Prolog
Aku gadis tomboi bernama Arista Puspita Danuarja putra Rendi Danuarja dan Nuning, orangtuaku semua PNS, bapak bekerja jadi Guru diSMA Negeri di Malang sedang Ibu pekerja di Puskesmas Malang, teman masa kecilku bernama Arga Dewantara putra Devan Dewantara seorang CEO diperusahaan terkenal sedang istrinya Fani Oktora pemilik butik terkenal dan desainer kondang, tapi mereka berdua sangat tidak sombong malah milih beli rumah biasa yang dekat dengan orang tuaku, sejak kecil aku dan Arga sering bertengkar karena Arga anaknya lelet, aku ngk suka cowok lelet, makanya sejak kecil dia ku bully dan dia suka nangis. Ternyata setelah dewasa dia tampan, atletis dan bisa berkelahi. Kalau aku tetap saja tomboi pakai celana panjang jins dan atasan kaos rambut dikuncir kuda dan tidak pernah merias wajah kayak cewek-cewek yang lain. Aku tahu Arga suka gadis seksi, anggun dan feminim tapi itu tak membuat diriku merubah diri. Prinsip ku Arga sudah kenal aku sejak kecil ya seperti ini
Pagi-pagi setelah sarapan aku langsung kerumah Arga pingin berangkat bareng sama Arga.
Sampai didepan pintu aku mengucap salam,"Assalamualaikum Tante"
"Wa alaikumsalam sayang masuk", kata tanteku yang cantik
"Udah sarapan", tanyanya
"Udah Tante",, jawabku
"Ya udah nanti berangkatnya bareng Arga aja", katanya,
"Iya Tante", terimakasih
Ku mendengar langkah menuruni tangga, ku mendongakkan kepala dan terkesima dengan penampilan Arga, bawahan celana biru atasan kotak-kotak dengan warna senada, tampak pad ditubuhnya
Pagi sayang ayo sarapan sini, kata Tante
Iya ma sambil menggeser tempat dan lalu duduk dan mengambil nasi lauk setelah menyuapkan di mulutnya tanpa banyak bicara
Selesai dia berpamitan pada orangtuanya dan mencium telapak tangannya, aku juga ikutan mencium telapak tangan Om dan Tante
Pamit dulu Tante,,"Assalamualaikum", kataku
"Wa alaikumsalam", jawab mereka serentak
Tanpa permisi aku mendahului Arga dan duduk disamping kemudi, dia langsung menuju kemudi menjalankan mobil sportnya menuju jalan raya, setelah sampai diparkiran kampus, dia keluar dari mobil tanpa mengajak aku, dia diam saja seolah-olah aku dianggap angin lalu
Aku mendengus kesal dan keluar mobil mengejar Arga, tapi Arga cuek aja
Kita sampai di lapangan basket, teman-teman Arga menunggu
"Arga ada mahasiswi baru lho, tipe kamu banget", ujar Topan sambil melirik sinis ke aku
"Benarkah", kata Arga sambil matanya berbinar bahagia
"Pasti dia mau cari pacar karena pingin menghindar dari aku"0batinku
"Tapi ngk bisa aku akan menghalangi semua jalanmu Arga", kata hatiku
"Itu dia Ar", Arga menoleh dan melihat gadis cantik seksi, anggun, cantik bak model, matanya berbinar ceria ketika melihat si mahasiswi baru itu
"Namanya", tanya Arga.
Belum sempat ada yang menjawab, si mahasiswi baru berjalan ke arah Arga dengan meliukkan tubuhnya sambil tersenyum ke arah Arga
"Hei, aku Sonya", katany sambil mengulurkan tangannya
"Aku Arga", kata Arga sambil menjabat tangan Sonya dengan erat dan enggan melepasnya. Mereka saling bertatapan tanda saling tertarik satu sama lain. Aku mengurai jabatan tangan mereka sambil berkata,,"jangan lama-lama nanti bisa nyetrum".
Emg dia siapa Ar, kayaknya ngk rela lihat aku dekat kamu, katanya sambil dagunya menunjuk kearahku
Aku emaknya, maka kalau pingin jadi pacar anakku harus melalui seleksi, jawabku ketus
Teman-teman Arga pada tersenyum miring kearahku
Wah kayaknya kamu akan terbebas dari mimpi buruk Ar, kata Bima
Yang mimpi buruk itu kamu Bin, kataku ketus
Oh ya nama kamu siapa, tanya Sonya kearahku
Kenalkan emaknya Arga, Nini Thowok, celetukku ngawur
Ha ha ha, Sonya ketawa lepas, aduh kamu lucu banget, o ya emak, aku minta ijin bisa ngk hari ini aku pergi nonton sama Arga, tanyanya
Boleh jawabku, asal aku juga ikut, gimana, tanyaku sambil menarik turunkan alisku
Apa, tanya teman-teman Arga serempak
Apaan sich RI, kamu mau mempermalukan dirimu, tandas Arga kesal
Siapa sich Ar yang mau mempermalukan diriku sendiri, jawabku
Ni cewek juga aneh sich baru kenal udah berani ngajak nonton, itu luar biasa, ini Indonesia, , bukan luar negeri jangan disamakan , kataku ketus
Wajah Sonya langsung memerah bak tomat yang mau di sambal, dia cuma diam sambil menundukkan pandangannya
Semua kaget dengan kata-kataku yang terus terang, mereka ngk menyangka akan perkataan ku
Udahlah RI, kata Arga sambil mengambil tanganku dan menyeretnya menjauh dari tempat itu menuju kelas, dia diam saja tanda sangat marah. Masak kata-kataku tadi keterlaluan, tanyaku dalam hati
Biar saja Arga marah, nanti dia juga akan lupa dengan marahnya, batinku
Arga menempati kursi jauh dari aku, dia diam saja sambil main ponsel
Aku juga ngk ambil pusing, dia mau marah terserah, batinku
Semua mahasiswa mahasiswi pada masuk kelas, ternyata Pak Danu Dosen killer datang, dia memberi salam, Assalamualaikum gimana keadaan di pagi ini , anak- anak, tangannya
Baik Pak, jawab semuanya
Kita akan mulai pelajarannya, dibuka hal 37, Pak Danu menjelaskan dan mendengarkan dengan seksama dan mencatat hal yang penting, setelah 1 jam mata kuliah Pak Danu selesai, beliau memberi tugas dan dikumpulkan pertemuannya selanjutnya.
Oke saya akhiri kuliah saya hari ini, Assalamualaikum, kata Pak Danu dan keluar kelas
Wa alaikumsalam, jawab kami serempak
Kulihat Arga berdiri dan melangkah menuju keluar kelas, mungkin dia mau mencari gadis incarannya, aku cuma memperhatikannya, aku menyelesaikan tugas Pak Danu biar dirumah bisa santai
Baru mengerjakan no 3 tiba-tiba ada yang memanggil namaku
Ari kamu pulang bareng aku ngk? tanya Arga dingin kearahku
Ngk usah aku nanti naik angkot saja, balasku cuek juga
Dia kaget sambil mengernyitkan matanya, terserah kamu aja, tapi jangan mengadu ke mama, tandasnya
Siapa yang mengadu, protesku ngk ada untuknya bagiku, kataku sewot
Alah jangan sok baik, tandasnya
Maksud kamu Ar, cerca ku ngk suka'
Kamu tukang ngadu ke orang tua aku, tegasnya
Aku menatapnya sambil melonggo, kesal rasanya dituduh sesuatu yang tidak kulakukan
Terserah, kataku dingin dan datar
Dia berlalu pergi entah kemana.
Selesai tugasku aku keluar kelas dan menuju pintu gerbang kampus, ditengah jalan aku bertemu Sonya dan temannya
O emaknya Arga, kemana anaknya ngambek makanya ditinggal, cerca Sonya dengan sinis
Nah betul kan kalau Sonya gadis ngk baik, cuma didepan Arga aja sok alim padahal judes, galak dan jahat. Makanya dari pertama ketemu aku sudah ngk suka melihatnya.
Akan ku buka kedok mu didepan Arga, Sonya, batinku
Dasar wanita jalang, suka tebar pesona
didepan Arga sok alim dibelakang ternyata seperti ini kelakuannya
Sonya kita ke klub ya nanti malam, kata Caca
Boleh jam berapa tanya Sonya
Jam 7 kita langsung ketemu disana ya, balas Caca
"Oke", jawab Sonya
"Kalau wanita baik-baik tidak akan pergi ke klub malam", batinku
Ya udahlah bukan urusanku, batinku
Aku langsung menyeberang jalan untuk mencegat angkot, tidak berapa lama angkot tiba aku langsung naik, sampai taman, aku turun karena pingin penyegaran, menghilangkan rasa suntuk, aku duduk di bangku taman sambil melihat-lihat sekeliling, dan kulihat Arga dan teman-temannya ada diseberang sana sedang bercanda dan ngobrol dan disitu juga ada ulat bulu si Sonya, heran cepat banget dia nyampai disini
Mereka melihat kearahku dengan tatapan cuek dan senyuman sinis, termasuk Arga dia tak menghiraukan aku sama sekali, akhirnya aku mendekat ke arah mereka dan menyapa, hai semua, rupanya disini, kataku sambil melambai tangan kearah mereka, tapi tidak satupun yang membalas sapaan ku, aku dicuekin sama mereka. Kalau gitu aku akan melanjutkan perjalanan, kataku cuek sambil berjalan menjauhi mereka, sampailah aku ke tempat kesayanganku, dibawah pohon yang rindang dan menatap sejuknya danau ini, membuat hati terasa nyaman, duduk dibawah pohon sambil memejamkan mata menghirup udara yang sejuk, sungguh membuat perasaan nyaman.
Menghilangkan kesal dan marah yang datang ketika dicuekin sama Arga, sakit banget, air mata keluar dari mataku, segitu benci kah Arga padaku, apa aku cewek yang malu sudah disakiti, dikatain dan dimarahin berkali- kali tapi tetap ingin dekat selalu sama Arga, karena dia cinta masa dulu dan masa sekarang bagiku, tapi ngk tahu dengan Arga, dia menganggap ku ada atau tidak. Kalau saja cewek yang dia suka bukan Sonya tapi cewek lain mungkin aku akan iklhas melepaskannya dan ngk akan menganggu hubungan mereka tapi ini si Sonya yang sangat licik, bisa bermuka seribu takutnya Arga akan terperangkap dalam pesona Sonya .
Kulihat rombongan Arga dan Sonya beranjak dari tempat nongkrong mereka, mereka berjalan meninggalkan taman tanpa menoleh kearahku, oke ini sudah waktunya aku menjauhi Arga, aku tak ingin terus disakiti oleh kata-katanya, aku berjanji pada diriku sendiri tidak akan pernah muncul dihadapan Arga, sumpahku dalam hati sambil meneteskan air mata.Ketika aku mendongak keatas mendung bergelayut, aku berlari lewat jalan pintas setapak menuju rumahku.
Arga, Sonya ayo keburu hujan, teriak Clara.
Sambil bergandengan tangan kami berlari menuju mobil, ku bukakan pintu belakang buat Sonya, setelah aku buka pintu depan untuk duduk disamping kemudi yang diduduki oleh Dimas
Tiba-tiba aku teringat Ari ketika hujan turun dengan derasnya, ada sesak di d**a ketika kulihat luka dimatanya yang telah ku torehkan, aku mengambil nafas untuk menghilangkan rasa sesak itu
Ar, sapa Dimas
Hmmm ada Dim
Karena rumahmu yang paling dekat, ku antar kamu dulu, tanyanya
Iya boleh, aku cepat istirahat, kata Arga sambil menyandarkan kepalanya
Kamu ngk apa-apa kan Ar, tanya Sonya begitu khawatir
Ngak pa-pa kok, nanti mandi udah segar lagi, kata Arga
Mobil sampai pintu gerbang rumah Arga, pak satpam membawakan payung buat tuannya. Sambil membuka pintu gerbang pak satpam memberikan payung pada tuannya
Ini tuan payungnya, katanya sambil membungkuk hormat
Makasih bang, kata Arga sambil tersenyum
Aku duluan kalian hati-hati dijalan, kata Arga sambil melambaikan tangannya
Lalu Arga masuk pekarangan menuju pintu utama rumahnya, setelah itu langsung menuju kamarnya, sampai kamar masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri selesai membersihkan diri dia menuju balkon kamarnya dan melihat Ari dengan baju basah kuyup berlari menuju rumahnya. Arga kaget dan dadanya terasa terhimpit benda yang begitu besar melihat teman masa kecil sampai sekarang berlari dengan baju basah tanpa ia sanggup menolong teman kecilnya itu.
Pasti besok ia sakit panas, gumamnya, karena Arga tahu Ari tidak tahan air hujan, kenapa tadi tidak ku ajak pulang sekalian, ngapain repot-repot, egonya keluar, salah sendiri ngk langsung pulang, dongkolnya.Setelah itu Arga turun untuk makan malam sendiri, karena mama dan papanya lagi ke luar negeri. Selesai makan dia masuk kamar dan mengerjakan tugas tapi belum berapa lama telpon berdering ternyata Sonya
Ia geser tombol ke warna karena dia lagi meladeni siapapun yang nelpon.Lalu dia mematikan hpnya, lalu dia melanjutkan tugasnya lagi tapi ngk bisa konsentrasi lagi-lagi kepikiran cewek tomboi, kamu lagi ngapain, kamu baikan kan, batin, karena ngk tenang dia keluar rumah menuju rumah Ari.Ia ketuk pintu dan mengucapkan salam, Assalamualaikum, teriaknya
Tapi sepi tak ada jawaban, aduh semakin deg-degan hati Arga, Ari Ari Ari teriaknya
Dia mendengar suara langkah kaki yang diseret, Lalu pintu dibuka dan muncullah wajah pucat pasi sedang menatap Arga kaget.
Ada apa, tanyanya lemah
Kamu sakit, kata Arga sambil meraba kening Ari dan panas
Aku antar ke dokter, kata lagi sambil menuntun Ari untuk duduk, gadis itu menurut saja
Arga mengambil mobil di garasi Ari dan turun untuk mengajak Ari, dia masuk dan melihat Ari tertidur disofa, tanpa banyak bicara dia angkat tubuh Ari dan dia dudukan disamping kemudi, lalu dia balik lagi untuk mengunci pintu.Setelah itu menuju mobil lagi dan menjalankan mobilnya menuju rumah sakit yang terdekat. Mereka sudah sampai diparkiran rumah sakit, Suster teriak Arga sambil mengendong Ari, bawa sini tuan, kata suster
Baik, jawab Arga
Suster memeriksa keadaan Ari, dan berkata dia tidak apa-apa cuma dan kayaknya belum makan, jawab suster. Bisa tebus obatnya dan dia bisa langsung dibawa pulang, kata suster
"Apa ngk perlu nginap, sus?", tanya Arga
"Ini dokter Rani yang akan memeriksa teman anda, betul yang dikatakan suster, teman anda tidak apa-apa, cuma kecapean dan belum makan", kata dokter Rani
"Anda tebus obatnya dan ini resepnya setelah itu bisa anda bawa pulang", terang dokter
"Baik dokter saya akan menebus obat tolong titip teman saya", kata Arga
Suster sama dokter cuma mengangguk
Selesai menebus obat Arga kembali dan menggendongnya menuju parkiran dan mendudukkan Ari disamping kemudi lalu Arga menuju sampingnya. Setelah dia menjalankan mobilnya menuju rumah Ari
Arga membopong Ari menuju kamarnya dan menidurkan Ari ditempat tidur
"Terimakasih atas bantuannya", kata Ari lirih
"Kalau ngk tahan hujan jangan dipaksakan, kamu bisa berteduh dulu", katanya
"Iya tadi terpaksa karena aku lapar pingin cepat sampai rumah" jawabku lirih
"Ya udah, udah terlanjur mau gimana lagi, kalau gitu istirahatlah, aku mau pulang dulu", lanjut Arga
Ya sekali lagi terimakasih, jawabku lirih
Jangan lupa diminum obatnya, kata Arga sekali lagi sambil membuka pintu dan keluar dari kamarku
Aku bangun dan turun kebawah untuk membuat teh dan minum obat setelah selesai aku keatas lagi dan ngantuk mendera dan tertidur
Pagi ponsel aku berbunyi ternyata bunda dan tanya gimana keadaanku, kukatakan kalau aku baik-baik saja.
Baiklah kalau begitu bunda ngk perlu khawatir dengan keadaanmu, anakku
Bunda selesaikan saja kerjaannya, jangan khawatirkan aku, kataku
Iya anakku jangan lupa minum obat dan makan teratur, nasehat bundaku
Baik bundaku sayang, udah dulu ya bunda, Assalamualaikum, kataku
Wa alaikumsalam, jawabnya sambil mematikan ponselnya
Aku masuk kekamar mandi untuk membersihkan diri setelah turun kebawah untuk sarapan dan minum obat.Sejak pulang tadi malam sampai pagi ini Arga tidak menanyakan kabarku sama sekali. Aku juga tidak ada niat untuk menghubunginya walaupun aku sangat kangen sama dia, gengsi karena aku telah berjanji pada diriku sendiri untuk tidak mengganggunya dan tidak menampakkan diriku dihadapannya
Selesai minum obat aku naik keatas lagi untuk merebahkan tubuhku yang masih agak lemas. Sambil rebahan diriku menatap langit-langit rumah mengenang masa kecilku bersama Arga. Arga kecil sangat cengeng dan penakut sering di-bully sama teman-temannya, aku sejak kecil tomboi suka berkelahi selalu membelanya
Waktu SD kami satu sekolahan, Arga dari kecil sudah kelihatan ketampanannya banyak cewek-cewek yang suka sama dia tapi mereka tidak berani mendekat karena aku selalu ada didekat Arga. Aku selalu menilai cewek mana yang bisa dekat dengan Arga. Kadang Arga marah atas posesifnya aku pada dirinya, dia selalu protes dan lapor ke orangtuaku dan orangtuanya karena ketidaksukaannya atas sikapku. Tapi aku cuek aja dan ku abaikan nasihat orangtuaku dan orangtuanya Arga. Pokok tidak boleh ada cewek yang dekat dengan Arga kecuali sama aku biarpun Arga sering protes terhadapku
Suatu hari disekolah SD ada murid baru seorang cewek, cantik, kulitnya putih, rambutnya hitam lurus dan anggun serta elegan, sepertinya anak orang kaya.
Cewek itu berdiri didepan kelas dan memperkenalkan diri
Nama aku Cika, suaranya lembut dan merdu
Selamat datang Cika, kata kami rame-rame
Makasih teman-teman, katany sambil tersenyum menunjukkan lesung pipinya
Arga terus memandangnya dan berkedip, kelihatan banget kalau dia tertarik sama Cika
Arga, bisik ku
Kenapa sich jangan ganggu aku, bentaknya
Apa dia membentak ku karena aku ganggu
Kamu suka sama Cika, tanyaku tidak suka
Terserah aku mau suka atau tidak bukan urusanmu Ari, tekannya sambil pergi menjauh dariku dan mendekati Cika yang masih berdiri didepan kelas
Lalu Arga menggandeng tangan Cika menuju tempat duduknya
Kamu duduk di sebelahku ya Cika, kata Arga sambil tersenyum manis
Apa boleh, tanya Cika membalas senyum Arga
Lho Ar, aku duduk dimana, tanyaku
Kamu cari tempat duduk lain, katanya berdiri dan mengambil tasku dan dilempar kearahku
Karena tidak pingin malu sama teman-teman , aku mengambil tas dan pindah dibelakang
Sakit banget hatiku atas perlakuan Arga terhadapku, tapi mau gimana lagi karena suka
Tiap hari Arga dan Cika selalu bersama dan Arga mengabaikan ku baik disekolahan maupun dirumah, aku selalu sendiri tidak satu teman pun yang mau dekat denganku
Ketika pulang sekolah bunda tanya,.kok sendiri Di, mana Arga
Dia sama teman barunya bunda, jawabku sambil masuk rumah
Assalamualaikum, sepertinya suara Tante dan Om
Wa alaikumsalam, balas bunda dan ayah
Hei ada apa ini kok kesini berdua, tanya bundaku
Ini Arga tidak mau makan dan keluar kamar, jelas om
Kenapa, apa yang terjadi, tanya ayah
Ya itu dia ditanya cuma nangis aja ngk mau menjawab, kata om
Mungkin Ari tahu permasalahannya, jawab bunda
Ari, panggil bunda
Iya bunda, ada apa, tanyaku sambil turun kebawah
Ada masalah apa dengan Arga, dia ngk mau makan dan tidak keluar kamar cuma nangis aja, jelas Tante
Mungkin pacarnya mau pindah Tante, jawabku, dia lagi patah hati kan baru satu bulan Tante mereka sangat dekat, jelasku lagi
Oooooo, jawab mereka serempak
Bantu Tante dan Om untuk membujuk Arga pinta Tante
Ngak mau, jawabku
Lho kenapa, tanya om sambil menatapku heran
Dia udah ngk berteman dengan aku om, jawabku
Masak gitu Di, tanya ayah
Iya ayah dia duduknya sama Cika murid baru itu, kemana-mana mereka selalu berdua dan Arga ngk pernah mau menyapaku, jawabku dengan bibir mengerucut
Ayolah sayang, tolong Tante bujuk Arga biar dia mau makan, pinta Tanta
Ngak ah Tante, aku benci sama Arga, dia bukan teman aku lagi, Jawabku sambil menundukkan kepala
"Kalian kan dilahirkan bareng, kemana-mana selalu berdua, masak kamu udah ngk sayang sama Arga", tanya Bunda
Aku diam saja dan tidak menjawab pertanyaan bunda
"Om dan Tante minta tolong sama kamu sayang, mau ya", tanya om dan Tante
"Baiklah Tante, Ari akan coba membujuk Arga", jawabku pelan biar hati dongkol atas kelakuan Arga
"Terimakasih sayang", kata Tante sambil mengelus puncak kepalaku
"Kalau begitu kami permisi dulu sekalian aku bawa Ari", pamit om dan Tante
"Iya tolong titip anakku, kalau nakal jangan segan-segan memarahinya", jawab ayah
"Ayah, aku kan ngk nakal", protesku
"Iya iya putri ayah dan bunda emang gadis baik", jawabnya sambil tersenyum
"Kalau begitu Ari pergi dulu ya bunda dan ayah", kataku sambil mencium tangan ayah dan bunda
'Iya hati-hati anakku', jawab mereka berdua
Lalu om dan Tante menuntunku dan berjalan kearah rumah mereka yang gang 5 rumah dari rumahku.
Sampai dirumah aku diajak menuju lantai atas menuju kamar Arga
"Arga Arga teriakku, Cemen, cengeng, pasti Cika ngk akan suka lihat kamu seperti ini", teriakku
Pintu kamar terbuka dan keluarlah Arga dengan berlinang air mata, matanya sembab mungkin kebanyakan nangis.
"Ngapain nangis, ini jaman teknologi kan kamu masih bisa menghubungi cika mu walaupun jauh", jawabku dengan sebal
"Emg bisa", tanyanya tak percaya sambil mengelap air matanya
"Ya bisalah, kamu kan punya ponsel minta nomer ke Cika biar kalian bisa berhubungan terus", tandasku
"Udah jangan banyak mikir", kataku sambil memegang tangannya dan ku ajak turun ke bawah menuju meja makan
Kutarik satu kursi untuk Arga dan ku bimbing dia untuk duduk lalu aku ambilkan nasi serta lauk kesukaannya.
Setelah kuambil satu sendok nasi dan lauk ku suap kan kemulutnya
"Ha ha", kataku
Dia membuka mulutnya dan kumasukkan nasi dan lauknya.Dia mengunyah dengan diam tanpa bicara.
Satu piring akhirnya habis masuk ke perutnya
"Mau ikut aku ngk?", tanyaku
"Kemana", tanyanya sambil menatapku
"Kita ke sungai untuk mancing, gimana", tanyaku sambil menarik turunkan alisku
"Oke, setuju", katanya sambil tersenyum ceria.
"Kalau aku dapat lebih banyak, kamu harus memenuhi permintaanku", katanya
"Oke, setuju", jawabku sambil mengangkat tangan untuk tepuk.
"Non non bangun udah siang nich", teriak mbok nur
"Ya mbok, ah mbok memutuskan mimpi masa kecilku bareng Arga.Semoga saja mimpi itu berlanjut nanti malam", batinku
Aku masuk kamar mandi cuci muka dan turun ke bawah, mbok nur sudah menyiapkan makan siang. Setelah itu aku makan dan minum obat.
Kegiatanku hari ini sungguh membosankan, besok aku harus masuk.