PART 16
Author pov
Miko berjalan cepat menuju rumahnya setelah turun dari taksi , badannya terasa lengket ia ingin segera mandi .
Ia pulang ke rumah setelah menitipkan Denis di rumah orang tuanya , belum saatnya ia membawa pulang Denis ke rumahnya sendiri.
Banyak yang harus dipertimbangkan , belum tentu Denis mau tinggal di rumahnya jika tahu ada ibu tiri dalam rumah itu .
Miko menghela napas berat , semoga secepatnya ia bisa membawa Denis pulang agar ia tak harus bolak-balik ke rumah Surya .
Sampai di depan pintu , berulang kali memencet bel .Sepuluh menit ia berdiri di depan pintu , tapi belum ada tanda-tanda pintu itu akan terbuka lalu ia mencoba menelpon bi Siti .
"Halo bi , bisa bukain saya pintu ?"
"Tuan sudah pulang ? Maaf saya ketiduran . Saya ke depan ya tuan. " Ucap bi siti tak enak , karena membuat majikannya menunggu .
Tak lama , pintu terbuka .
Miko segera melangkah masuk , diikuti bi Siti di belakangnya.
"Yasmin tidak di rumah ?" ucap Miko sembari mencopot sepatu , lalu meletakkannya di rak sepatu . Saat masuk tadi , ia tak melihat mobil Yasmin .
"Sudah beberapa hari ini nyonya tidak pulang tuan. " Ucap bi siti takut .
"Ke mana dia ?" Gumam Miko .
"Tuan sudah makan ? Mau saya bikinin minuman ?" tawar bi Siti , Miko menggeleng.
Ia melangkah ke kamarnya , sebelum sampai di kamar ia mengecek keadaan Marsya .
Marsya tengah tertidur pulas di ranjangnya , Miko menghela napas lega .
Ia kasihan kepada anaknya itu , punya ibu namun seperti tak punya .
Miko juga sibuk dengan urusannya sendiri , membuat Marsya lebih dekat kepada bi Siti pengasuhnya sejak bayi .
"Maafin papa, "sesal Miko . Ditutupnya pintu kamar Marsya , lalu ia masuk ke dalam kamarnya.
Mengguyur badan di tengah malam sepertinya dapat menghilangkan rasa capek di sekujur badan Miko , setelah itu ia bisa beristirahat dengan nyenyak.
Setelah mandi , Miko naik ke atas ranjangnya . Ia menatap sebelah ranjangnya yang sudah lama kosong , andai saja ia masih bersama Felicia mungkin ranjang itu akan selalu terasa hangat .
Mungkin ia manusia terbodoh di dunia , ia menyia-nyiakan yang tulus mencintainya .
Miko menghela napas berat , adakah kesempatan untuknya bisa rujuk dengan Felicia?
Ia menggeleng pelan , mana mungkin wanita itu mau dengan dirinya lagi .
"Sudahlah Miko , terima nasibmu ini! " ucapnya pada diri sendiri.
Ia memejamkan matanya , kemudian ia sudah nyenyak dalam tidurnya malam ini .
_____
Denis telah bersiap , sesuai janji Miko hari ini mereka akan melakukan terapi untuknya .
Sembari menunggu kedatangan Miko , Denis bercengkrama dengan Oma dan Opa nya.
Kecanggungan telah hilang di antara mereka , kini mereka terlihat akrab .
Pandangan Denis tertuju disebuah foto yang tergantung di dinding , seorang wanita dengan gaun putih melekat di tubuhnya.
"Cantik " gumam Denis .
Surya dan Maya mengikuti arah pandangan Denis , mereka tersenyum pahit mengingat kenangan itu . Kenangan di mana indahnya pernikahan Miko dan Felicia hanya berlangsung seumur jagung.
"Itu ibumu waktu masih muda, " ucap Surya .
Denis mengagumi kecantikan maminya , pantas saja maminya kini juga masih cantik bahkan semakin cantik .
"Kami sengaja masih memasangnya , bagi kami ia adalah mantu kesayangan . Sampai sekarang pun Oma masih menganggap Felicia anak Oma. " Ungkap Maya sedih .
Maya belum sempat bercerita lebih banyak , Miko sudah masuk ke dalam rumah dan menghampiri mereka .
"Hai jagoan , ayo kita berangkat." Ucap Miko semangat.
Denis memutar bola matanya malas , sok asik sekali daddy-nya ini .
Denis hanya pasrah saat Miko mendorong kursi rodanya ke luar dari rumah Surya , jika saja bukan karena ingin terapi mungkin Denis akan menolak .
Lebih baik ia di rumah bersama dengan Oma dan Opa nya , ketimbang harus pergi bersama lelaki yang menyebalkan itu.
Miko mendudukan Denis di sebelahnya , sengaja ia tak memakai supir .
Ia ingin mengakrabkan diri kepada Denis , agar hubungannya dengan Denis seperti hubungan ayah dan anak pada umumnya.
Perlahan Miko melajukan mobilnya , sesekali ia melirik Denis yang hanya diam .
"Denis,"
"Daddy, " ucap mereka bersamaan.
"Aah, aku boleh minta nomer pak Yono ?" tanya Denis .
Miko mengerutkan keningnya "Untuk apa ?"
"Mau bilang ke pak Yono , nitip anak-anak."
"Ohhh ."
Miko menyerahkan ponselnya , Denis menerima ponsel itu. Saat ia menekan lockscreen , ia melihat wajah maminya yang tengah tersenyum .
Buat apa daddy masih menimpan foto mami ? batinnya .
Dengan cepat ia menyalin nomor posel pak Yono , ia tak ingin terlalu larut memikirkan maksud daddynya yang masih menggunakan foto maminya sebagai wallpaper .
Ia mengembalikan ponsel Miko , lalu mengetikkan pesan untuk pak Yono .
"Sejak kapan kamu kenal mereka ?"
"Udah lama, " Jawab Denis yang masih fokus dengan ponselnya .
ish , Kepo ! batin Denis .
"Udah."
"Di mana ?"
Pertanyaan demi pertanyaan di lontarkan Miko , seperti saat ia mewawancarai calon karyawannya . Ia bingung mencari topik yang pas untuk berbicara dengan Denis .
"Di jalanan."
"Daddy minta tolong , kamu lebih selektif milih temen."
"kenapa ? mereka baik , selama kenal mereka gak pernah jahatin aku."
"Bukan begitu..."
Denis memotong ucapan Miko "mereka tuh sama kayak aku , bedanya aku masih punya mami . kita sama-sama broken home , bagiku gak masalah berteman dengan mereka . tampilan mereka memang urakan , namun hatinya enggak . mami gak pernah ngajarin aku buat milih-milih temen , asalkan mereka gak membawa pengaruh buruk buat aku mami tenang-tenang aja . Daddy jangan khawatir , aku sudah bisa milih mana yang baik mana yang enggak. Dan jangan pernah lihat orang dari tampilannya , kita gak bakal tahu aslinya orang itu sebelum kita saling mengenal ." Ucapan Denis membungkam mulut Miko ,ia tidak bisa berkata-kata lagi . Niat hati ingin menasehati anaknya , malah ia sendiri yang dinasehati .
Miko melajukan mobil ke kantornya , bukan ke rumah sakit tempat Denis akan menjalani terapi . Hari ini ada meeting dengan jajaran direksi perusahaannya , membuat Miko terlebih dahulu membawa Denis ke kantornya . Daripada ia bolak-balik , mending sekalian saja .
Tak ada protes dari Denis , ia menurut saja dengan apapun yang dilakukan daddynya .
Mereka telah sampai di halaman parkir kantor Miko , ia mengitari bagian depan mobilnya untuk membantu Denis turun.
Seorang satpam turut membantu Miko , namun ia sedikit bingung . Dengan siapa bosnya itu ?
"Makasih pak Amir." Ucap Miko , pak Amir mengagguk dan kembali ke tempatnya .
Miko mendorong kursi roda Denis , saat sampai di Lobby banyak karyawan menatap heran ke arah mereka .
Baru kali ini Miko datang bareng dengan seseorang , jika dilihat orang itu masih berusia remaja .
Miko denga cuek melewati mereka , sesekali membalas senyuman yang mereka lempar ke arahnya .
Miko dan Denis menaiki lift , Miko memencet lantai 8 .
Mereka telah sampai di lantai 8 , di mana ruangan Miko berada .
Rudi yang tengah menyiapkan berkas-berkas , menoleh saat mereka berdua sampai di depannya.
"Pagi pak Miko , sebentar lagi meeting akhir bulan akan segera dimulai, " Miko mengangguk mengerti .
"Siapkan saja berkas-berkasnya , saya mau antar anak saya ke ruangan dulu. " Ucap Miko .
ohh... Jadi itu anak pak Miko yang waktu itu kecelakaan . Batin Rudi.
Ia kembali fokus dengan berkas .Berbeda dengan biasanya , kini tak pernah lagi melapor kepada Yasmin .
Rudi melihat jam yang beradadi pergelangan tangannya , meeting akan segera dimulai .
Nampak Aryo berjalan ke arahnya , ada Sera sang sekretaris di sampingnya .
"Selamat pagi pak ," sapa Rudi .
"Pagi , Miko sudah datang ?" Rudi mengangguk.
Aryo dan Sera masuk ke dalam ruangan Miko , pandangan mereka sama-sama tertuju kepada Denis .
"Siapa ?" tanya Aryo .
Miko meremas kertas , lalu melemparkannya ke arah Aryo .
"Lo ! Kebiasaan ! Ketuk pintu dulu sebelum masuk ke ruangan gue !" murka Miko .
Aryo mengibaskan tangannya."Gue udah terlanjur masuk , btw bocah imut ini siapa ?" tanya Aryo .
Ia berjongkok di depan Denis , dicubit kedua pipi Denis membuat bocah itu mengaduh .
"Lepasin anak gue !" Teriak Miko .
"Anak ?" Aryo mencoba meresapi ucapan Miko.
"Anak Lo ? Berati dia anak Felicia ?" Kata Sera.
Miko mengangguk. "Yups!"
Kini giliran Sera yang berjongkok di depan Denis. "Kenalin , Tante Sera. Teman lama mamimu , lama sekali aku tak berjumpa dengan Felicia."
"Denis Tante , jadi Tante temen mami ?"
Sera mengangguk, ia sedikit meringis bekas jahitan di kening Denis. "Kamu abis jatuh ya ?"
"Abis kecelakaan Tante, " ucap Denis .
Miko dan Aryo tengah bersiap ke ruangan meeting .
"Gue titip Denis ya ?"
"Siap , gue bakal jagain Denis." Ucap Sera semangat , itu artinya ia terbebas dari meeting yang menurutnya sangat menyebalkan itu.
"Honey ,jangan diapa-apain Denis nya ! Jangan macem-macem!" titah Aryo , ia memeluk pinggang Sera.
Seakan tak perduli dengan kehadiran Miko dan Denis di sana , Aryo mengecup bibir Sera sekilas.
Sera tersipu malu , adegan mereka ditonton oleh dua orang di depannya.
"Udah sana !" Usir Sera .
Sera mengajak Denis berkeliling , tetap di ruangan sampai meeting selesai akan sangat membosankan.
Sesekali Sera berceloteh tentang kisahnya bersama Felicia dulu , ia terkekeh jika mengingat hal-hal lucu.
Sampai di gerombolan staf-staf yang ngerumpi , bisik-bisik terdengar di telinga Sera dan Denis .
"Siapa sih yang sama Bu Sera ?"
"Ganteng ya , mirip pak Miko."
"Anaknya pak Miko mungkin, "
"Hah ? anak pak Miko sama PELAKOR itu ya ?"
"Bisa jadi sih , pak Miko kan udah lama cerai sama Bu Felicia."
"Sayang ya , ganteng-ganteng anak PELAKOR."
Ucap mereka sahut-sahutan , Sera hanya meminta Denis tidak menghiraukan perkataan mereka itu.
"Anak PELAKOR?"
"Sudah.jangan dengerin," kata Sera .
Ia tahu , pasti Felicia belum bercerita tentang alasannya bercerai dengan suaminya karena adanya orang ketiga jadi Denis sedikit bingung dikatain anak PELAKOR .
Ponsel Sera berdering , satu panggilan masuk dari Aryo .
"Halo."
"Honey , meetingnya udah selesai."
"Okey , aku ke sana."
Setelah selesai meeting , Miko segera membawa Denis ke rumah sakit .
Ia berharap dengan terapi , Denis bisa sembuh secepatnya.
Tak tega melihat Denis yang hanya duduk di kursi roda , ia ingin anaknya bisa berjalan seperti biasa.
Setelah terapi nanti , rencananya Miko akan mengurus berkas kepindahan sekolah untuk Denis .
Sekarang mereka sudah berada di rumah sakit , mereka menunggu giliran Denis .
Miko mengedarkan pandangannya, tak sengaja ia melihat Yasmin tengah bergandengan mesra dengan seorang pria .
"Yasmin?" Gumam Miko .
Belum sempat ia melihat wajah pria itu , perawat sudah memanggil Denis untuk masuk ke dalam ruangan.