bc

BANDIT CREW

book_age16+
913
IKUTI
9.7K
BACA
goodgirl
tomboy
drama
sweet
like
intro-logo
Uraian

Radistya Widiyanto atau Adis tergabung dalam sebuah kelompok yang dipanggil "Bandit Crew" bersama kakak kembarnya Raditya Widiyanto atau Adit, sepupunya Alfredo Pradipta atau Edo serta sahabat mereka Aldric Pratama atau Al.

Jangan terkecoh nama, mereka memang jahil namun kejahilan mereka hanya sebatas wajar. Kecerdasan mereka yang membuat diri mereka terkenal, terutama Adis si gadis manis, imut namun tomboy, belum ada yang menggeser peringkatnya di sekolah, sekalipun seorang Adit yang saudara kembarnya.

Namun hidup Adis berubah sejak kedatangan seorang Kevan Justine, cowo tampan namun membuat Adis jengah, karena suatu insiden membuat Kevan harus menjadi rival Adis.

Awalnya memang masalah Kevan dengan Bandit Crew namun semakin ke sini Kevan lebih memfokuskan Adis sebagai rivalnya. Dimulailah perang sengit Adis vs Kevan.

chap-preview
Pratinjau gratis
BANDIT 1
"Adis! Adit! Cepat turun sarapan, nanti kalian terlambat!!" Suara intruksi Ana menggema di seisi rumah memanggil kedua anak kembarnya yang masih belum terlihat batang hidungnya di ruang makan. "Sabar Ma mungkin sebentar lagi mereka turun," ucap Dave, anak pertamanya. Ana menghela nafasnya pelan. "Pagi sayang," Geo tiba di ruang makan, mencium pipi istrinya lalu mengambil tempat untuk menikmati sarapannya. "Mana adik-adikmu Dave?" Tanya Geo pada anak sulungnya. "Sebentar lagi turun kok Pa," Dave melanjutkan sarapannya. "Pagi Ma, Pa, kak Dave!" sapa Adit dan Adis bersamaan kemudian mencium pipi orangtua dan kakak mereka. Adit mengambil tempat di samping Ana, dan Adis di samping Dave tepat dihadapan Adit. "Ngga biasanya kalian kesiangan," ucap Ana menyelidik. "Maaf Ma, namanya juga habis liburan panjang, masih kerasa liburannya," jelas Adis. "Ya udah kalian lanjutkan sarapan, supaya tidak terlambat," timpal Geo. "Adis mau ikut kakak sayang?" Tanya Dave setelah membereskan sarapannya. Adis mengangguk semangat. "Lho kan Adis sama Adit kak?!" Adit menekuk wajahnya, Dave hanya terkekeh. "Sesekali sama kakak deh, kakak kangen sama princess jagoan kakak ini," Dave menjawil hidung Adis gemas, Geo dan Ana hanya tersenyum melihat ketiga anak mereka. Usai sarapan mereka kembali ke aktifitas masing-masing, Adit berangkat sekolah sendiri karena Adis diantar oleh Dave, setelah mengantar Adis, Dave berangkat ke kampusnya. Geo seperti biasa berangkat ke kantornya setelah sebelumnya mengantar Ana ke rumah sakit. "Dis, udah selesai tugas fisika lo?" Tanya Edo, sepupunya, saat Adis baru tiba di kelasnya. "Udah dong, Adis gitu!" ucap Adis seraya menepuk pundak kanannya. "Lo kayak ngga tau Adis aja Do," celetuk Adit sambil lewat diantara Adis dan Edo menuju tempat duduknya. "Lho si Al belum datang?" Tanya Adis sambil memeriksa tas sekolahnya. Adit dan Edo menggeleng kompak, "paling lagi tebar pesona di kantin," tukas Edo. "Dulu Aunty Dea ngidam apa yah sampai punya anak koplak gitu?" Adit mengambil tempat di samping Adis, sedangkan Edo di belakang mereka. "Ntar pulang sekolah gue tanyain mama," jawab Adis asal masih sibuk memeriksa tasnya. "Lo nyari apaan sih Dis, sibuk amat?" Tanya Adit heran dengan kelakuan saudara kembarnya. "Tugas matematika gue Dit, kok ngga ada ya, seingat gue udah di bawa," Adis mulai panik, Adit hanya terkekeh. "Nih," Adit menyerahkan sebuah buku ke hadapan Adis, "EEHH BUKU GUE!" Pekik Adis saat tau buku apa yang di berikan Adit. "Makanya jangan ceroboh princess kalau taro barang!" Adit menggeleng heran. Adis memeluk Adit girang, "Aaa thank you my twin!" Edo hanya menggeleng melihat kelakuan dua sepupu kembarnya. "Hai Bandit!" sapa Aldric atau Al yang baru saja masuk ke kelas, mereka berempat memang ditempatkan di kelas yang sama saat ini. "Habis tebar pesona di mana lo?" Sindir Adit saat Al sudah duduk di samping Edo. "Enak aja, baru datang gue, antri di pom bensin tadi, Ninja gue rewel pagi-pagi minta sarapan!" Percakapan mereka terpotong dengan masuknya guru yang mengajar kelas mereka pagi itu. Namun sang guru tidak sendirian, seorang siswa mengikutinya, sepertinya siswa baru. "Baiklah anak-anak sebelum memulai pelajaran, Bapak akan perkenalkan siswa baru pindahan dari Bandung, silahkan perkenalkan dirimu." "Nama saya Kevan Justine Wijaya, saya pindahan dari Bandung," ucapnya dengan nada dingin dan datar. 'Cih, muka ganteng tapi sok cool ngomongnya' umpat Adis dalam hatinya. "Baiklah Kevan silahkan mengambil tempat kosong di sebelah Ray," ucap si Bapak Guru sambil menyebutkan nama seorang murid. Kevan mengambil tempat di samping murid yang di sebutkan, tepat di sebelah Adis. Adis tidak menggubris Kevan dan memfokuskan diri dengan pelajaran. Di sisi lain Kevan memperhatikan Adis sekilas, senyuman penuh artinya muncul di wajahnya. "Eh katanya ntar malam para orang tua mau ketemuan ya?" Edo membuka percakapan saat mereka tengah berada di kantin, di meja yang biasa mereka tempati. "Iya kata kak Dave sih gitu soalnya Uncle Jacob dan keluarganya baru datang ke Indonesia lagi," jelas Adit. "Wah ada kak Jessi dong nanti," Al berkata dengan seringaiannya saat menyebut nama anak tunggal Jacob yang berusia lebih tua dari mereka. "Kak Jessi udah punya tunangan di Melbourne," celetuk Adis polos menghancurkan khayalan Al. "Parah ah lo Dis, baru juga gue bahagia udah dijatuhin, sakit tau Dis sakit!" gerutu Al dengan nada lebay sambil menepuk d**a kirinya. "Alay lo sumpah!" Adis menoyor jidat Al. "Ya udah deh gue sama lo aja ya Dis, lo cantik walau tomboy!" lanjut Al polos, sukses mendapat pelototan dari Adis. "Ampun ketua suku!" Al memasang cengirannya dengan jarinya yang membentuk V sign. Mereka melanjutkan obrolan hingga jam istirahat habis berbunyi. Jam pulang sekolah tiba, dengan semangat 45 geng bandit keluar dari kelas. Yah salah satu favorit para siswa adalah jam pulang sekolah. Sebelum pulang mereka kumpul di lapangan basket outdoor sekolah, hal biasa yang mereka lakukan jika tidak ingin langsung pulang sekolah. "Tuh anak baru kayaknya bakal jadi artis baru di sekolah," ucap Edo saat melihat Kevan melintas di koridor sekolah yang terlihat dari lapangan basket tempat mereka kumpul saat ini. Adis menggedikan bahunya, "terserah dia mau apa yang penting ngga mengusik kita," ucapnya santai. "Ibu ketua cool banget deh," ujar Al dengan cengiran gajenya. "Lebay lo!" Adis menoyor lengan Al. "Ya udah balik yuk, ntar malam kan kita ketemu lagi," ajak Adit pada teman-temannya, semua mengangguk setuju. Malam itu seperti yang dikatakan orang tua mereka mengadakan acara reunian di sebuah restaurant, sebenarnya menyambut Jacob yang baru kembali ke Indonesia. Selagi para orang tua mengobrol, para anak-anak membentuk kelompok sendiri merasa tidak akan nyambung dengan bahan bicara para orang tua yang lebih banyak membahas masa sekolah mereka. "Berarti kak Jessi LDR dong sama pacar kakak?" Tanya Adis penasaran. Jessi mengangguk dengan senyuman sambil mengusap rambut Adis. "Anak kecil udah bahas LDR aja," sindir Dave pada adik bungsunya. "Ih Adis tuh hampir 17 tahun kakak!" Adis mencebikan bibirnya, yang lain hanya terkekeh. "Kak Stephi, kak Jessi, dan kak Rangga udah punya pacar, kak Dave sama kak Raffa kok belum?" Tanya Al polos, yang disebut namanya tersedak serempak. Al sukses dapat jitakan dari ketiga temannya. "Anak kecil jangan kepo!" Ucap Adis, Adit dan Edo bersamaan, Al menekuk wajahnya sambil mencebikan bibirnya. "Kakak dengar kalian di sekolah dibilang bandit yah?" Tanya Rangga mengalihkan pembicaraan yang mulai tidak layak dikonsumsi anak-anak. "Iya kak, nih ketuanya," Edo menepuk pundak Adis, "tapi kita bukan bandit pembuat onar kok kak, ya kan guys?" Edo melirik ketiga temannya, ketiganya mengangguk. "Wow, ngga heran sih kalau Adis ketua genknya," timpal Stephani lalu terkekeh begitu pula yang lain termasuk Adis. "Mereka yang nunjuk Adis kak, bukan Adis yang mau." "Soalnya lo yang lebih perkasa diantara kita Dis," ledek Al, Adis melotot dan menoyor lengan Al. "Udah udah, ini di makan lho makanannya udah dingin," intruksi Raffa menengahi pembicaraan mereka. Semua kembali menikmati makan malam mereka sambil sesekali mengobrol ringan. "Dis," panggil Adit saat Adis akan masuk ke kamarnya. Kamar mereka memang sengaja di buat berdampingan. "Ya Dit?" Adis menatap Adit dengan sebelah tangannya berasiap membuka knop pintu kamarnya. "Emm, gue pinjem tugas fisika lo dong," jawab Adit sedikit ragu, Adis menaruh kedua tangannya di pinggang dan menaikan satu alisnya masih menatap Adit. "Tumben lo pinjem tugas gue? Biasanya lo kan juga rajin Dit" "Hehe," Adit nyengir gaje, "buku tugas gue ketinggalan di sekolah, tadi mau ambil tapi lupa," Adit menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Adis terkekeh geli "bentar ya," Adis masuk ke kamarnya lalu kembali keluar memberikan buku tugasnya pada Adit. Tidak seperti Mamanya dan Om mereka, Alan, yang bisa so sweet sebagai saudara kembar, Adis dan Adit memiliki cara mereka sendiri menunjukan rasa sayang pada saudara kembar mereka. Paginya seperti biasa Adis berangkat bersama Adit ke sekolah, kali ini atas permintaan Adis, Adit ke sekolah memakai ninja hitam kesayangannya, katanya Adis sih biar lebih cepat padahal jika mengendarai mobil juga ngga akan terlambat. "Dis kayaknya ada pertunjukan tuh di lapangan basket," ujar Adit saat mereka tengah berjalan di koridor samping lapangan basket outdoor sekolah mereka. "Yuk lihat," ajak Adis menarik tangan Adit menuju kerumunan siswa yang ada di lapangan, saat Adis dan Adit tiba, Edo dan Aldric juga baru sampai di belakang kerumunan siswa SMA ini. "Ada apa nih??!!" Seru Adis setengah berteriak agar semua mendengarnya. Mereka yang kenal siapa Adis segera memberikan jalan untuknya menuju ke sumber keributan pagi ini. Adis dan genknya masuk melewati kerumunan menuju asal sumber pertunjukan ini. "LO?!" pekik Adis saat tahu siapa dalang dari keributan pagi ini. Kevan dengan santai menatap Adis yang juga menatapnya dengan tatapan tak terbaca, atau mungkin terkejut karena seorang siswa baru sudah membuat kehebohan di hari keduanya bersekolah. "APA TIDAK ADA GURU DI SINI?!!" pekik Adis sambil menatap siswa yang masih berkerumun. Beberapa siswa kompak menggeleng, Adis menatap jam tangannya, masih jam 7 dan sekolah mulai pukul setengah 8 tapi sudah banyak siswa yang hadir sedangkan guru belum terlihat. "Lo lupa Dis? Nih lapangan kan jauh dari kantor guru," ucapan Edo membuat Adis menepuk keningnya. "Oke," bisik Adis pada Edo. "Lo ngapain pagi-pagi bikin ulah di sini?" Tanya Adis kembali fokus pada Kevan yang sepertinya sedang mengerjai seorang siswa kutu buku. "Lo ngga usah ikut campur!" Kevan menudingkan telunjuknya pada Adis, "ini urusan gue sama makhluk ini!" "Jadi lo mau sok berkuasa di sini dengan menindas siswa yang lebih lemah dari lo??!!" Emosi Adis mulai terpancing karena tudingan Kevan.  Kevan tersenyum miring, melepas kerah baju siswa yang tadi ia cengkram, berjalan menuju Adis. "Kalau ia kenapa Princess Adis?" Sindir Kevan membuat Adis semakin geram. "Lo-" Adis menudingkan jarinya seperti yang tadi di lakukan Kevan padanya, "ngga punya hak buat sok di sekolah ini, semua di sini punya hak sama dan lo ngga berhak menindas meskipun IQ lo mengalahkan Einstein dan kekayaan lo mengalahkan Bill Gates!! Gue ngga akan segan ikut campur selama lo berulah di sini!!" Adis membalikan badannya bersiap beranjak, kerumunan siswa masih belum berkurang dan sekali lagi Adis memekik, "NGAPAIN KALIAN MASIH DI SINI, INI SEKOLAH BUKAN TEMPAT SIRKUS!! BALIK KE KELAS KALIAN!!" Tanpa babibu semua siswa berlari meninggalkan lapangan menuju kelas masing-masing begitu pula siswa yang tadi di tindas Kevan. Kevan masih diam di tempatnya, Adis dan genknya yang masih menatap Adis dengan tatapan 'Wow' beranjak dari lapangan menuju kelas mereka. 'Cewe unik' gumam Kevan dan tersenyum miring lalu ikut beranjak menuju kelas. "Lo tadi pagi ribut sama Bandit crew ya?" Tanya Ray --teman sebangku Kevan-- saat mereka sedang berada di kantin, ya sekarang jam istirahat dan kantin jadi lokasi pertama berkumpulnya para siswa untuk memuaskan cacing diperut mereka. "Bandit?" Tanya Kevan dengan nada bingung. "Adis," lanjut Ray agar Kevan paham maksud Ray. "Oh, ya mereka ikut campur tadi pagi."  Ray menghela nafasnya, "ya iya kalo lo seenaknya di sini mereka pasti ikut campur," timpal Ray. "Memang mereka siapa?" Kevan memasang wajah bingungnya. "Yang lo lawan tadi pagi si Radistya alias Adis, dia dan saudara kembarnya Raditya atau Adit biasa di sebut Bandit kembar kalau di tambah Alfredo atau Edo sepupu mereka dan Aldric atau Al jadilah Bandit Crew, dan mereka paling ngga suka sama siswa yang bertindak seenaknya di sekolah terutama Adis," terang Ray, Kevan hanya ber-oh-ria. "Memangnya si Adis itu populer di sini? Kayaknya semua siswa tadi pagi nurut gitu," tanya Kevan lagi. "Dia ketua genk Bandit, ketua Karate sekolah dan kapten Basket putri jadi pasti banyak yang kenal, dia cantik tapi tomboy, dia juga cerdas, dengar-dengar orangtua mereka yang dulu sekolah di sini juga most wanted sekolah jadi ngga heran kalau nurun ke anak-anaknya." Kevan mengangguk mengerti, 'menarik' gumamnya dalam hati. ***

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

Because Alana ( 21+)

read
360.6K
bc

Undesirable Baby 2 : With You

read
162.0K
bc

Love Match (Indonesia)

read
173.5K
bc

PEPPERMINT

read
370.0K
bc

Everything

read
278.4K
bc

Skylove (Indonesia)

read
109.5K
bc

I Love You, Sir! (Indonesia)

read
261.0K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook