bagiku , aku pernah menjadikan dia sebagai panutanku .
Dia bisa menjadi sosok ayah yang selalu melindungiku dan mami , menjadi pemuda yang tangguh.
Aku tak pernah membencinya , hanya saja hatiku masih terasa sakit .
"Mas , gue kangen Lo !"
Tok..tok..
"Masuk! " Teriakku saat pintu kamar yang ku tempati diketuk dari luar.
Oma membuka pintu , ia membawa sebuah nampan .
Ada sepiring nasi lengkap dengan lauk Pauk , dan segelas air putih di sampingnya .
Oma meletakkan nampan itu di atas nakas , ia duduk di pinggiran ranjang .
"Makan dulu ya ?" ucapnya lembut , ia menatapku dengan tatapan yang teduh. Aku mengangguk.
Oma , meskipun sudah tua namun masih terlihat cantik .
Bukan karena operasi atau semacamnya , beliau nampak cantik alami . Dengan alis tanpa sulam dan bibir tanpa pemerah.
Ia tersenyum manis padaku , diambilnya piring lalu membawanya mendekat ke arahku .
"Oma suapin mau ?" ucapnya.
Ingin sekali aku mengatakan aku bukan anak kecil lagi seperti saat mami hendak menyuapiku , namun aku urungkan .
Bisa saja ini wujud perhatiannya terhadapku , cucu yang katanya bertahun-tahun tak pernah ia ketahui keadaanku.
"Maaf , Oma gak sempat masak. Oma gak tahu kamu bakal ke sini , membayangkannya saja sama sekali tidak." Oma terkekeh .
Aku melihat sepotong ayam goreng di atas piring , mataku berbinar.
Aku membuka mulutku lebar menerima suapan pertama Oma , mengunyahnya pelan sembari menikmati rasa ayam goreng itu .
Rasanya ? Sama persis dengan ayam goreng buatan mami .
"Mam , kangen," batinku .
Jika saja tidak ada Oma , aku pasti sudah menangis .
Mami kini berada nan jauh di sana , butuh naik pesawat dulu baru bisa bertemu dengan mami .
Berbeda saat aku masih di Semarang , hanya butuh beberapa menit saja aku bisa bertemu mami .
Huaaa... mamiiiiii
Oma keluar saat aku selesai makan , ia menyuruhku untuk istirahat.
Sebaiknya aku tidur saja , agar tidak teringat mami terus .
Sampai nanti waktunya tiba , aku akan bertemu mami .
Tuhan , tolong beri mami kesabaran untuk menungguku pulang . Aamiin .