PART 3

1451 Kata
Alana POV. Pagi senin! Ah ya hari senin, semoga moodku secerah hari ini. Seperti biasa rutinitas pagi, aku, kak Alan, Dad dan Mom, sarapan sebelum melanjutkan aktifitas masing-masing. Sudah dibiasakan sejak kecil untuk sarapan pagi biar ada tenaga kata Mom. Selesai sarapan aku dan kak Alan segera pamit ke sekolah dan Dad ke kantornya sedangkan Mom hanya dirumah, dulu Mom sempat bekerja namun Dad mau Mom dirumah aja, yah memang secara finansial Dad cukup membiayai kebutuhan kami termasuk pendidikan aku dan kak Alan karena perusahaan Dad yang cukup besar, selain itu karena Dad ingin ada yang menyambutnya ketika lelah pulang kerja malam nanti, ahh so sweetnya jadi ingin seperti Mom dan Dad hehe. Kegiatan rutin hari senin ya upacara bendera, udah jadi rutinitas wajib memang, setelahnya semua siswa kembali ke kelas masing masing untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar. "Aaaaa Ana kenapa ngga ngajak ngajak sih weekend, ih jahat lho!" Dea sudah pasang wajah cemberutnya. "Iya maap lagian kak Alan mendadak sih bilangnya, lo udah pulang duluan, lain kali gue ajak deh," janjiku pada Dea. "Iya deh." Jam istirahat kami habiskan di kantin, ntah karena kebetulan atau efek weekend bareng untuk pertama kali aku lihat Geo di kantin, 'waaa selama ini kenapa ngga pernah liat sih, kenapa baru kemarin coba' gerutuku dalam hati. Dan yang lebih wow lagi dia ngga sendirian tapi berdua dengan cewek yang gimana gitu bergelayut manja di lengan Geo, tapi tatapan Geo tetap dingin 'ih tuh cewek gatel amat sih' ehh kenapa aku yang sewot sih? "Biasa aja kali non liatnya awas tuh jatoh matanya," Dea terkekeh disampingku, "Yee ngga gitu kali, gue cuma heran aja," lanjutku berhenti memperhatikan Geo dan cewek yang yah kalian taulah maksudku. "Heran? Kenapa? Lo kenal dia?" Tanya Dea beruntun. "Temen kak Alan baru ketemu kemarin di vila, dan gue heran tuh orang kayaknya cuma punya satu ekspresi, dingin kayak es, kaku deh pokoknya," jelasku singkat. "Hmm..." Dea menganggukan kepalanya, "tapi yah orang kayak gitu tuh biasanya bisa romantis tau kalo sama orang yang dia suka," nah kan mulai deh gara gara kebanyakan baca novel roman picisan. "Iya deh bu biar cepet kelar," ledekku yang sukses dapat cubitan gemas dipipi. "Kira-kira apa yah komentar kak Alan kalo tau adeknya lirik sohibnya hehe," mulai deh Dea, kali ini aku yang mencubit gemas pipinya. "Hayoo, ada apa manggil manggil?" tiba tiba kak Alan muncul dihadapan kami membuatku hampir tersedak saat sedang menyeruput minumanku. "Ahh kakak nih ngagetin aja!" kak Alan hanya tertawa kecil. "Maaf maaf," ucapnya sambil mengacak rambutku. "Itu kak-- aww!" Kata kata Dea terpotong karena refleks ku injak kaki Dea sebelum dia lebih jauh meledekku, "Apaan sih An??!" Aku menahan tawaku, "Maaf De ngga sengaja," habisnya ngeselin sih Dea. Kak Alan hanya tertawa, "Eh Geo!" panggil kak Alan pada Geo yang masih berada dikantin, orang yang dipanggil segera menuju ke meja kami bersama si cewek yang ahh sudahlah itu.   "Hei," sapa Geo -pada kak Alan tentunya-. "Gebetan baru bro?" Goda kak Alan.  "Iya dong," si cewek yang malah jawab tapi Geo justru memberikan pandangan seolah mengatakan APA-MAKSUD-LO? hihi lucu pede banget nih cewek. "Uhukk," aku batuk bukan gara gara pengakuan si cewek tapi si rese Dea yang sengaja banget injek kaki ku. "Kenapa sweety?" tanya kak Alan. "Ngga kak cuma diinjek gajah," sindirku pada Dea. "Apa sih!" protes Dea merasa ku sindir. "Nah kan merasa," aku terkekeh begitupun kak Alan namun tidak dengan Geo yang masih pasang wajah dinginnya hanya tersenyum tipis dan cewek disampingnya yang masih betah di lengan Geo, sedangkan Dea sukses pasang wajah cemberutnya. Bel jam istirahat usai berbunyi, kak Alan pamitan kembali ke kelas, begitupun Geo. "Nanti pulang seperti biasa kakak tunggu di parkiran ya sweety," ucap kak Alan sebelum kembali ke kelas, Aku dan Dea pun segera kembali ke kelas setelah mengiyakan ucapan kak Alan. Tiba jam pulang sekolah, setelah membereskan semua buku ke dalam tas segera semua siswa beranjak keluar kelas, "An gue balik duluan yah, kayaknya ayah gue udah jemput," pamit Dea setelah mejanya beres karena buku-bukunya sudah berpindah ke tasnya. "Oke, hati-hati De," ucapku yang dibalas dengan 'oke' oleh Dea saat dia sudah di pintu kelas dan pergi. Aku tidak segera pulang, setelah mengirimkan pesan singkat ke kak Alan bahwa aku sedikit terlambat keluar kelas aku langsung melanjutkan tugasku, piket membersihkan kelas. Ya di kelas memang ada pembagian tugas piket pulang sekolah, sebenarnya dibagi dua orang tiap kelompok namun karena teman kelompokku tidak masuk jadilah aku sendiri yang bertugas. Sebenarnya Dea tadi niat membantu tapi ku tolak karena udah jadi tanggung jawabku, lagi pula Dea juga punya kelompok piket sendiri. "Belum pulang?" Tanya sebuah suara yang ngga asing. Aku segera melihat ke sumber suara.. Deg Geo Sedang apa dia disini? Apa ngga pulang? "Ohh iya belum... ada tugas piket," astaga kenapa jadi gugup gini sih aku, padahal jarak kami ada satu setengah meter, jangan sampai dia liat wajah gugupku, malu. "Kenapa sendirian?" tanyanya lagi masih dengan ekspresi biasa, dingin. "Ump iya yang sekelompok piket lagi sakit," jawabku setelah mengalihkan pandanganku ke sapu yang ku pegang, aku takut bertambah gugup jika melihatnya terus, "kamu sendiri belum pulang?" Tanyaku balik, ehh? Apa? 'Kamu'?? Astaga kenapa jadi formal gini manggilnya, ya ampun jangan sampe dia berpikir aneh-aneh. "Iya sebentar lagi mau pulang," Geo berjalan masuk ke kelasku, eh kenapa makin deket sih, aduh, "Sini gue bantu," dia merebut sapu ditanganku, "lo beresin meja sama kursi aja lebih cepet," lanjutnya cepat. "Eh tapi.." kenapa nih orang jadi baik gini coba? Walau masih dengan ekspresi sama sih waktu kasih bantuannya. "Jangan salah paham dulu, biar lo cepet kelar, kasian Alan udah nunggu," jelasnya sambil terus menyapu lantai kelas. 'Ahh benar kak Alan pasti sudah menunggu' batinku. Segera ku selesaikan bagian kerjaanku agar segera pulang. Selesai semua Geo segera pamit dan beranjak pergi begitupun aku, mengambil tas, menutup pintu kelas dan berlari menuju parkiran tempat kak Alan menunggu. Parkiran sudah sepi hanya tinggal satu dua mobil, termasuk mobil kak Alan, namun kak Alan tidak disana, segera aku menuju ke kantin mungkin kak Alan menungguku disana. Saat ku langkahkan kaki ke kantin sekolah yang jaraknya tidak terlalu jauh dari tempat parkir segera ku sapukan pandangan ke seluruh kantin, benar ternyata kak alan disana bersama... Geo... Setelah berunding beberapa detik dengan pikiranku akhirnya aku memutuskan menghampiri kak Alan, "Kak.." panggilku saat sudah di samping kursi kak Alan. "Eh udah beres? Maaf kakak disini soalnya haus tadi," tanya kak Alan disertai alasan mengapa dia ada dikantin. "Iya ngga apa kok kak, Ana justru khawatir kakak kelamaan nunggu kalau diparkiran," ucapku tulus dengan senyum tentunya. "So sweetnya adeknya kakak ini," kak Alan menarik hidungku gemas, "Oh iya kebetulan kakak juga ketemu Geo waktu nunggu jadi sekalian ngobrol, katanya tadi ketemu Ana di kelas," lanjut kak Alan setelah melepaskan tangannya dari hidungku. "Iya tadi Geo bantuin Ana piket soalnya temen kelompok Ana ngga masuk kak, thanks yah Geo," ucapku sambil memandang Geo tentunya setelah berhasil menahan gugup disetiap kata-kataku. "Iya ngga apa, bantu adek sohib sendiri," ekspresinya masih dingin, aku hanya tersenyum simpul. Setelah mengobrol beberapa menit, -kak Alan dan Geo saja, sedangkan aku penyimak yang baik- kami segera pulang begitupun Geo. Saat dikamar aku langsung berbaring di kasur tercintaku, sambil menatap langit kamarku, mengingat kembali hal-hal hari ini. 'Geo' nama itu yang muncul pertama di otakku, ahh kenapa sih perasaan aneh jadi muncul waktu bersama dia, padahal jujur aku paling ngga suka cowok dingin kayak es, bikin kesel tau sama cueknya yang setengah koit itu. Lagi pula seperti katanya tadi 'adek sohib', ya sebatas itu aku dimatanya, adik sahabatnya. 'Oke Ana jadi bagaimanapun baiknya dia sama kamu, walau kamu mulai suka dengannya tetap hanya sebatas adik dari sahabatnya' batinku berucap pada diri sendiri. Tok tok tok Suara ketukan pintu membangunkanku dari lamunanku. "Sweety," suara kak Alan terdengar dari balik pintu kamarku, "Masuk kak," aku masih dengan posisi tiduran dikasur kali ini dengan memeluk gulingku dan baju seragam yang masih melekat di badanku. "Sweety kok belum ganti baju?" Kak Alan langsung duduk di kasur tepat di sampingku berbaring, tangannya mengusap rambutku lembut. "Iya kak bentar lagi ganti kok, istirahat bentar," aku mempererat pelukan di gulingku. "Ganti baju gih, kakak tunggu di sini," kak Alan mengambil guling dari pelukanku, aku sempat protes namun segera dengan malas ku ambil pakaian rumah ku dan beranjak ke kamar mandi. Selesai ganti baju kulihat kak Alan sudah berbaring di kasurku sambil memeluk bantal gulingku. "Kakak udah makan siang?" Tanyaku setelah ikut berbaring di kasurku. Kak Alan menggeleng "nungguin sweety kakak ini, mau ngajak jalan-jalan cari makan," kak Alan mengambil posisi memeluk pinggangku setelah melepas bantal guling dipelukannya, ku sandarkan kepalaku di d**a bidangnya, 'nyaman dipeluk kakakku tersayang ini'. Ternyata kak Alan sengaja menyuruhku ganti baju karena mau mengajak jalan-jalan hehe, kebetulan sedang suntuk dikamar, sekalian menghilangkan sejenak pikiran tentang Geo. ***  
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN