Kepala Lusi berdenyut begitu keras seolah ada palu yang menghantam dari dalam. Kelopak matanya terasa berat, tubuhnya lelah seperti habis digilas badai semalaman. Dalam sepersekian detik, dunia terasa memutar hebat. "A… aku… mual…" bisiknya lirih. Tanpa pikir panjang, Lusi bangkit dari ranjang meski lututnya goyah. Ia hampir terjatuh menabrak pinggiran kasur sebelum akhirnya menyeret tubuhnya menuju kamar mandi. Begitu pintu terbuka, ia berlutut dan memuntahkan semua isi perutnya ke dalam kloset. "Ghh—aghhh—" Air matanya menetes tanpa bisa ia tahan. Tubuhnya gemetaran. Bau alkohol bercampur cairan lambung membuatnya semakin mual. Setelah beberapa kali muntah, Lusi terkulai di lantai kamar mandi yang dingin. Rambutnya berantakan, tubuhnya lemas. Ia memeluk lututnya sambil mencoba meng

