Galang berdiri di depan pintu kamar Bening sambil mengetuk pelan. Dari dalam terdengar suara shower yang mengalir deras. "Bening, aku boleh pinjam flashdisk-mu?" teriaknya sambil menempelkan telinga ke pintu. "Apa, Mas?!" suara Bening nyaris tenggelam dalam deru air. "Tunggu sebentar!" Galang menghela napas. Dia melirik jam tangan—rapat dimulai sejam lagi dan Dia masih harus menyiapkan file presentasi. "Bening, aku buru-buru. Ada rapat jam sembilan!" Beberapa detik kemudian, suara Bening terdengar lebih keras. "Ambil sendiri! Di atas meja kerja! Sebelah laptop!" Galang mengangguk meski istrinya tak bisa melihat. Dia memutar kenop pintu perlahan dan masuk. Kamar Bening tertata rapi seperti biasa—tempat tidur dengan seprai berwarna pink, rak buku di sudut ruangan, dan meja kerja di deka

